Konten dari Pengguna

Pendekatan Teori Behavioristik dan Humanistik pada Pembelajaran Peserta Didik

Farah Noorhayati  (Pendidikan Bahasa dan Sastra  Indonesia)
Mahasiswa-Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
29 September 2024 9:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farah Noorhayati (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: guru mengajar murid Sumber: https://www.istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: guru mengajar murid Sumber: https://www.istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Dalam pendidikan, sistem pembelajaran selalu menggunakan metode pengajaran, baik dalam segi penilaian atau evaluasi maupun dalam segi mengajar. Seorang guru mengajar peserta didik tidak hanya menerapkan cara mengajar yang asal-asalan. Dibalik teknik guru mengajar peserta didik, terdapat teori teknik pengajaran di dalamnya. Dua teori yang dapat diterapkan dalam pendidikan, yaitu teori behavioristik dan teori humanistik. Definisi teori behavioristik itu sendiri adalah teori yang berorientasi pada hasil. Pada teori behavioristik hasil dapat diukur, diamati, dinilai, dan diuji secara obyektif. Sedangkan teori humanistik adalah aliran memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada. Domain tersebut meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Artinya, teori humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka dan nilai-nilai kerja sama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran, dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Teori Behavioristik dalam Pendidikan
Seperti yang kita ketahui, teori behaviorstik berfokus kepada hasil yang dapat diukur, diamati, dinilai, dan diuji secara obyektif. Dalam hal ini, pendekatan pembelajaran menggunakan teori behavioristik ialah mengevaluasi peserta didik dari sikap, perilaku, penugasan, ujian, dan lain sebagainya yang bersangkutan dengan hasil kerja nyata.
Hasil yang diharapkan dalam teori behavioristik adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan yang negatif. Dengan kata lain, pendekatan teori behavioristik dalam pendidikan tidak menekankan perasaan, emosi, serta hal-hal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Pendekatan teori behavioristik menginginkan hasil kerja yang nyata dan terevaluasi secara jelas.
Lebih lengkap, dalam segi pandang psikologi teori behavioristik menilai perilaku belajar seseorang atau individu hanya pada kejadian atau fenomena yang tampak secara kasat mata atau jasmaniah dengan mengabaikan aspek-aspek mental (Soesilo, 2015). Pokok perhatian dari pendekatan teori belajar Behavioristik adalah belajar yang terjadi akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon atau output yang dapat diamati serta diukur. Lebih lanjut, Teori behavioristik tidak memfokuskan perhatian kepada mental peserta didik. Maka perubahan mental pada peserta didik tidak dianggap hasil belajar, karena hal tersebut tidak dapat diamati dan diukur.
ADVERTISEMENT
Menurut Rusli dalam (Elvi, dkk, 2020) Teori belajar behavioristik memiliki ciri-ciri spesifik, diantaranya:
Pendekatan pembelajaran menggunakan teori behavioristik tidak keseluruhan mengevaluasi peserta didik. teori ini hanya memprioritaskan hasil kerja yang nyata, seperti penilaian sikap atau perilaku, penilaian dalam segi penugasan dan ujian-ujian harian, dan mengevaluasi hasil akhir semua usaha peserta didik tanpa melihat keadaan mental maupun keadaan peserta didik.
Pendekatan Teori Humanistik dalam Pendidikan
Dalam sistem pembelajaran, aliran psikologi yang digunakan dalam mengajar peserta didik tidak hanya berpusat pada teori behavioristik. Ada pula yang menggunakan aliran atau teori humanistik. Seperti yang sudah didefinisikan sebelumnya, teori humanistik ini merupakan teori yang menekankan mental peserta didik, seperti emosi, perasaan, komunikasi terbuka, saling bekerja sama dan lain sebagaianya yang menyangkut manusiawi. Teori humanistik memandang atau menilai peserta didik bukan lewat hasil kerja nyata, namun melalui perkembangan, potensi atau bakat, dan perasaan atau mental peserta didik.
ADVERTISEMENT
Definisi belajar menurut teori humanistik adalah proses belajar harus ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori humanistik sifatnya lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian psikoterapi, daripada kajian psikologi belajar. Teori humanistik ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar bentuknya yang paling ideal. Lebih lanjut, teori humanistik juga berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Maka, pada sistem pembelajaran menganut teori humanistik bukanlah berfokus kepada bidang kajian psikologi belajar-mengajar, tetapi lebih berfokus kepada bidang kajian pskioterapi serta filsafat, dimana teori humanistik ini bersifat abstrak. teori humanistik tidak memperdulikan hasil kerja nyata serta perilaku atau sikap peserta didik untuk mengevaluasi, namun teori ini lebih berfokus kepada belajar bisa menggunakan metode apapun asalkan dalam pembelajaran tersebut dapat memanusiakan manusia. Artinya teori humanistik berbicara tentang kemanusiaan atau perikemanusiaan dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Pendekatan teori behavioristik serta humanistik memiliki perbedaan yang signifikan dalam penerapannya. Jika pada teori behaviorstik berbicara tentang hasil kerja nyata seperti, Mengamati, analisis, mengukur sesuatu secara konkret dan nyata tentang hasil belajar peserta didik, maka teori humanistik berbicara tentang belajar adalah suatu sistem yang dapat menggunakan metode apa saja asalkan dalam pembelajaran tersebut memanusiakan manusia. Kedua teori tersebut pasti memiliki kelebihan serta kelemahan masing-masing. Dalam pembelajaran tidak ada salahanya menggunakan antara kedua aliran tersebut dan diterapkan dalam pendidikan.
Tidak ada yang benar dan salah, tepat dan kurang tepat, sesuai dan tidak sesuai. Kedua teori ini sama saja sangat membantu dalam pembelajaran bidang psikologi pada penerapan pembelajaran peserta didik. Maka, jika menggunakan teori behavioristik maupun teori humanistik tidaklah salah. Kesalahan yang ada ialah dalam pembelajaran, melihat peserta didik dalam segi psikologi hanyalah asal-asalan dan tidak memahami teori-teori tersebut. Maka sangatlah penting Psikologi pada pendidikan, salah satunya adalah untuk memahami para peserta didik.
ADVERTISEMENT