Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Waspada Penyakit Mulut dan Kuku Pada Hewan Ternak
30 Mei 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Farhan Musyahidan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyakit mulut dan kuku atau PMK dalam bahasa Inggris Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan yang menular dengan cepat dan menyerang hewan-hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kambing, domba, kerbau, babi, termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa, dan lainnya. PMK ini disebabkan oleh virus yang dapat bertahan lama di lingkungan dan bertahan hidup di tulang, kelenjar susu serta produk susu. Masa inkubasinya selama 1-14 hari, dengan dampak paling buruk adalah kematian. Kemungkinan kematian akan jauh lebih tinggi pada hewan muda atau anakan yang baru lahir.
ADVERTISEMENT
Penyakit mulut dan kuku (PMK) pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1887 melalui impor sapi perah dari Belanda. Kasus pertama terjadi di Malang, Jawa Timur, dan menyebar ke daerah lain ke arah timur hingga Banyuwangi. Laporan kasus PMK terus muncul di berbagai daerah, seperti Jakarta, Aceh, Medan, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya, pada tahun-tahun berikutnya. Wabah terakhir terjadi pada tahun 1983 di Jawa, dan pemberantasannya dilakukan melalui vaksinasi massal, dengan Indonesia dinyatakan bebas PMK secara nasional pada tahun 1986. Namun, PMK kembali muncul pada tahun 2022 di beberapa kabupaten di Jawa Timur dan Aceh. Kemunculan kembali PMK dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk impor daging dan produk susu ilegal, swill feeding, dan kemungkinan masuknya hewan hidup rentan dari negara tetangga.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini ditularkan ke hewan lain dengan kontak langsung antara hewan tertular dengan hewan rentan,Kontak tidak langsung melalui kontak dengan virus pada manusia, alat dan sarana transportasi akibat kontaminasi dari peternakan yang mengalami wabah PMK,serta penyebaran melalui udara, penyebaran PMK oleh udara bisa terjadi sampai radius 10 kilometer.
Dampak penyakit mulut dan kuku khususnya pada hewan ternak antara lain, penurunan produksi susu, penurunan berat badan, harga jual menurun, keguguran, hingga kematian mendadak. Untuk menghindari semua dampak negatif PMK, kita harus mengetahui tanda tanda ternak yang telah terjangkit virus PMK yaitu; ternak terlihat kesulitan berjalan atau pincang, air liur berlebihan yang mengeluarkan bau tak sedap,nafsu makan berkurang, dan adanya luka melepuh berisi cairan yang ditemukan pada lidah, gusi, hidung, serta teracak/kuku.
ADVERTISEMENT
Cara menangani ternak yang tertular secara mandiri tanpa jasa dokter hewan adalah dengan cara mengisolasi atau memisahkan ternak yang terkena PMK serta mengupayakan agar ternak yang sakit untuk tetap bisa makan meskipun nafsu makan menurun. Jika ternak yang sakit keadaannya semakin parah, gunakan jasa dokter hewan yang akan memberikan antipiretik/analgetik.
Pada tahun 2022 sekitar bulan Juni, saya punya pengalaman menangani kasus PMK pada ternak sapi di desa kauman, kabupaten Tulungagung selama seminggu bersama ayah dan ibu yang keduanya berprofesi sebagai dokter hewan. Kami kesana dengan mobil berisi berbagai obat dan vitamin yang akan diberikan pada ternak ternak disana. Peran saya pada satu minggu itu bisa dibilang cukup penting, saya menyiapkan obat obat yang akan di-injeksikan ke ternak yang sudah ayah diagnosis serta merapikan tas obat agar mobilisasi dari kandang satu ke kandang yang lain lebih cepat.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kondisi berbeda yang membutuhkan penanganan yang berbeda pula, jika setelah dicek dengan thermometer dan ternyata suhu badan tinggi, maka ternak tersebut akan disuntik dengan obat pereda nyeri/penurun panas, kalau kuku pada ternak terdapat luka, yang diberikan adalah obat semprot guna mencegah infeksi berlanjut, kalau ternak belum menunjukkan gejala PMK, vitamin lah yang akan diberikan agar daya tahan tubuh pada ternak jadi lebih kuat.
Berdasarkan pengalaman dan nasehat ayah saya yang seorang dokter hewan ke setiap peternak yang ternaknya belum terinfeksi PMK, hal yang dapat dilakukan peternak adalah dengan memisahkan ternak sakit dan ternak sehat, sedangkan untuk ternak yang sakit bisa meminimalisir luka pada mulut dan kuku dengan soda abu/soda kue. Bawang putih, kunyit, dan daun kemangi juga bisa dijadikan alternatif. Kalau keadaan ternak anda semakin parah, panggil saja ayah saya eh, maksudnya panggil saja dokter hewan terdekat yahh! .
ADVERTISEMENT