news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menunggu di Stasiun Kereta Api Pukul 6 Pagi

Fardan Mubtasir
Human, Culture, & Society
Konten dari Pengguna
10 Februari 2022 11:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fardan Mubtasir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar : Dokumentasi pribadi di Stasiun Bogor
zoom-in-whitePerbesar
gambar : Dokumentasi pribadi di Stasiun Bogor
ADVERTISEMENT
Ketika cahaya fajar mulai menyingsing di ufuk timur dan menandakan banyak masyarakat yang memulai aktivitas, entah mereka yang memulai aktivitas olahraga sembari menghirup udara pagi yang masih segar atau mereka yang sudah siap untuk berangkat bekerja, begitu pula dengan seorang pemuda bernama Ardan yang setiap pagi sudah siap untuk berangkat bekerja.
ADVERTISEMENT
Setiap hari Ardan pergi ke tempat kerja menggunakan transportasi kereta api, hal tersebut sudah menjadi aktivitas sehari-hari untuk berangkat ke tempat kerja yang berada di pusat kota karena jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggal sehingga menjadikan kereta api sebagai transportasi andalan masyarakat penglaju dari daerah penyangga ke pusat kota, baik itu untuk mereka pergi bekerja atau aktivitas lain. Termasuk Ardan yang setiap hari pergi bekerja ke kota dengan menggunakan transportasi kereta api karena lebih efisien, terjangkau, dan waktu tempuh yang relatif singkat.
Setiap hari, pukul 04.00 pagi Ardan sudah bangun untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat kerja. Setelah selesai menjalankan ibadah salat subuh, Ardan sudah bersiap-siap untuk berangkat ke stasiun kereta api menggunakan angkutan umum. Selain sebagai tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan transportasi kereta api, stasiun kereta api juga menjadi bagian dari orang-orang yang menggantungkan hidup.
ADVERTISEMENT
Mulai dari terbit fajar di ufuk timur sampai dengan senja tiba di ufuk barat, tempat tersebut selalu ramai, entah itu para penumpang yang akan menggunakan transportasi kereta api, para pedagang yang menggelar lapak dagangan di depan stasiun, para ojek sepeda motor, sopir angkutan umum, dan tukang becak yang sedang menunggu penumpang turun dari stasiun kereta api tersebut untuk melanjutkan perjalanan dengan transportasi yang tersedia dan ditawarkan di depan stasiun.
Gambar: Dokumentasi pribadi di Stasiun Bogor
Setelah sampai di stasiun kereta api, Ardan sudah menyiapkan uang pas untuk membeli tiket kereta api. Sambil menunggu kereta api tiba, tidak lupa menyempatkan diri untuk membeli sarapan yang dijajakan oleh para pedagang yang menggelar lapak dagangan di depan stasiun. Melihat arloji yang melingkar di lengan tangan dan waktu telah menunjukkan pukul 06.00 pagi, kereta api yang ditunggu akhirnya tiba lalu Ardan bergegas untuk masuk ke dalam gerbong kereta yang sudah ramai dengan para penumpang. Setelah itu, Ardan mencari tempat duduk yang kosong di dalam kereta api yang sudah mulai berjalan meninggalkan stasiun.
ADVERTISEMENT
Ketika sedang mencari tempat duduk yang kosong di dalam gerbong kereta api, Ardan melihat tempat duduk kosong di sebelah wanita yang sudah naik dari stasiun sebelumnya.
“Permisi kak, apakah tempat duduk itu kosong?” tanya Ardan kepada wanita yang duduk di samping tempat duduk yang kosong.
“Iya kak kosong, silakan kalau mau duduk,” jawab wanita tersebut seraya menawarkan untuk duduk.
Setelah mendengar jawaban wanita tersebut, Ardan bergegas untuk duduk di sebelah wanita tersebut, tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih dan wanita tersebut hanya membalas dengan senyuman yang terpancar dari raut wajahnya. Lalu beberapa saat kemudian, di tengah keramaian penumpang yang ada di dalam gerbong kereta, Ardan memberanikan diri untuk memulai pembicaraan dengan wanita yang duduk di sebelahnya.
ADVERTISEMENT
“Mau turun di mana kak?” tanya Ardan.
Namun wanita yang duduk di sebelahnya tersebut tidak menjawab dan hanya menujukkan lokasi tujuan yang sudah tertera pada tiket. Setelah melihat lokasi tujuan pada tiket wanita tersebut yang ternyata sama dengan stasiun tujuan Ardan, lantas sembari melanjutkan pembicaraan serta untuk mencairkan suasana.
“Ternyata tujuan kita sama ya, apakah bekerja di sana juga?” tanya Ardan kembali.
“Iya saya bekerja di sana,” wanita itu pun kembali menjawab.
Gambar: Dokumentasi pribadi
Pada akhirnya dari awal percakapan tersebut yang terus berlanjut sehingga perjalanan Ardan menuju ke tempat kerja dan wanita yang duduk di sebelahnya menjadi lebih menyenangkan tidak terasa jenuh. Dari percakapan yang sangat menyenangkan tersebut, pada akhirnya Ardan memberanikan diri untuk mengajak berkenalan dengan penumpang wanita yang duduk di sebelahnya. Penumpang tersebut bernama Laila, dan Ardan akhirnya juga mengetahui bahwa Laila bekerja dekat dengan tempat kerja Ardan, lantas mereka merencanakan untuk pulang naik kereta api yang sama ketika selesai bekerja nanti.
ADVERTISEMENT
Hingga pada akhirnya waktu menunjukkan pukul 05.00 sore, mereka bertemu kembali di salah satu sudut stasiun kereta api yang sudah mereka sepakati dan pulang menggunakan kereta api bersama menuju tempat tinggal mereka masing-masing. Waktu berganti, setelah momen perjumpaan dan perkenalan dengan penumpang wanita bernama Laila tersebut, Ardan berharap setiap hari ketika pergi ke tempat kerja bisa kembali berjumpa dengan Laila.
Namun apa daya, Ardan sudah tidak bisa berjumpa dengan Laila dan menanyakan kepada diri sendiri mengapa hanya sesaat bisa berjumpa dan berkenalan dengan Laila. Pada akhirnya Ardan kembali menjalankan aktivitasnya seperti biasa menggunakan transportasi kereta api yang berangkat pukul 06.00 pagi untuk pergi ke tempat kerja dan berharap bisa berjumpa kembali dengan Laila. Waktu pun terus berganti, Ardan yang selalu memikirkan untuk bisa berjumpa kembali dengan Laila, ketika sedang duduk merenung di bangku stasiun sambil menunggu kereta yang tiba pukul 06.00 pagi, dari arah samping ada penumpang wanita yang bertanya kepada Ardan.
ADVERTISEMENT
“Permisi kak, apakah tempat duduk di sebelah kosong?” tanya wanita tersebut.
Ardan yang mengenali suara tersebut lantas menoleh ke arah penumpang wanita tersebut. Tidak disangka bahwa penumpang wanita tersebut adalah Laila dan Ardan pun tersenyum bahagia bisa berjumpa kembali dengan Laila serta mempersilakan untuk duduk di bangku kosong tersebut, Laila pun duduk dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ardan sembari memberikan senyuman manis yang terpancar dari raut wajahnya. Setelah berjumpa kembali dengan Laila, mereka berbincang sambil menunggu kereta api yang akan tiba pukul 06.00 pagi.
Dari perbincangan tersebut, akhirnya Ardan mengetahui bahwa tempat tinggal Laila sudah pindah dan beberapa hari yang lalu tidak berangkat bekerja karena harus mengurus pindahan tempat tinggal, dan ternyata tempat tinggal yang sekarang ditempati dekat dengan stasiun kereta api yang sering Ardan datangi untuk pergi ke tempat kerja menggunakan transportasi kereta api. Waktu menunjukkan pukul 06.00 pagi dan kereta api yang ditunggu tiba, mereka pun bergegas naik ke dalam gerbong kereta yang hanya berhenti sesaat di stasiun tersebut dan melanjutkan kembali perjalan sampai ke stasiun tujuan mereka turun.
Gambar: Dokumentasi pribadi
Pada akhirnya Ardan yang beberapa waktu lalu memikirkan Laila, kini bisa berjumpa kembali dengan Laila dan bahkan bisa berangkat ke tempat kerja bersama dan pulang bekerja bersama dengan Laila, karena sebelumnya Ardan berpikir bahwa hal tersebut bahkan tidak mungkin bisa terulang kembali hingga pada akhirnya bisa menjadi kenyataan. Kini Ardan memiliki teman perjalanan bernama Laila, hingga pada akhirnya mereka menjadi akrab dan selalu berangkat dan pulang bekerja bersama menggunakan transportasi kereta api.
ADVERTISEMENT