Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Mengatasi Stunting dengan Peningkatan Akses Air Bersih dan Sanitasi diSukamakmur
11 Februari 2025 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Iftita Rahmatika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bogor, 2024 – Desa Sukamakmur, Kabupaten Bogor, menjadi lokasi pelaksanaan program pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Iftita Rahmatika, S.T., M.Eng., Ph.D., dosen Teknik Lingkungan Universitas Indonesia (UI). Program ini bertujuan meningkatkan kualitas air dan sanitasi untuk mencegah stunting dan diare, yang masih menjadi masalah kesehatan utama di banyak komunitas pedesaan.
ADVERTISEMENT
Penelitian dan Pengumpulan Data
Tim melakukan pengambilan sampel air tanah dan identifikasi jumlah bakteri pada swab tangan warga pada 21 dan 28 Agustus 2024. Sebanyak 16 rumah di Desa Sukamakmur dipilih untuk pengujian air tanah, sementara swab tangan dilakukan terhadap anak-anak.
Hasil Pengujian Air Tanah: Mayoritas Tercemar
Dari pengujian menggunakan metode Multiple-Tube Fermentation (APHA 9221 D dan E), ditemukan bahwa sebagian besar air tanah di Desa Sukamakmur tercemar bakteri. Temuan utama meliputi:
• 68,8% rumah tercemar total coliform dan E. coli.
• 18,8% rumah tercemar total coliform saja.
• Hanya 12,5% rumah yang bebas bakteri total coliform dan E. coli.
Rata-rata jumlah total coliform mencapai 347,64 CFU/ml, sementara E. coli sebesar 281,86 CFU/ml. Angka ini jauh dari standar air bersih sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023, sehingga berisiko menyebabkan diare dan gangguan pencernaan. Kontaminasi ini juga mencerminkan sistem sanitasi yang belum memadai di Desa Sukamakmur.
ADVERTISEMENT
Identifikasi Jumlah Bakteri pada Swab Tangan: Edukasi Cuci Tangan yang Efektif
Identifikasi jumlah bakteri pada swab tangan dilakukan untuk mengukur efektivitas mencuci tangan dengan sabun. Hasilnya menunjukkan penurunan bakteri yang signifikan:
• Sebelum cuci tangan: Rata-rata bakteri sebesar 686.513 CFU/ml.
• Setelah cuci tangan: Rata-rata menurun menjadi 30.630 CFU/ml.
Tingkat penyisihan bakteri mencapai 95,54%, membuktikan bahwa praktik cuci tangan sederhana dapat secara efektif mencegah penyebaran bakteri yang diharapkan dapat mencegah penyakit menular seperti diare.
Rekomendasi dan Langkah Tindak Lanjut
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa peningkatan kualitas air dan penerapan praktik kebersihan yang lebih baik harus menjadi prioritas dalam upaya pencegahan penyakit menular dan stunting di Desa Sukamakmur. Berdasarkan temuan tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Peningkatan Akses Air Bersih
Pemerintah daerah bersama pihak terkait perlu mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih guna mengurangi risiko kontaminasi bakteri yang menyebabkan penyakit menular, seperti diare.
2. Peningkatan Sistem Sanitasi Rumah Tangga
Perlu dilakukan edukasi lebih lanjut mengenai pentingnya penggunaan jamban sehat serta sistem pembuangan limbah rumah tangga yang sesuai dengan standar kebersihan. Pemerintah desa dapat mendorong program bantuan pembangunan fasilitas sanitasi yang lebih layak bagi masyarakat.
3. Program Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Kampanye edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu dilakukan secara berkelanjutan, terutama di sekolah, posyandu, dan lingkungan rumah tangga, agar kebiasaan mencuci tangan dengan sabun semakin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kolaborasi dengan Akademisi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
ADVERTISEMENT
Universitas dan lembaga riset dapat terus berkontribusi melalui penelitian lebih lanjut serta memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan masyarakat. Kemitraan dengan LSM dan pemerintah daerah juga dapat membantu mempercepat penyebaran edukasi dan implementasi teknologi sanitasi dan air bersih yang tepat guna.
Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari risiko penyakit akibat keterbatasan akses air bersih dan sanitasi.