Nikmati Hidup Tanpa Membandingkan dengan Orang Lain

Fardan Mubtasir
Human, Culture, & Society
Konten dari Pengguna
14 Februari 2023 11:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fardan Mubtasir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tenang saat traveling Foto: Shutter Stocks
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tenang saat traveling Foto: Shutter Stocks
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai makhluk sosial, sudah menjadi sesuatu yang wajar ketika seseorang membutuhkan interaksi dengan orang lain, seperti interaksi secara tatap muka maupun interaksi melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Ketika berinteraksi dengan orang lain, seseorang cenderung ingin menunjukkan sisi terbaik sampai hasil pencapaiannya terhadap orang lain, baik sengaja maupun tidak, setiap orang pasti pernah membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain.
Terutama tentang apa yang sudah mereka capai selama ini, karena hampir semua orang pasti pernah membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain sehingga sikap ini terkadang dapat membangkitkan semangat untuk mempelajari banyak hal.
Sikap membandingkan adalah kebiasaan yang kerap kali dilakukan seseorang, seperti membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam hal jabatan, karier, kekayaan, dan lain sebagainya.
Ilustrasi anak. Foto: BearFotos/Shutterstock
Selain itu, bisa juga membandingkan orang lain dengan pihak lainnya seperti membandingkan prestasi anak sendiri dengan teman sekelasnya.
Sikap ini juga dapat menyadarkan segala kekurangan yang dimiliki sehingga memicu pikiran untuk memperbaiki diri sendiri sehingga menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sebenarnya wajar saja ketika membandingkan diri, baik secara langsung maupun tidak langsung karena akan selalu bersinggungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-harinya.
Namun, membandingkan diri sendiri dengan orang lain bukan lagi hal yang baik ketika orang lain menjadi patokan kualitas hidup seseorang. Kebiasaan ini dapat memicu perasaan iri yang dapat menurunkan rasa percaya diri, menghambat potensi diri, membuat murung, dan menimbulkan perasaan tidak berharga atau menyalahkan diri sendiri.
Ilustrasi membicarakan orang lain. Foto: Shutterstock
Sikap membandingkan diri sendiri dengan orang lain bukanlah sesuatu yang baik untuk dipelihara, karena jika sikap tersebut dibiasakan dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial serta kesehatan mental seseorang.
Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus maka bukan tidak mungkin seseorang justru akan merasa iri dengan pencapaian orang lain dan tidak fokus akan tujuannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari satupersen, terdapat dua jenis kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain, yang pertama ada kebiasaan membandingkan downward, kebiasaan satu ini terjadi ketika membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang kondisinya lebih buruk.
Kedua ada kebiasaan upward, kebiasaan ini terjadi ketika membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dirasa lebih baik. Lalu, ada beberapa hal yang kerap timbul dari diri seseorang yang sering membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain seperti membutuhkan penilaian dari lingkungan sosial, penampilan fisik, kesuksesan diri, sampai kemampuan sosial yang dimiliki orang lain.
Ilustrasi pamer kekayaan. Foto: Mallika Home Studio/Shutterstock
Pada akhirnya membentuk kebiasaan membandingkan seseorang dengan orang lain. Kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat menimbulkan suatu fenomena yang sering disebut dengan panjat sosial atau disingkat “pansos”.
ADVERTISEMENT
Fenomena panjat sosial yang muncul dari seseorang agar berusaha dapat bisa terlihat baik daripada orang lain dengan cara pamer sesuatu yang dimiliki seseorang dan bisa dianggap berlebihan.
Melansir dari hellosehat, terdapat tiga alasan mengapa seseorang sering membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain, yang pertama yaitu mencari validasi. Salah satu alasan sederhana ketika kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah keinginan untuk mencari kepastian dan pencarian validasi atas kemampuan diri sendiri inilah yang membuat seseorang terus mencari sosok pembanding.
com-Ilustrasi laki-laki sedang berpikir. Foto: Shutterstock
Yang kedua yaitu mengambil keputusan, alasan ini secara tidak sadar membuat seseorang akan membandingkan dirinya terlebih dahulu dengan orang lain yang pernah membuat keputusan serupa. Dengan begitu seseorang tidak hanya terhindar dari akibat mengambil keputusan buru-buru tapi juga bisa melihat hasil dari keputusan yang dibuat orang lain.
ADVERTISEMENT
Ketiga yaitu mencari motivasi, alasan ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang melihat pencapaian orang lain yang lebih tinggi sebagai motivasi dirinya sendiri.
Seperti yang dikutip dari alodokter, alasan seseorang dalam membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain didasari pada keinginan menjadi pribadi yang lebih baik, karena hal tersebut terjadi secara naluriah.
Alasan ini bisa saja berubah dengan sendirinya hingga membuat seseorang kesulitan membangun kepercayaan diri hingga menimbulkan rasa iri.
Ilustrasi perempuan self love. Foto: Asier Romero/Shutterstock
Terdapat beberapa tips untuk berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, seperti kenali dan hindari pemicunya, biasakan untuk positive self-talk, tulis semua pencapaian, bersyukur dengan segala yang dimiliki, dan lakukan hal yang disukai.
Memulai cara-cara tersebut sedikit banyaknya dapat mengurangi rasa untuk ingin membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan belajar untuk menerima serta bisa menikmati kehidupan tanpa harus membandingkan pencapaian yang sudah didapat dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenali diri sendiri serta bersyukur dengan apa yang dimiliki menjadikan diri sendiri bisa menjalankan kehidupan sehari-hari tanpa harus bergantung dengan apa yang orang lain miliki.
Pada akhirnya, sikap membandingkan diri sendiri dengan orang lain seharusnya membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik, bukan malah sebaliknya.
Ilustrasi berpikir. Foto: Cast Of Thousands/Shutterstock
Lalu jika kebiasaan ini dibiarkan begitu saja secara terus-menerus, maka akan berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang, ada baiknya untuk berhenti sejenak dan fokus pada apa yang sudah diraih atau miliki saat ini.
Orang lain boleh saja jadi tampak lebih sukses atau bahagia dibandingkan diri sendiri, akan tetapi ingatlah bahwa diri sendiri pun memiliki keunggulan tersendiri yang mungkin saja belum tampak disadari.
ADVERTISEMENT
Jika diri sendiri masih saja sering membandingkan dengan orang lain, bahkan sampai menghambat aktivitas sehari-hari, bisa melakukan cara-cara sederhana yang sudah dibahas sebelumnya agar bisa berhenti dan terhindar dari kebiasaan buruk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Oleh karena itu, jangan membuang-buang waktu untuk iri dengan orang lain dan berpikir jelek atas diri sendiri, dan ingatlah bahwa diri sendiri istimewa dengan segala kemampuan yang dimiliki.