Upaya Melestarikan Kebudayaan Melalui Kegiatan Kirab Budaya

Farda Novrianto
Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
28 Maret 2023 17:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farda Novrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                           Perlombaan yel-yel antar RW (sumber : dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Perlombaan yel-yel antar RW (sumber : dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kirab Budaya kembali diadakan di Kelurahan Mangunharjo setelah dua tahun tidak berlangsung selama masa pandemi. Kirab budaya merupakan kegiatan tahunan yang sudah dimulai semenjak tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Kirab Budaya ini diselenggarakan oleh Kelurahan Mangunharjo dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di sekitar Kelurahan Mangunharjo. Kehidupan manusia pada hakikatnya tidak dapat terpisahkan dari kebudayaan. Kebudayaan dilahirkan, diciptakan, dan dikembangkan oleh manusia selama mereka hidup.
Pada awal tahun 2023 ini Universitas Negeri Semarang menerjunkan mahasiswanya ke beberapa desa di wilayah Jawa Tengah untuk KKN yang bernama UNNES GIAT. Salah satu tempat UNNES GIAT 4 kali ini yaitu di Kelurahan Mangunharjo yang berada di Kec.Tembalang, Semarang. Program UNNES GIAT 4 ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), program ini membawakan tema “Membangun Indonesia dari Desa”. Selain menjalankan program-program kerja, peserta UNNES GIAT 4 juga turut serta dalam kegiatan Kirab Budaya di Mangunharjo.
ADVERTISEMENT
Kirab Budaya di Mangunharjo pada tahun ini dilaksanakan pada hari Minggu (12/3/2023). Acara berlangsung meriah diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat Mangunharjo. Cipta Nugraha seorang Kepala Camat Tembalang juga turut memeriahkan sekaligus membuka Acara Kirab Budaya yang didampingi oleh Kepala Lurah Mangunharjo, Angsori beserta jajarannya.
Menurut Lurah Mangunharjo, Angsori, bahwa Kirab Budaya ini sudah turun temurun dilaksanakan sehingga sudah menjadi Acara tahunan di Mangunharjo.
“jadi Kirab Budaya itu diawali oleh lurah pendahulu pak Angsori, yaitu Bu Yuliatun sekitar tahun 2015 atau 2016, kemudian waktu pandemi tidak jalan kegiatan selama 2 tahun”, tutur Pak Angsori.
Beliau juga menjelaskan bahwa kegiatan Kirab Budaya ini diadakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, serta sebagai wujud rasa syukur terhadap hasil tani karena penduduk Mangunharjo dahulu banyak yang berprofesi sebagai petani.
ADVERTISEMENT
Acara berlangsung lancar dan sukses karena seluruh lapisan masyarakat Mangunharjo kompak dalam seluruh rangkaian kegiatan mulai dari arak-arakan hingga lomba yel-yel antar RW.
“Semua yang terlibat itu dari Karang Taruna, LPMK, PKK, masyarakat, dan juga dari sekolah-sekolah serta jajaran RT dan RW. Kemarin juga kan animo masyarakat ramai sekali menyambut kegiatan ini setelah kemarin-kemarin pandemi” ujar Pak Angsori mengenai tanggapannya terkait acara Kirab Budaya kemarin.
Gunungan sebagai bagian dari tradisi Kirab Budaya (sumber : dokumen pribadi)
Kepala Dinas Ketahanan Pangan mewakili Walikota Semarang menyampaikan bahwa “jika agenda Kirab Budaya rutin kembali dilaksanakan bisa masuk ke jadwal kunjungan turis, sehingga ketika turis masuk ke Pemerintahan Kota Semarang akan tahu mengenai agenda Acara yang ada di Mangunharjo, seperti Kirab Budaya ini. Diharapkan dengan hal tersebut nantinya acara Kirab Budaya di Mangunharjo akan semakin ramai dan dikenal oleh banyak orang di luar Mangunharjo”.
ADVERTISEMENT
Pada akhir sesi wawancara Pak Angsori berpesan agar generasi muda perlu tahu betapa pentingnya melestarikan kebudayaan yang ada agar tidak hilang di kemudian waktu. Hal tersebut karena kebudayaan merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia. Oleh karena itu, acara Kirab Budaya ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran pemuda maupun masyarakat secara umum bahwa melestarikan kebudayaan itu perlu dilakukan demi menjaga keutuhan kebudayaan tersebut.