Konten dari Pengguna

Sudahkah Healing yang Kita Lakukan Menyehatkan Mental Kita?

Fardian Putra
Mahasiswa matematika UNS
9 April 2023 15:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fardian Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi self healing. Foto: U__Photo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi self healing. Foto: U__Photo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Istilah healing beberapa waktu lalu sempat menjadi kata yang sering digunakan masyarakat Indonesia. Pusing sama kerjaan, healing. Capek sama rutinitas sehari-hari, healing.
ADVERTISEMENT
Dan, kegiatan yang dilakukan untuk healing tersebut biasanya adalah jalan-jalan, jajan, makan, dan kegiatan menyenangkan lainya. Sebenarnya apa, sih, healing itu? Seberapa penting juga sih?
Istilah healing sebenarnya memiliki arti penyembuhan, penyembuhan yang dimaksud adalah penyembuhan dari cedera batin yang dapat menyebabkan masalah mental dan emosi. Masalah mental dan emosi inilah yang berbahaya karena dapat menyebabkan depresi, masalah kesehatan fisik, bahkan juga dapat menyebabkan bunuh diri.
Oleh karena itu penyembuhan dari cedera batin (healing) sebenarnya penting. Sebelum itu, alangkah baiknya kita kenali dahulu penyebab cedera batin tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal-hal kecil yang sering kita abaikan yang sebenarnya dapat menyebabkan cedera batin. Penyebab cedera batin di antaranya adalah kegagalan baik kegagalan dalam kerja maupun dalam pendidikan.
Ilustrasi healing di pedesaan. Foto: Nikkolia/Shutterstock
Penyebab selanjutnya adalah penolakan mulai dari penolakan dalam kehidupan sosial, penolakan dalam pertemanan, dan penolakan dalam urusan asmara. Bahkan hanya dengan mengunggah foto di media sosial dan tidak mendapatkan like sesuai yang diinginkan akan dapat menimbulkan rasa kecewa.
ADVERTISEMENT
Momen-momen kecil tersebut yang tidak sesuai keinginan kita sebenarnya berpotensi membuat mental atau batin kita perlu detox. Sayangnya selama ini kita hanya dibekali empat metode yang sebenarnya kurang tuntas untuk menyembuhkan cedera batin.
Metode yang pertama adalah "memendam". Saat kita merasa sedih, kecewa, dan marah kita sering diajari untuk menekan serta memendam perasaan tersebut. Apalagi dengan kita di tengah budaya timur kita diajari untuk memendam sedih, kecewa, dan amarah yang penting kelihatan bahagia.
Metode memendam sebenarnya kurang sehat karena dapat meledak sewaktu-waktu, perasaan-perasaan yang dipendam tersebut dapat meledak di aspek yang lain misalnya saat memendam kekecewaan dan kemarahan dalam aspek pekerjaan maka kemarahan dan kekecewaan tersebut dapat meledak dalam kehidupan keluarga.
ADVERTISEMENT
Metode yang kedua adalah "melampiaskan". Metode ini adalah kebalikan dari metode memendam. Saat marah dan kecewa langsung dilampiaskan seketika, spontan, dan tanpa pikir panjang.
Ilustrasi marah.Photo by Icons8 Team on Unsplash
Metode ketiga yaitu "pengalihan". Metode ini adalah mengalihkan perasaan yang kurang menyenangkan dengan kegiatan lain. Misalnya saat stress kerja dialihkan dengan makan, ngopi, jalan-jalan, shopping, dan kegiatan menyenangkan lainya yang sebenarnya tidak menyembuhkan cedera batin yang terjadi dan tidak ada hubungannya.
Metode keempat adalah "reframing". Reframing adalah penggantian makna dari peristiwa yang tidak mengenakkan, contoh nya saat gagal kita mengganti makna sebagai sukses yang tertunda padahal gagal adalah sukses yang tidak terjadi.
Metode reframing sebenarnya menyehatkan mental hanya di awalnya, namun jika dilakukan terus menerus yang terjadi sebenarnya adalah melatih diri kita untuk halu.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimanakah cara yang efektif untuk menyembuhkan cedera batin tersebut? Salah satu cara yang efektif adalah dengan metode mindfulness.
Secara bahasa mindfulness berarti kesadaran. Kesadaran yang dimaksud dalam mindfulness adalah fokus menyadari apa yang terjadi di sekitar pada saat itu juga. Tujuan dari mindfulness adalah menenangkan pikiran dan memfokuskan perhatian pada apa yang terjadi saat itu.
Ilustrasi latihan pernafasan. Photo by Motoki Tonn on Unsplash
Latihan mindfulness sendiri sebenarnya sangat sederhana namun sulit untuk dilakukan, salah satu caranya adalah menyadari napas, yaitu duduk dengan posisi yang nyaman, dan fokus pada udara yang keluar masuk saat bernapas serta fokus pada detak jantung kita.
Lakukan latihan ini selama 5-10 menit, pasti pada satu menit pertama pikiran akan menggoda untuk memikirkan hal lain seperti tugas yang minta direvisi, nge-chat pujaan hati tapi cuma di-read, dan lain sebagainya. Di sini kita dituntut untuk mengikhlaskan dan kembali menyadari diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya jika sudah mahir menyadari napas, yang perlu dilakukan adalah menyadari emosi, di sini kita akan mencoba memusatkan fokus kita pada keadaan dan emosi yang sedang dirasakan. Identifikasi setiap emosi yang muncul, kenali penyebab dari emosi tersebut, dan menerima apa yang membuat kita emosi.
Yang kita dapat dari latihan mindfulness adalah membantu lebih sadar terhadap pikiran dan perasaan yang sedang terjadi sehingga kita dapat mengendalikannya.
Kesadaran ini akan membuat adanya rasa terkendali sehingga dapat menurunkan stres dan cemas. selain itu dengan latihan mindfulness akan membantu kita untuk menikmati hidup serta menjalani hidup dengan pikiran terbuka, lapang dada, dan dorongan untuk melakukan yang terbaik.
Nah, dengan mengerti konsep healing yang bertujuan untuk menyembuhkan cedera batin kita tahu bahwa healing merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan mental kita.
ADVERTISEMENT
Healing juga bukan hanya sekadar jajan, jalan-jalan, dan makan-makan. Memang kegiatan tersebut menyenangkan tetapi belum tentu akan menyembuhkan cedera batin yang kita derita.
Dengan ini, kita dapat memilih cara yang bijak untuk menyembuhkan cedera batin yang kita derita sehingga dapat menjaga kesehatan mental kita.