Konten dari Pengguna

Kaosem, Karya Anak Muda Dalam Melestarikan Bahasa Jawa Dialek Blora

Fardan Mubtasir
Human, Culture, & Society
9 Juli 2021 11:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:57 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fardan Mubtasir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Kaosem.blora
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Kaosem.blora
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki bahasa daerah yang sangat beragam, seiring perkembangan zaman yang semakin pesat bahasa daerah pun mulai pudar karena sudah ditinggalkan oleh masyarakat. Selain itu, anak kecil dan remaja di era sekarang ini lebih sering diajarkan untuk berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa asing oleh orang tuanya karena dianggap lebih baik dan keren daripada harus berkomunikasi menggunakan bahasa daerah dianggap sudah kuno dan ketinggalan zaman.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali upaya dalam melestarikan Bahasa daerah agar tidak pudar bahkan punah di masyarakat. Beberapa upaya dilakukan dalam melestarikan bahasa daerah. Salah satunya ada cara unik dan berbeda dalam upaya melestarikan bahasa daerah yang dilakukan oleh sekelompok pemuda yang berasal dari Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Bermula dari kebiasaan saat berkumpul dan bersenda gurau sering mengucapkan kata-kata khas Blora yang bahkan tidak tahu arti dari kata tersebut, sehingga dari kejadian tersebut memunculkan keprihatinan akan bahasa-bahasa lokal yang makin lama makin hilang dan sangat jarang digunakan oleh para anak muda zaman sekarang. Melihat akan keprihatinan bahasa daerah yang mulai pudar dan sudah sangat jarang digunakan lagi, sekelompok pemuda tersebut berinisiatif membuat wadah untuk menuangkan ide dan karya dalam upaya melestarikan kembali bahasa Jawa dialek Blora, dan wadah tersebut diberi nama Kaosem.
ADVERTISEMENT
Kaosem dibentuk oleh Rian Indarto bersama teman-temannya dengan tujuan untuk pelestarian bahasa Jawa dialek Blora yang mulai ditinggalkan oleh anak muda akibat kemajuan teknologi media-media sosial yang sangat pesat. Para anak muda banyak yang malu bahkan tidak percaya diri menggunakan bahasa daerah karena takut disebut kampungan, terlebih bagi mereka yang merantau hingga mahasiswa yang kuliah di luar kota. Padahal tidak bisa dipungkiri ragam bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Pada awalnya, sebagian besar dari pengelola Kaosem adalah mahasiswa yang aktif dalam suatu organisasi, kemudian seiring berjalannya waktu dan jumlah anggota pengurus bertambah. Kebiasaan dari kumpul bareng sehingga tercetus untuk membuat suatu karya yang bermanfaat, akhirnya mendapatkan ide untuk melestarikan bahasa daerah yang mulai ditinggalkan melalui sebuah desain kreatif yang diaplikasikan melalui media kaus. Nama Kaosem muncul karena imbuhan –em (-mu) yang menunjukkan pemilik merupakan salah satu dialek asli Blora.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan Kaosem semua pengurus telah memiliki bagian dan tanggung jawab masing-masing, di antaranya seperti Coordinator Event, Admin via Marketplace, Humas, Admin Media Sosial, Admin pemesanan kaus via whatsapp, Desainer Grafis, Bendahara, dan bagian produksi. Selain itu, pada media sosial Kaosem juga mengunggah konten yang berusaha untuk memberi edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya bahasa daerah.
Ide, Desain, dan Hasil Karya dari Kaosem
sumber: Kaosem.blora
Upaya pelestarian kata-kata daerah akhirnya menjadi fokus Kaosem dalam berkarya. Kata-kata daerah semakin lama semakin ditinggalkan dan jarang digunakan oleh anak muda zaman sekarang karena malu dan dianggap kampungan, terlebih dengan perkembangan media sosial pada anak muda membuat mereka lebih percaya diri menggunakan bahasa asing.
Dalam pembuatan produk Kaosem, desain adalah salah satu hal yang paling penting untuk menarik perhatian konsumen maupun masyarakat umum. Desain yang unik, kreatif, dan beda dari yang lain dengan mengangkat bahasa daerah ke dalam sebuah produk kaus merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi calon konsumen maupun masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Meskipun di kabupaten Blora banyak produk kaus ternama yang telah beredar, akan tetapi Kaosem membuat produknya tersendiri yang dibuat dengan mengusung tema bahasa daerah sehingga hal tersebut merupakan suatu nilai lebih bagi Kaosem. Oleh karena itu, dalam suatu industri kreatif ide merupakan salah satu kunci agar tetap dapat berkarya.
Kabupaten Blora memiliki sangat banyak bahasa daerah yang autentik dan tidak dapat ditemukan di daerah lain. Melalui desain yang unik, kreatif dan modern yang aplikasikan ke dalam produk kaos menjadi cara untuk ikut andil dalam melestarikan budaya daerah agar mereka yang memakai Kaosem merasa percaya diri dan bangga terhadap daerah. Untuk pengemasan produk dari Kaosem menggunakan besek anyaman bambu, selain terlihat unik dan estetik, pengemasan menggunakan besek anyaman bambu juga bisa mengurangi sampah plastik serta ikut membantu para pembuat besek anyaman bambu dalam segi penjualan.
sumber: Kaosem.blora
Dalam upaya pengenalan dan pemasaran produk Kaosem menggunakan media sosial seperti instagram, facebook dan twitter. Jika bicara tentang anak muda memang tidak bisa dilepaskan dari gaya berpenampilan agar tetap eksis dalam pergaulan maupun dalam media sosial, khususnya instagram yang menjadi media sosial untuk berbagi gambar.
ADVERTISEMENT
Produk kaus merupakan salah satu penunjang para anak muda agar tetap eksis dalam pergaulan maupun media sosial. Maka salah satu cara untuk melestarikan bahasa daerah khas Blora adalah dengan media kaus yang bertuliskan bahasa khas Blora yang didesain dengan unik dan kreatif agar para anak muda yang memakai kaus tersebut merasa bangga dengan bahasa daerah. Lalu apabila kaus tersebut dipakai oleh mereka yang sedang berada di perantauan maka kaus tersebut akan mengenalkan Bahasa Jawa Khas Blora kepada masyarakat luas. Walaupun untuk saat ini hanya memproduksi kaus, untuk ke depannya mencoba mengembangkan produk lainnya seperti tas jinjing, topi, kemeja, maupun jaket.
Oleh karena itu, memiliki ide kreatif merupakan salah satu kunci agar tetap dapat berkarya. Kabupaten Blora memiliki sangat banyak bahasa daerah yang autentik dan tidak dapat ditemukan di daerah lain karena banyaknya bahasa atau kata asli Blora yang dapat dijadikan sebuah karya, sekaligus menjadi latar belakang untuk membentuk Kaosem sebagai upaya pelestarian bahasa daerah melalui desain kreatif yang diaplikasikan pada media kaus, dan harapannya bagi mereka yang memakai produk dari Kaosem akan merasa bangga dengan bahasa daerah.
ADVERTISEMENT