Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lingkungan Tempat Tinggal Menjadi Cerminan Diri Kita!
20 Oktober 2024 4:46 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Faradila Subarman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menelaah Perbandingan Daerah Cisauk dengan Gading Serpong, Kabupaten Tangerang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“The Earth is what we all have in common.” – Wendell Berry
Pada topik pembahasan ini, isi dari artikel akan berfokus mengenai bagaimana kondisi wilayah Cisauk dan Gading Serpong yang sebenarnya masih berdekatan tetapi memiliki suasana yang jauh berbeda. Apakah itu terjadi karena ulah para penduduknya? Atau ada faktor lain? Yuk kita bahas lebih lanjut!
Manusia vs Lingkungan
Interaksi manusia dengan lingkungannnya tentulah dapat terjadi, entah secara langsung maupun tidak langsung. Seperti kita yang membuang sampah tidak pada tempatnya, sehingga perlahan lingkungan akan kotor. Lalu penggunaan kendaraan pribadi berlebih yang memengaruhi tingkat polusi udara serta menyebabkan kemacetan merupakan beberapa contoh dampak dari tingkah laku yang kita buat. Jika dilihat dalam kacamata psikologi lingkungan, Steg dan de Groot (2019) menyebutkan bahwa interaksi yang terjadi dengan manusia dan lingkungannya akan memengaruhi kualitas hidup serta lingkungan yang ia tinggali.
ADVERTISEMENT
Keputusan yang sering kita anggap remeh bahkan sepele bisa saja memiliki dampak yang besar (Steg & de Groot, 2019), seperti membuang bungkus permen ke jalanan sembarangan atau bahkan pemilihan moda transportasi yang sebenarnya berjarak dekat tetapi kita memilih untuk naik kendaraan bermotor pribadi ketimbang berjalan kaki. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Bonnes & Bonaiuto (2002) dalam buku terbitan mereka menyebutkan bahwa lingkungan perkotaan yang padat dan beriorientasi pada kenyaman lama-kelamaan akan mengarah pada pergerseran perilaku penduduknya yang kurang ramah lingkungan. Oleh karena itu, mari kita telaah lebih lanjut dengan kehidupan nyata di wilayah Cisauk dan Gading Serpong!
Masih Menyatu dengan Alam : Bagaimana Kehidupan di Cisauk dan Penduduknya?
Cisauk merupakan wilayah di daerah Kabupaten Tangerang yang berada ditengah-tengah lingkungan semi-urban dan area hijau. Jika berkunjung kesana dan berkelana menuju daerah pinggiran Cisauk, masih terlihat banyak sekali sawah dan kebun-kebun yang dikelola oleh penduduknya. Namun, dibagian tengah kota banyak warga yang mengeluhkan beberapa masalah. Dilansir dari Halo Banten pada tanggal 29 Desember 2023 terjadi banjir yang membuat beberapa wilayah terkena dampaknya, seperti Kampung Cibelut, Desa Cibogo yang diduga terjadi karena adanya apartemen bertingkat yang dibangun berdampingan dengan pemukiman penduduk sehingga daerah resapan makin berkurang dan pembuangan limbah sampah dari apartemen tersebut yang langsung mengalir ke Sungai Cisadane (Jekarsih, 2023). Kemudian, Detik.com memperlihatkan bahwa wilayah Cisauk, khususnya di desa Cibogo memiliki kualitas udara yang sangat buruk diakibatkan oleh polusi dari kendaraan bermotor (Lokontoro, 2023). Dalam wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada salah satu penduduk yang tinggal di Komplek Metro Serpong, Desa Cibogo yaitu EA 28 tahun, ia menyebutkan bahwa bukan hanya perihal isu lingkungan banjir dan polusi udara, tetapi kemacetan di jembatan layang yang berada didekat stasiun Cisauk.
ADVERTISEMENT
“Kalau sudah jam 8 pagi, itu macet di depan Citra Garden Serpong membludak sampai di lampu merah Pasar Modern Intermoda dan tidak ada yang mengalah, bawa motornya pada bar-bar ditambah suara klakson yang bising banget tuh kadang”
EA lanjut menuturkan kondisi daerah tersebut selama ia tinggal disana.
“Mana banyak banget truk-truk besar yang lewat terus debunya bisa bikin sepatu putih jadi hitam warnanya, saking pasir yang dibawa truknya terbang karena angin”.
Urban Life, Kota Modern, dan Perilaku Warga Gading Serpong
Sementara, Gading Serpong yang merupakan kawasan urban modern dengan fasilitas umum yang lengkap, mulai dari terminal suttle bus, mall, perumahan pun ada. Hal tersebut sebenarnya berbanding terbalik dengan Cisauk, warga disana sangat memanfaatkan fasilitas umum yang disediakan. Kemacetan jarang terjadi karena gaya hidup dan masyarakat urban yang peka dengan kondisi lingkungan. Gading Serpong memiliki ekosistem yang dapat dibilang cukup bersih, ditunjukkan dari sampah yang jarang sekali terlihat berserakan ditempat-tempat umum. Penerapan green development menjadi salah satu faktor mengapa Gading Serpong dapat menjadi hunian yang nyaman bagi para warganya. Pengembang Gading Serpong, yaitu Summarecon Serpong sudah menerapkan konsep green development sejak tahun 2008 dimulai dengan desain perumahan ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kayu dan menggantinya dengan bahan alumunium serta baja ringan (Soffi, 2019). Lampu jalanan yang ada disana pun memanfaatkan tenaga matahari berupa solar panel untuk mendukung gerakan green development.
ADVERTISEMENT
Ruang terbuka hijau pun banyak sekali ditemukan, entah sebagai fasilitas taman bermain anak atau sekedar taman untuk duduk-duduk santai. Sama seperti pembahasan mengenai Cisauk di atas, penulis ingin mencari tahu lebih dalam mengenai wilayah Gading Serpong dengan mewawancarai salah satu warganya DK seorang ibu rumah tangga berusia 31 tahun. Ia menuturkan beberapa hal sebagai berikut.
“Disini tuh warganya karena mungkin kebanyakan anak muda ya, kayak pasangan muda yang memang mencari rumah yang istilahnya sehat ya buat anak mereka soalnya masih pada bayi juga”
Dilanjut dengan DK yang menjelaskan mengenai pengelolaan sampah rumah tangga di komplek tempat ia tinggal dan banyak taman terbuka hijau untuk anaknya bermain.
“Iya, kalau dicari taman buat main anak disini tuh banyak banget, tapi kalau sampah sih saya jarang liat ya soalnya kalau dikomplek saya sendiri tuh emang disuruh menyortir sampah mandiri, kayak yang mana sampah kering dan basah, organik dan non organik, jadi enak deh”
ADVERTISEMENT
DK menganggap untuk saat ini selama 3 tahun ia tinggal di wilayah Gading Serpon, belum ada keluhan perihal kualitas udara, ia merasa disana kualitasnya masih jauh lebih baik daripada daerah ibukota.
“Kualitas udara ya, kalau itu masih nyaman sih apalagi kalau pagi soalnya banyak pohon-pohon besar disini”
Perbandingan Cisauk dan Gading Serpong
Konsep place attachment sangat berpengaruh pada tingkat kepuasan kuliatas hidup seseorang (Steg & de Groot, 2019). Pada wilayah pertama yaitu Cisauk memang masih ada beberapa lingkungan yang belum tersentuh pembangunan, tetapi di daerah pusatnya sangatlah penuh penduduk dan populasi udara yang buruk, sama seperti yang disebutkan oleh salah satu warga yang tinggal disana yang mana hal tersebut akan mengurangi ikatan individu dengan lingkungannya dan membuatnya cenderung mengalami environmental stress akibat kebisingan dan polusi udara sehingga berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, warga Gading Serpong yang memiliki banyak ruang terbuka hijau, udara yang sedikit masih baik, dan pohon-pohon besar disekitarnya membuat keterikatan emosional warganya dengan lingkungan tempat tinggal masih tinggi dan berdampak pada kesejahteraan hidup (Steg & de Groot, 2019). Didukung oleh Roszak, Gomes, dan Kanner (1995) menyebutkan bahwa lingkungan yang berada dekat dengan manusia berdampak langsung pada kesehatan mental dan emosi seseorang, adanya keterikatan dan interaksi para warga Gading Serpong dengan lingkungan yang hijau dan asri akan memperkuat keterikatan dan kesejahteraan hidup para warganya
Maka dari itu, dari topik yang sudah dibahas menunjukkan bagaimana perbedaan perilaku dan pilihan lingkungan mencerminkan nilai serta diri kita. Memahami hubungan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku kita, membuat kita lebih perhatian lagi dan membangun kesadaran untuk menciptakan lingkungan yang baik guna mendukung kesejahteraan dan kesehatan kita.
ADVERTISEMENT