Struktur Penulisan dan Dua Wacana dalam Manuskrip Teka-teki Terbang

Farah Nur Fakhriyah
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
9 Desember 2020 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farah Nur Fakhriyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Struktur Penulisan dan Dua Wacana dalam Manuskrip Teka-teki Terbang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manuskrip merupakan karya atau naskah lama yang di dalamnya terdapat cerita, ajaran, ataupun kisah-kisah terdahulu. Dewasa ini manuskrip sering terabaikan, sehingga tidak sedikit manuskrip yang hilang dan rusak. Pelindungan terhadap manuskrip-manuskrip kuno penting dilakukan, salah satunya dengan cara digitalisasi naskah. Tetapi, dengan mengkaji naskah-naskah juga membantu untuk melestarikan budaya-budaya nenek moyang yang sempat atau pernah hilang.
ADVERTISEMENT
Naskah manuskrip Teka-teki Terbang merupakan naskah yang unik karena penulisan dan isinya. Naskah tersebut telah didigitalisasi dan dapat dijumpai pula di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Keadaan fisik naskah Teka-teki Terbang tergolong masih baik, dengan kondisi kertas tebal karena menggunakan kertas Eropa tebal dan tulisan-tulisan yang jelas terbaca. Cap kertas pada naskah tersebut menggunakan singa dalam lingkaran: Concordia. Tulisan naskah Teka-teki Terbang menggunakan bahasa Melayu dan Arab yang ditulis dengan tinta hitam. Manuskrip tersebut dapat dijumpai di Perpusnas RI dengan nomor panggil W 224. Jumlah halaman dari manuskrip terserbut adalah 64 halaman, tetapi yang dituliskan berjumlah 53 halaman. Jumlah baris dalam setiap halaman yaitu 19 baris, dengan ukuran sampul dan halaman 32 x 20 cm dan ukuran blok teks 23 x 12 cm.
ADVERTISEMENT
Struktur Penulisan Naskah Teka-teki Terbang
Penulisan naskah Teka-teki Terbang terdapat berbagai jenis penulisan. Setiap bagian dalam naskah tersebut ditandai dengan adanya rubrikasi. Pada bagian pertama naskah yang berjumlah empat halaman, penulisan ditulis dengan kumpulan frasa yang terdiri atas dua kata, contohnya sebagai berikut:
Penulisan bagian kedua tetap ditulis bukan dalam bentuk frasa, tetapi berbentuk kalimat, yang setiap kalimat terdiri dari tiga kata, contohnya sebagai berikut:
Penulisan bagian ketiga naskah Teka-teki Terbang sama dengan bagian kedua naskah, tetapi perbedaannya adalah jika di bagian kedua terdiri dari tiga kata dalam setiap kalimat, pada bagian ketiga terdiri dari empat kata dalam setiap kalimat, contohnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Penulisan bagian keempat naskah Teka-teki Terbang mengalami tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian pertama, kedua, dan ketiga. Dalam bagian kelima, penulisan mulai kompleks, dan kalimat-kalimat sudah dapat membentuk paragraf hingga menjadi bentuk wacana. Awalnya belum berbentuk paragraf, hanya terdiri dari satu buah pikiran yang menjadi kalimat kompleks yang terdiri dari beberapa kata, contohnhya sebagai berikut:
Selanjutnya, bagian empat terdiri dari dua kalimat atau lebih, sehingga membentuk paragraf yang dibentuk oleh beberapa kalimat kompleks yang kemudian berkembang dari sebuah paragraf menjadi pokok pembicaraan, kemudian paragraf-paragraf kompleks tersebut menjadi satu kesatuan sehingga membentuk wacana, contohnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan mengenai struktur penulisan naskah Teka-teki Terbang tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam naskah Teka-teki Terbang terdapat pengembangan karakter penulisan, yaitu dari frasa, frasa menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraph menjadi wacana.

Penangkapan Ikan Paus
Wacana pertama yang terdapat dalam naskah Teka-teki Terbang adalah mengenai penangkapan ikan paus di Eropa yang dilakukan oleh berpuluh-puluh orang dalam kapal besar dengan segala jenis alat penangkap ikan paus, sampan, dan tong kosong. Ikan paus yang ditangkap adalah ikan paus yang berukuran besar. Setelah kapal tersebut sampai di tengah laut yang terdapat banyak ikan, salah satu orang di kapal tersebut menaiki tiang dan melihat sekeliling lautan untuk melihat keberadaan ikan. Setelah ikan terlihat, maka orang yang di atas tiang berteriak memberi tahu kepada yang lainnya. Kemudian, awak kapal segera menurunkan tiga sampai empat sampan yang mereka bawa beserta dengan perkakas untuk menangkap ikan. Isi di dalam satu sampan itu terdiri dari lima sampai enam orang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya jika ikan paus terlihat kesakitan, ia akan terkapar, melompatkan kepalanya dan menghempaskan ekornya. Kemudian, akan terdengar suara yang keras, lalu tempuling serta tali yang dilingkarkan di dalam perahu dibawa turun, karena kerasnya tarikan tali, perahu tersebut mengeluarkan api. Salah seorang awak kapal menuangkan air ke tepi perahu tempat tali bergesek, agar tidak terbakar sampannya. Hal tersebut dilakukan untuk menarik sampan. Penangkapan ikan tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa sampan, setiap sampan memiliki peranan berbeda, ada yang melingkari tali ke ikan paus, menikam dengan lembing di arah hati ikan paus, dan menikam sebelah kirinya pula. Ikan paus merasa kesakitan dan berguling-guling. Setelah mendapatkan ikan, orang-orang dan sampan tersebut naik ke kapal lagi. Ikan paus tersebut tetap dapat berenang, tetapi tidak berdaya sehingga ia tidak dapat berenang ke laut lebih dalam. Ikan paus diikat dengan tali ke pucuk tiang kapal agar tidak jatuh, dan kemudian orang-orang tersebut turun ke badan ikan paus dengan memakai kasut berduri agar tidak tergelincir karena lumut pada ikan. Masing-masing orang membawa kapak untuk mengeluarkan lemak ikan paus hingga berpuluh-puluh tong penuh. Setelah lemak ikan paus telah habis, ikan tersebut dilepas yang kemudian akan dimakan burung laut. Kapal tersebut berlayar lagi mencari ikan lain hingga beribu-ribu tong penuh dengan minyak ikan. Begitulah pekerjaan yang bersahabat dengan bahaya-bahaya besar, kapal tersebut berada di laut hingga dua sampai tiga tahun lamanya.
ADVERTISEMENT

Musim Dingin di Eropa
Musim dingin di Eropa dan di Amerika lamanya adalah enam bulan. Terkadang hujan tidak datang sekali dalam enam bulan, sehingga suhu terasa sangat dingin seperti menjadi beku seperti batu yang berkilat dengan jernihnya, turun di atas genting yang berbunyi seperti penabur yang jatuh ke tempat tinggi dengan lebat serta berisik bunyinya. Jika dimainkan tangan menjadi panas, dan akan pula hancur menjadi air. Pada saat musim dingin terkadang kelihatan matahari, tetapi meski ada matahari, panasnya tetap seperti sehari-hari. Tetapi terbitnya matahari menjadi singkat, sehingga menyebabkan siang menjadi pendek dan malam semakin panjang.
ADVERTISEMENT
Meskipun air sungai dan kolam menjadi beku, tetapi hanya permukaannya saja yang beku, dalamnya tetap cair seperti air, jernihnya seperti kaca. Jika air yang beku tersebut ingin digunakan, maka dihancurkan dengan kapak dan dibubuh di suatu tempat dan dicarangkan di atas api, sehingga akan hancur seperti air pula. Budak-budak memakai kasur berbesi dan berlari di atas air, jika ada yang memberi minum kepada binatang, maka akan dipotong satu lubang air beku dengan kapak, kemudian binatang tersebut minum air yang ada di dalam lubang tersebut. Selain itu, ikan-ikan hidup di bawah air beku, atau di tempat air yang masih cair sehingga pada musim dingin, orang tidak ada yang mengambil ikan-ikan tersebut karena tidak terlihat. Jika ada yang ingin mengambil ikan tersebut, harus memotong air beku terlebih dahulu hingga terlihat air yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Saat musim dingin, pohon dan kayu tidak lagi berdaun, rumput-rumput pun mati, sehingga binatang yang semestinya memakan rumput menjadi memakan ranting kayu dan lumut-lumut. Kuda disimpan di dalam ruangan dan diselimuti, dan ruangan tersebut juga diisi dengan rumput kering. Kerbau dan kambing tidak ada di ruangan tersebut karena Allah memberinya bulu yang lebat untuk melindungi dingin, seperti manusia yang membuat pakaian tebal. Burung-burung di negeri Eropa juga terbang ke negeri yang panas di sebelah selatan.
ADVERTISEMENT
Air beku dibuat oleh orang Amerika dan dibawa ke Bangka dan ke Singapura gunanya untuk dicampurkan ke dalam air minum agar menjadi sejuk. Jika tidak mempercayai hikayat musim dingin, boleh bertanya pada orang Eropa sebelah utara, karena di sebelah selatan masih kurang dingin.
Dalam wacana Penangkapan Ikan Paus teka-teki yang terjadi adalah pembaca semula mengira bahwa orang-orang dalam kapal akan menangkap ikan paus tersebut, tetapi ternyata hanya mengambil lemak ikan paus. Meskipun demikian, tetap saja merugikan dan dapat merusak ekosistem laut. Sedangkan, dalam wacana Musim Dingin di Eropa teka-teki yang terjadi adalah pembaca semula mengira bahwa musim dingin tersebut adalah musim hujan, karena di awal penceritaan naskah menggunakan diksi /hujan/. Tetapi di pertengahan hingga akhir naskah menggunakan frasa ‘air beku’, sehingga dapat ditafsirkan sebagai musim salju, hal tersebut juga disebutkan di beberapa poin dalam naskah.
ADVERTISEMENT