Konten dari Pengguna

Tips Mengatasi Stuck

Farel Luthfi Firdaus
Mahasantri STIABI Riyadul Ulum Tasikmalaya
11 Desember 2022 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farel Luthfi Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang yang stuck (sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-berpenampilan-hitam-duduk-di-bangku-di-samping-pintu-1532775/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang yang stuck (sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-berpenampilan-hitam-duduk-di-bangku-di-samping-pintu-1532775/)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah merasa hidupmu hanya begitu-begitu saja, tidak ada sesuatu yang memberimu hasrat, gairah atau semangat? Tentu sebagian dari kita mengalami fase tersebut. Kita bisa menganggapnya sebagai fenomena normal dalam kehidupan, disaat melakukan suatu pekerjaan yang sama dengan mobilitas tinggi setiap harinya. Istilah yang tepat untuk menggambarkan keadaan tersebut adalah stuck.
ADVERTISEMENT
Sebelum lebih jauh membahas stuck, kita perlu mengetahui definisi dari stuck terlebih dahulu. Dalam Cambridge Dictionary, dijelaskan bahwa “Stuck is unable to move from a particular position or place, or unable to change a situation", yaitu suatu kondisi dimana kita tidak bisa bergerak dari suatu tempat, situasi atau kondisi tertentu. Apa yang sudah kita lakukan selama ini berjalan dari waktu ke waktu, akan tetapi tidak ada pencapaian yang didapat.
Perasaan stuck ini muncul pada mereka yang ingin memulai sesuatu hal yang baik, tapi bingung untuk memulainya. Perasaan stuck ini juga muncul pada mereka yang kehilangan tujuan. Menurut better.com, suatu website yang fokus membahas tentang human development, menyebutkan bahwa seseorang yang sedang berada dalam situasi stuck, dapat dilihat setidaknya dari 3 hal. Pertama, cepat termotivasi akan tetapi cepat juga kehilangan gairah dan semangat dalam berjuang. Kedua, senang mencari validasi dari eksternal dan senang mendapat pengakuan dari orang lain, baik itu kemampuan, ujian, achievement, dan lain-lain. Ketiga, sering berpikir tentang apa lagi hal yang bisa lebih baik untuk dilakukan juga senang menjalani hal baru yang berbeda, tanpa mengevaluasi berbagai hal yang sudah dilakukan sebelumnya dan melihat beberapa target yang belum tercapai.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat kita stuck. Pertama infomania, banyak informasi yang diterima. Dengan banyaknya informasi yang diterima, menjadikan manusia sibuk untuk memikirkan serta melakukan banyak hal. Akan tetapi, menjadi manusia sibuk, tapi tidak produktif adalah alasan stuck dan bosan itu dimulai. Kedua, mudah terjebak tapi tidak tahu bahwa dia terjebak. hal ini dapat ditafsirkan bahwa kita tahu apa yang harus kita lakukan, akan tetapi kita tidak melakukannya. Banyak teori, tapi sedikit aksi. Hal tersebut memicu stuck dalam diri kita. Ketiga achievement addict, yaitu keinginan untuk terus melakukan sesuatu tanpa henti. Ketika seseorang terbiasa bekerja dalam intesitas tinggi, maka disaat tidak melakukan apapun, mereka akan merasa bersalah dan tidak berguna.
Ilustrasi seseorang yang stuck (sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-dengan-kaos-merah-melihat-laptopnya-3755761/)
Lantas mau sampai kapan kita terbelenggu dalam stuck feeling? Tentu, kita harus segera bangkit dan kembali menatap kedepan untuk menggapai cita-cita, harapan dan impian. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang dapat dilakukan saat merasa stuck, diantaranya:
ADVERTISEMENT
Tips pertama, stop and resist. Berhenti sejenak, setidaknya 5 sampai 10 menit ataupun beberapa saat dari penggunaan sosial media. Kita terkadang tidak menyadari bahwa otak mempunyai hak tersendiri untuk diistirahatkan, karena untuk menerima dan menangkap informasi, otak harus bekerja keras.
Kedua, take our single step. Rencanakan apa yang kamu akan kerjakan, kerjakan apa yang telah kamu rencanakan. Karena segala hal yang akan dikerjakan akan sangat sulit dituntaskan jika tidak direncanakan terlebih dahulu.
Ketiga, calm down. Setelah mengerjakan hal-hal berat, kamu bisa beristirihat sejenak untuk menenangkan hati, pikiran dan tenaga. Hargai apa yang sudah kita lakukan dan kita capai, karena dengan merehatkan sejenak tubuh kita juga merupakan self reward setelah melewati hari yang melelahkan
ADVERTISEMENT
Keempat, jauhkan gadget saat sedang bekerja dan mengerjakan hal yang membutuhkan fokus dan konsentrasi agar terhindar dari dopamine detox.
Kelima, mengubah kebiasaan dan mencoba hal baru. Jika kebiasaan lama yang toxic ataupun membuat kita tidak berkembang, maka kita bisa mencoba hal baru yang lebih positif dan kita mampu untuk mengerjakannya.
Keenam, bertanya tentang apa tujuan hidup dan menerima setiap detik dari kehidupan itu sebagai proses menuju kesuksesan yang diimpikan. Mempunyai tujuan dalam hidup itu penting, maka segala hal yang kita kerjakan harus memiliki kejelasan dan tidak asal-asalan. Setelah mentekadkan suatu tujuan untuk dicapai, jangan lupa bahwa tujuan kita tidak akan bisa diraih dengan instan, akan tetapi harus melewati proses panjang yang membutuhkan kesungguhan dan kesabaran.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, menerima diri seutuhnya. Setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing. Kita tidak bisa menuntut atau memaksakan diri kita sama seperti orang lain. Kita hanya harus menyadari dan mengembangkan passion yang ada dalam diri kita, tanpa harus membandingkannya dengan orang lain.