Konten dari Pengguna

Kuliah Mahal, Kerja Susah, Gen Z Pilih Bersantai

Farel Alfarel
Mahasiswa Universitas Islam Jakarta Pendidikan Agama Islam
15 Desember 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farel Alfarel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/arsitektur-frankfurt-4335215/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/arsitektur-frankfurt-4335215/
ADVERTISEMENT
Kuliah adalah proses pembelajaran lanjutan yang dilakukan setelah menyelesaikan Pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat.Kuliah merupakan tahapan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai bidang dan kemampuann yang diminati.
ADVERTISEMENT
Dengan memasuki jenjang yang lebih tinggi dari sekolah menengah atas (SMA) yaitu kuliah harusnya meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dibidangnya masing-masing namun sebelum berkuliah tentu saja ada proses pendaftaran yang harus dilakukan dan juga harus membayar uang kuliah tunggal (UKT) dengan proses tersebut tentunya tidak akan menyulitkan para calon mahasiswa jika uang kuliah tunggal tidak terlalu mahal tapi kenyataanya uang kuliah tunggal sangatlah mahal dan rata-rata tidak terjangkau bagi masyarakat kelas ekonomi menengah kebawah.Apalagi pekerjaan sekarang ini rata-rata membutuhkan lulusan minimal S1 dan diatasnya yang mana tidak memungkinkan jika tidak berkuliah, bukan hanya itu remaja-remaja zaman sekarang lebih bergantung pada orang tuanya untuk mencarikan pekerjaan jika saja para GEN Z ini memiliki lebih banyak kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pekerjaan saya rasa tidak akan banyak pengangguran.Saya mengutip dari berita “Jakarta, CNBC Indonesia-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk usia muda yang tidak punya kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET) pada 2023 mencapai hampir 10 juta. Biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal dikhawatirkan bisa menambah jumlah anak muda pengangguran ini.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Maliki mengakui biaya pendidikan menjadi salah satu tantangan yang harus dibenahi untuk mengatasi persoalan NEET. Dia mengatakan faktor biaya bisa menjadi salah satu pertimbangan lulusan SMA tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.
"Saya kira memang ini menjadi salah satu tantangan, kalau biaya kuliah tinggi tentunya mereka yang dari SMA itu banyak juga yang akhirnya tidak punya kesempatan untuk kuliah," kata Maliki kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa, (21/5/2024).
Sebelumnya, banyaknya anak muda di Indonesia yang tidak bekerja atau sekolah terpotret dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS). BPS melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan (NEET). Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Hampir bersamaan dengan mencuatnya fakta ini, mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri sedang pusing dengan keputusan pemerintah menaikkan uang kuliah tunggal (UKT) di kampus-kampus negeri. Kenaikan UKT tersebut direspons dengan banyaknya aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.
Menanggapi protes tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Abdul Haris mengklaim biaya kuliah di PTN meski tinggi tapi masih lebih terjangkau daripada Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
ADVERTISEMENT
Maliki mengatakan meski biaya pendidikan cukup penting, namun ada faktor lain yang juga harus ditekankan untuk mengatasi pengangguran di anak muda. Dia bilang faktor itu adalah motivasi diri yang lebih penting.
Maliki berkata anak-anak muda diharapkan sudah mengetahui tujuan hidupnya ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja. Misalnya ketika seseorang menempuh pendidikan vokasi, dia mengatakan orang tersebut harus sudah tahu bahwa mereka ingin langsung bekerja.
Maliki beranggapan biaya pendidikan murah akan percuma, apabila para peserta didik masih linglung dengan apa yang mereka sebenarnya inginkan. Dia khawatir nantinya mereka hanya ikut-ikutan tren untuk masuk ke perguruan tinggi.
"Akhirnya keahlian yang dimiliki tidak optimal dan akhirnya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ini membuktikan bahwa kurangnya perhatian remaja zaman sekarang tentang apa yang mau dilakukan di masa depan padahal dengan perhatian pemerintah terhadap pendidikan-pendidikan remaja zaman sekarang yang disebut GEN Z pemerintah sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 463,1 trilliun, dengan dana sebesar itu seharusnya banyak sekali calon-calon mahasiswa yang lahir untuk memenuhi syarat rata rata pekerjaan minimum yaitu bergelar S1.
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa pastinya sudah mempersiapkan diri dengan bidang yang diminatinya seperti mahasiswa hukum yang ingin menjadi hakim atau mahasiswa pendidikan agama islam yang ingin menjadi guru, tentunya dengan mahasiswa sebagai calon penerus bangsa diharapkan bisa mendapatkan pekerjaan sesuai bidang yang diminatinya. Menurut saya sudah tidak ada alasan bagi para GEN Z yang sudah cukup umur untuk mendaftarkan dirinya di bangku perkuliahan karena saat ini banyak sekali beasiswa-beasiswa yang dibuka oleh pemerintah agar masyarakat ekenomi menengah kebawah bisa tetap mendapat pendidikan. Mengutip dari “Palembang, detiksumbagsel - Beasiswa di tahun 2024 dari Pemerintah Indonesia untuk jenjang Sarjana (S1), Magister (S2) dan Doktor (S3) akan segera dibuka. Beasiswa ini diberikan oleh Pemerintah Indonesia untuk mahasiswa yang akan melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ada 5 beasiswa dari Pemerintah Indonesia di tahun 2024 yang akan mendapatkan benefit berupa komponen dana yaitu dana Uang Kuliah Tunggal (UKT), dana transportasi, dana hidup bulanan, dana asuransi kesehatan hingga dana tunjangan buku.
Berikut detikSumbagsel merangkum 5 jenis beasiswa dari Pemerintah Indonesia beserta persyaratan, jadwal pendaftaran, jenis beasiswa dan proses seleksi.
1. Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI)
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) adalah beasiswa yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Beasiswa ini diberikan untuk jenjang S1, S2 dan S3.
Pembukaan pendaftaran beasiswa untuk semua jenjang akan dibuka pada Mei 2024 dan penutupan pendaftaran pada Juni 2024. Proses seleksi BPI berupa seleksi administrasi dan substansi. Berikut informasi jenis-jenis BPI berdasarkan jenjang studi.
ADVERTISEMENT
2. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
Beasiswa LPDP menyelenggarakan program beasiswa untuk jenjang S2 dan S3. Terdapat 2 geleombang pendaftaran Beasiswa LPDP yaitu tahap 1 di bulan Juli 2023 dan Januari 2024.
Terdapat 3 program Beasiswa LPDP yang akan dibuka di tahun 2024 yaitu Program Umum yang terdiri dari 3 jenis beasiswa, Program Targeted terdiri dari 4 jenis beasiswa dan Program Afirmasi yang terdiri dari 4 jenis beasiswa. Berikut penjelasan lengkap mengenai Beasiswa LPDP.
3. Beasiswa Bank Indonesia
Beasiswa Bank Indonesia diberikan untuk jenjang S1 oleh GenBI (Generasi Baru Indonesia) di bawah naungan Bank Indonesia. Cakupan beasiswa ini berupa bantuan biaya kuliah, tunjangan hidup, akses bergabung ke komunitas Beasiswa BI hingga pelatihan dari Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
4. Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek
Beasiswa Unggulan adalah pemberian biaya pendidikan oleh pemerintah Indonesia kepada putra-putri terbaik bangsa Indonesia pada perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri pada jenjang S1, S2, dan S3. Komponen Beasiswa Unggulan yang akan diterima yaitu biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya buku dan biaya transportasi.
Beasiswa Unggulan terdiri dari 4 program beasiswa yaitu Beasiswa Masyarakat Berprestasi, Beasiswa Pegawai Kemendikbudristek, Beasiswa Penyandang Disabilitas dan Beasiswa Penghargaan. Berikut penjelasan lengkap mengenai Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek.
5. Beasiswa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia kembali membuka Program Beasiswa S2 Dalam dan Luar Negeri Tahun 2024. Program beasiswa ini terbuka bagi aparatur pemerintah pusat dan daerah termasuk anggota TNI, POLRI dan Pegawai Swasta yang memiliki latar belakang di sektor start-up.
ADVERTISEMENT
Seleksi Beasiswa Kominfo berupa pembuatan akun, pendaftaran dan pengisian profil, seleksi administrasi, seleksi psikotes, seleksi wawancara dan pengumuman akhir. Berikut informasi mengenai persyaratan umum Beasiswa Kominfo.
Data lebih lengkapnya bisa kamu baca di link ini : https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7131331/5-beasiswa-di-tahun-2024-dari-pemerintah-indonesia-apa-saja.
Dengan artikel ini saya harap para remaja-remaja GEN Z bisa termotivasi untuk tetap berusaha berkuliah juga mencari pekerjaan dan bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarganya, bukan hanya itu saya harap remaja-remaja GEN Z juga bisa meningkatkan kreatifitas dan efektifitas dalam banyak bidang untuk masa depan yang lebih indah. Memang sulit dan juga melelahkan tapi jika bisa di usahakan kenapa tidak? Seperti kata pepatah tidak ada hasil tanpa usaha begitu pula untuk pendidikan dan pekerjaan.
ADVERTISEMENT