Konten dari Pengguna

Tren “We Listen and We Don’t Judge” di Media Sosial, Apakah Merusak Pertemanan?

Farah Kamila Murban
Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
15 Desember 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farah Kamila Murban tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Media sosial telah menjadi komponen penting dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan beberapa ketukan jari, berbagi momen, informasi, dan ide menjadi lebih sederhana mudah. “We Listen and We Don’t Judge” adalah salah satu tren online yang baru saja muncul. Tampaknya tren ini menyediakan lingkungan yang aman di mana orang dapat menceritakan kisah mereka tanpa khawatir akan adanya kritik. Namun, apakah tepat untuk mengatakan bahwa pertemanan dapat diperkuat dengan mengikuti tren ini dan apakah tren ini sepenuhnya positif? Atau sebaliknya, dapatkah hal ini merusak keintiman dalam hubungan kedekatan dengan teman?
ADVERTISEMENT
APA ITU TREN “WE LISTEN AND WE DON’T JUDGE”?
Meningkatnya tekanan masyarakat terhadap media sosial telah menyebabkan munculnya tren ini. Banyak orang di era saat ini merasa sulit untuk berbicara secara terbuka tentang masalah pribadi karena takut dinilai negatif. Adanya komunikasi online membuat banyak orang merasa lebih nyaman, tetapi juga membuat mereka merasa sendirian karena takut dihakimi.
“We Listen and We Don’t Judge” mengacu pada kesiapan kita untuk mendengarkan dengan baik dan menahan diri untuk tidak menghakimi perasaan atau pengalaman orang lain. Pada dasarnya, ini adalah ajakan untuk saling membantu tanpa mengganggu orang lain dengan membuat komentar yang meremehkan atau mengkritik. Kecenderungan ini dilihat oleh banyak orang sebagai cara untuk membuat internet menjadi tempat yang lebih mengundang dan inklusif.
ADVERTISEMENT
Gagasan “We Listen and We Don’t Judge” sekilas tampak seperti gagasan yang cukup mengagumkan. Secara alami, sebagai teman, kita ingin mendukung orang-orang di sekitar kita tanpa menghakimi pilihan atau perilaku mereka. Memberi orang kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka secara online tanpa mengkhawatirkan dampak sosial juga dapat membuat mereka merasa lebih dihargai dan diterima.
Dengan cara ini, mereka yang merasa sendirian atau tidak didengar dapat memiliki wadah untuk menceritakan kisah mereka tanpa khawatir dihakimi. Selain itu, hal ini dapat menumbuhkan komunitas yang lebih mendukung di mana setiap orang dihargai apa adanya.
Namun, di balik itu semua, ada beberapa sisi yang perlu dipertanyakan. Misalnya, apakah kita benar-benar dapat memberikan dukungan tanpa memberikan perspektif yang objektif dan konstruktif? Apakah kecenderungan ini mengarah pada penghindaran yang lebih dalam terhadap masalah dalam pertemanan?
ADVERTISEMENT
Perbedaan pendapat atau perselisihan adalah hal yang lumrah dalam pertemanan. Sudah sepatutnya saling mengingatkan jika ada yang melewati batas. Misalnya, jika seorang teman menuju ke arah yang salah, mereka membutuhkan kritik yang membangun daripada hanya mendengarkan tanpa memberikan masukan. Dengan mengikuti tren “We Listen and We Don’t Judge”, kita berisiko membiarkan teman kita terus melakukan kesalahan tanpa memberi mereka kesempatan untuk berkembang dan memperbaiki diri. Meskipun menjadi pendengar yang baik sangat penting, mendengarkan secara berlebihan tanpa memberikan wawasan atau nasihat dapat menyebabkan ketergantungan emosional. Mereka hanya mendengarkan dan tidak tahu bagaimana cara membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi temannya.
Bukan hanya itu saja, munculnya tren ini bisa menjadi ladang ujaran kebencian antara satu sama lain. Mereka berlindung di balik kata “Don’t Judge” agar tidak disalahkan setelah mengutarakan kebenciannya. Teman yang menjadi sasaran bisa aja mengembalikan kata-kata kebencian yang diterimanya dengan cara mengucapkan kalimat kebencian lainnya untuk membalas perbuatan temannya.
ADVERTISEMENT
Tren “We Listen and We Don’t Judge” memiliki banyak harapan untuk meningkatkan pertemanan dan membangun tempat yang aman di media sosial. Keseimbangan sangat penting dalam setiap interaksi manusia. Sangat penting untuk mendengarkan tanpa menghakimi, tetapi sama pentingnya untuk memberikan kritik dan dukungan yang bermanfaat untuk perkembangan seorang teman. Jika kecenderungan ini tidak seimbang, maka akan menghasilkan pertemanan yang tidak saling mendukung. Untuk menjaga pertemanan kita tetap kuat dan beradab, kita harus menanggapi setiap cerita yang disampaikan dengan cerdas.