Sikap Teladan dalam Manuskrip Syair Singapura Dimakan Api

Farah Nur Fakhriyah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farah Nur Fakhriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Manuskrip Syair Singapura Dimakan Api
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Manuskrip Syair Singapura Dimakan Api
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sikap teladan merupakan sikap yang sepatutnya ditiru oleh setiap generasi dalam membentuk karakter atau pribadi yang baik. Sikap-sikap tersebut telah diajarkan oleh nenek moyang atau pendahulu. Pengajaran sikap atau moral tersebut dapat melalui pesan tersirat maupun tersurat. Pesan tersirat biasanya dari cerita turun-temurun yang esensinya lebih dikatakan mitos. Sedangkan, pesan tersurat dapat berupa naskah-naskah lama atau manuskrip yang telah ditulis sejak zaman dahulu. Manuskrip-manuskrip perlu dilestarikan, karena dewasa ini telah banyak manuskrip yang hilang ataupun rusak.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara melestarikan manuskrip? Tentunya banyak sekali cara yang dapat dilakukan setiap individu ataupun kelompok untuk melestarikan manuskrip-manuskrip, baik milik perpustakaan ataupun pribadi. Cara yang biasa dilakukan adalah digitalisasi naskah, hal ini dilakukan guna mengantisipasi kerusakan yang terjadi terhadap manuskrip-manuskrip, karena semakin lama manuskrip tidak digitalisasi, maka bahan manuskrip akan semakin rapuh, selain itu manuskrip akan rentan hilang. Selanjutnya, kita dapat mengkaji isi yang ada di dalam manuskrip tersebut, tentunya menggunakan kajian filologi. Mengkaji berarti mempelajari hal-hal yang terdapat dalam naskah, yang mana kita mempelajari pula apa yang disampaikan atau dituliskan nenek moyang atau pendahulu dalam buah karyanya. Manuskrip dapat dikaji dari berbagai kajian atau sudut pandang, di antaranya bahasa, sastra, agama, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Naskah manuskrip yang digunakan adalah manuskrip Syair Singapura Dimakan Api yang merupakan naskah unik, karena penulisan dan isi dari naskah tersebut. Naskah tersebut telah didigitalisasi dan dapat dijumpai pula di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keadaan fisik naskah Syair Singapura Dimakan Api terlihat sudah mulai lapuk, jilidan naskah tersebut sudah mulai lepas, tetapi naskah masih dapat terbaca. Naskah ditulis menggunakan kertas Eropa dan terdapat ilustrasi ataupun iluminasi di dalamnya. Penomoran naskah tersebut merupakan penambahan orang lain. Tulisan naskah Syair Singapura Dimakan Api menggunakan bahasa Melayu dan Arab. Manuskrip tersebut dapat dijumpai di Perpusnas RI dengan nomor panggil W 270. Jumlah halaman dari manuskrip terserbut adalah 26 halaman, tetapi yang dituliskan berjumlah 18 halaman. Jumlah baris dalam setiap halaman yaitu 18 baris, dengan ukuran sampul 32,5 x 19,5 cm dan ukuran halaman 32 x 19,5 cm, serta ukuran blok teks 24 x 15 cm. Manuskrip Syair Singapura Dimakan Api merupakan manuskrip berbentuk syair atau puisi, tentunya banyak amanat dan sikap-sikap yang dapat diteladani dalam syair tersebut.
ADVERTISEMENT
Sikap Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sikap teladan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang memimpin di suatu daerah, karena kepemimpinan adalah cara bagaimana seorang pemimpin memimpin masyarakatnya. Sikap tersebut bersifat alamiah, tetapi perlu dilatih agar dapat direalisasikan dengan baik kepada masyarakat di daerah yang dipimpin. Pemimpin sebagai suri tauladan atau penggerak dari suatu kelompok, tentunya harus dapat mengayomi masyarakatnya dengan baik. Sikap kepemimpinan dalam naskah manuskrip Syair Singapura Dimakan Api adalah sebagi berikut:
Syair Singapura Dimakan Api (hlm. 4)
Dalam naskah Syair Singapura Dimakan Api dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang baik dan bijaksana merupakan sikap yang teladan, karena bertanggung jawab kepada masyarakatnya, dalam naskah ini tokoh pemimpin yang baik adalah seorang Gubernur di Singapura yang pada saat terjadinya kebakaran tersebut beliau rela bekerja keras untuk dapat meninjau rakyatnya yang terkena musibah dan terdampak.
ADVERTISEMENT
Sikap Bergotong royong
Gotong royong merupakan sikap teladan yang dapat dilakukan bersama-sama untuk mengerjakan sesuatu. Gotong royong erat kaitannya dengan tolong menolong, yaitu sikap saling membantu antarsesama manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup berdampingan dan membutuhkan manusia lain untuk saling berkomunikasi dan saling membantu. Sikap gotong royong dan tolong menolong ini biasanya dilakukan antarsesama manusia tanpa mengharap imbalan apapun atau dilakukan dengan ikhlas. Tentunya sebagai manusia yang bersikap teladan, kita harus peka terhadap orang lain, jika mendapatkan orang yang kesulitan karena suatu hal, sebagai makhluk sosial, kita harus membantunya, karena suatu saat kita akan membutuhkan bantuan dari orang lain pula. Sikap bergotong royong dalam naskah manuskrip Syair Singapura Dimakan Api adalah sebagi berikut:
Syair Singapura Dimakan Api (hlm. 4)
ADVERTISEMENT
Dalam naskah Syair Singapura Dimakan Api dijelaskan bahwa sikap bergotong royong dilakukan saat peristiwa kebakaran melanda, pada saat itu mereka saling bahu-membahu membantu sesama untuk dapat memadamkan api. Tidak melihat suku dan ras baik dari Cina, Melayu, Inggris, dan lain-lain. Tidak hanya memadamkan api, mereka juga bergotong royong menyelamatkan barang-barang yang sekiranya masih dapat diselamatkan.
Sikap Bertaqwa Kepada Allah
Bertaqwa kepada Allah merupakan cara kita untuk beriman kepada Allah, yang mana kita yakin dan percaya akan kekuasaan dan takdir Allah. Allah Swt. memiliki takdir bagi setiap umatnya. Sebagai umat muslim, hal yang dapat kita lakukan adalah senantiasa berdoa kepada Allah, karena itu merupakan salah satu cara kita bertaqwa kepada Allah selain kita mengerjakan seluruh ajarannya dan menjauhkan larangannya. Doa merupakan permintaan dari umat yang dipanjatkan kepada sang pencipta karena tujuan-tujuan tertentu, doa yang baik adalah doa yang terus-menerus dipanjatkan dengan ikhlas. Setelah berdoa kepada Allah, umat muslim akan berikhtiar untuk hasil atau nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Sikap bertaqwa kepada Allah dalam naskah manuskrip Syair Singapura Dimakan Api adalah sebagi berikut:
Syair Singapura Dimakan Api (hlm. 13)
ADVERTISEMENT
Dalam naskah Syair Singapura Dimakan Api dijelaskan bahwa sikap bertaqwa kepada Allah dilakukan melalui doa yang dipanjatkan oleh rakyat Singapura. Doa-doa tersebut yakni memita agar api lekas padam. Banyak rakyat yang berdoa kepada Allah dengan keluhannya masing-masing, karena sejatinya musibah datangnya hanya dari Allah, dan kita sebagai umat muslim harus meminta pertolongan kepada Allah pula.
Setiap naskah atau manuskrip yang ditulis tentunya memiliki cerita hingga ajaran-ajaran yang diajarkan kepada kita, dalam naskah Syair Singapura Dimakan Api masih banyak sikap-sikap teladan yang dapat diambil dan dicermati sebagai pembelajaran hidup. Tentunya, sikap-sikap tersebut adalah sikap-sikap baik yang diajarkan oleh pendahulu kepada kita agar senantiasa mengikuti dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.