Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Memahami Perkembangan Moral, Nilai, Sikap, Kreativitas, dan Konsep Diri
26 Oktober 2024 12:47 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Farah Noorhayati (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam masa perkembangan masing-masing individu memiliki beragam perkembangan yang kompleks, baik dari segi moral, nilai, sikap, kreativitas, serta konsep diri. Banyak individu kurang memahami dirinya sendiri. Tidak dapat mengenal dengan baik dirinya sendiri, bahkan sebagian diantaranya selalu melihat dirinya sendiri dari sisi negatif atau kekurangannya. Sebagian individu tidak mengenal secara dekat dengan dirinya sendiri. problematika inilah yang dapat mengahalangi perkembangan diri inidividu.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kesadaran pada individu maka akan dapat memahami dan mengenal dekat dengan dirinya sendiri. Kemudian, jika merasa sudah memahami dan mengenal maka individu akan mengerti dirinya yang kemudian dapat mengembangkan diri. Maka perlunya mengetahui perkembangan dalam diri, baik nilai, sikap, kreativitas, moral, serta konsep diri. Untuk memahami lebih lanjut perkembangan tersebut, maka simaklah artikel berikut ini!
Perkembangan Konse Diri
Perkembangan konsep diri sejalan dengan perkembangan aspek-aspek psikologis lainnya. Konsep diri mengacu pada bagaimana seseorang memahami dirinya sebagai pribadi ketika ia dihadapkan dengan tugas-tugas yang diberikan padanya untuk berkembang. Jika seseorang dihadapkan pada tantangan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggung jawab yang harus mereka selesaikan, mereka akan berusaha mendefinisikan diri. Pendefinisian diri seperti, "Aku anak yang hebat dan pasti akan berhasil", akan mendorong anak untuk menghadapi tugas dan beban yang diberikan kepadanya.
ADVERTISEMENT
Konsep diri seseorang tidak stagnan dan tidak berubah sepanjang waktu; sebaliknya, mereka berubah seiring dengan perkembangan emosi, sosial, kognitif, dan personal mereka. Perkembangan ini juga membentuk bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan eksistensi diri mereka. Keluarga, sekolah (tenaga pendidik), teman sebaya, orang dewasa, dan institusi non formal lainnya adalah erbeberapa tempat yang sangat mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang.
Menurut Runyon, konsep diri merupakan bangunan persepsi yang merujuk pada "self", sehingga individu dapat mengatakan pada dirinya "who I am" atau "who he/she is", dan tersusun dari berbagai ide atau konsep tentang "himself/herself"; "who he is, what he stands for, where he lives, what he does or does not do, and the like".
ADVERTISEMENT
Perkembangan konsep diri merupakan kesadaran akan dirinya sendiri, bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Apakah selama ini kita memandang diri kita sendiri minim kualitas atau lebih banyak kualitas baik, pandangan-pandangan seperti ini sangtlah penting untuk mengetahui perkembangan diri kita sendiri. Bukan hanya dengan cara memandang kita terhadap diri kita, perkembangan bisa berubah-ubah dari berbagai sudut pandang, seperti halnya lingkungkan internalnya maupun ekstrenalnya.
Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap
Perwujudan nilai, moral, dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Proses yang dilalui seseorang dalam pengembangan nilai-nilai hidup tertentu adalah sebuah proses yang belum seluruhnya dipahami oleh para ahli. Apa yang terjadi dalam diri seseorang hanya dapat didekati melalui cara-cara tidak langsung, yakni dengan mempelajari gejala dan tingkah laku seseorang tersebut, maupun membandingkannya dengan gejala serta tingkah laku orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spranger, kepribadian manusia itu terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian manusia, tetapi Spranger tetap mengakui kekuatan individu yang dikenal dengan istilah "roh subjektif" (subjective spirit). Sementara itu, kekuatan nilai-nilai budaya merupakan "roh objektif" (objective spirit).
Perkembangan nilai setiap individu berbeda-beda. Penilaian ini juga merupakan pondasi serta panduan untuk individu dalam memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Tatanan nilai-nilai sangat mempengaruhi perkembangan individu dan erat berkaitannya dengan sikap serta moral individu.
ADVERTISEMENT
Menurut Purwadarminta moral diartikan sebagai ajaran baik dan buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Dengan demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku karena moral berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang salah.
Nilai-nilai moral itu seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, larangan berjudi. mencuri, berzina, membunuh, dan meminum khamr. Seseorang dapat dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.
ADVERTISEMENT
Proses penyadaran moral tersebut berangsur tumbuh melalui interaksi dari lingkungannya di mana ia mungkin mendapat larangan suruhan, pembenaran atau persetujuan, kecaman atau celaan, atau merasakan akibat-akibat tertentu yang mungkin menyenangkan atau memuaskan mungkin pula mengecewakan dari perbuatan-perbuatan yang dilakukannya.
Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mendireksi, dan mempengaruhi perilaku. Sikap diekspresikan ke dalam kata-kata atau tindakan hasil reaksi terhadap objek, baik orang, peristiwa, situasi, dan lain sebagainya. Sesuai dengan konsep Chaplin (1981) dalam Dictionary of Psychology menyamakan sikap dengan pendirian. Menurutnya Sikap yaitu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan suatu cara tertentu terhadap orang lain, objek, lembaga atau persoalan tertentu.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, nilai merupakan dasar pertimbangan bagi individu untuk melakukan sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan sikap merupakan predisposisi atau kecenderungan individu untuk merespons terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang ada dalam dirinya. Sistem nilai mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan sikap individu sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan sistem nilai yang dimiliki, individu akan menentukan prilaku mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindarkan. Ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sistem nilai dan moral yang mendasarinya.
Perkembangan Kreativitas
Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor.
ADVERTISEMENT
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.
David Campbell menekankan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat.
Kreativitas atau perbuatan kreatif banyak berhubungan dengan inteligensi. Seorang yang kreatif pada umumnya memiliki inteligensi yang cukup tinggi. Seorang yang tingkat inteligensinya rendah, maka kreativitasnya juga relatif kurang. Kreativitas juga berkenaan dengan kepribadian. Seorang yang kreatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu seperti mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, motivasi tinggi, optimis, punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, kaya akan pemikiran, dan lain-lainnya.
ADVERTISEMENT