Kronologi Gubuk Petani Simalingkar Dibakar Ditengah Perjuangan Aksi Jalan Kaki

Farhan Abdillah Dalimunthe
Koordinator Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Partai Rakyat Adil Makmur (DPP PRIMA)
Konten dari Pengguna
28 Juni 2020 1:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhan Abdillah Dalimunthe tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubuk yang terbuat dari tepas bambu ditengah ladang serai milik petani Simalingkar ludes terbakar pada Sabtu (27/6).
MEDAN - Dua buah gubuk milik petani di Dusun Bekala Desa Simalingkar A, Kec. Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ludes terbakar, Sabtu Dini Hari (27/6).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari para petani yang berjaga di posko SPSB, kronologis pembakaran ini menimpa gubuk yang terbuat dari tepas bambu milik seorang petani yang sedang mengikuti aksi jalan kaki dari Medan menuju Istana Negara di Jakarta.
Saat kejadian pembakaran terjadi, para petani yang melakukan aksi jalan kaki sudah sampai di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Mulanya, pada Jumat malam (26/6) para anggota Serikat Pekerja Simalingkar Bersatu (SPSB) yang tidak ikut berangkat aksi jalan kaki menuju Jakarta melakukan ronda malam dan jaga posko yang memang dilakukan secara rutin setiap hari.
Setelah mendapat laporan tersebut, tepatnya pada Sabtu (27/6) pukul 00.20 WIB 8 orang petani yang sedang berjaga di posko SPSB langsung menuju ke lokasi kejadian dan menemukan kobaran api sudah membumbung tinggi. Gubuk sudah terbakar dan sulit untuk dipadamkan karena tidak ada akses air di sekitar ladang.
ADVERTISEMENT
Manurung seorang warga yang rumahnya berada sekitar 100 meter dari lokasi kejadian memberikan keterangan bahwa sebelumnya ada dua orang yang mencurigakan masuk ke areal ladang.
“Sepengetahuanku tadi sekitar jam 12 malam ada 2 orang boncengan naik motor RX-King kelihatan lewat dari arah ujung jahe menuju ke pertigaan keluar. Dari pertigaan ini turun 1 orang, yang bawa motor king ini balik lagi ke arah ujung jahe. Aku tadi lagi duduk-duduk didepan rumah. Tidak jelas ciri-cirinya karena kondisi di daerah situ sangat-sangat gelap, tapi orang itu pakai senter kepala. Sebelumnya dia sempat kayak mondar-mandir lihat-lihat situasi dulu. Dari situ perasaanku pun udah gak enak aja dari tadi semenjak orang itu lewat, aku udah gak tenang karena gelagatnya pun mencurigakan.”, ujar Manurung.
ADVERTISEMENT
Gubuk yang dibakar terletak di tengah areal ladang serai milik seorang petani bernama Diki dan jauh dari pemukiman warga. Untuk memasuki lokasi harus melewati ladang jagung dan ladang serai terlebih dahulu.
Dari lokasi kejadian sangat tercium aroma minyak tanah dari asap yang dikeluarkan, kemudian antara gubuk yang satu dengan yang satunya lagi memiliki jarak sekitar 5 meter.
Di area ladang juga tidak ada aliran listrik sehingga tidak memungkinkan adanya korsleting listrik. Tidak ada juga aktivitas memasak karena itu hanya gubuk singgah ketika berladang dan selama 2 hari sudah ditinggal pemiliknya untuk aksi jalan kaki menuju Jakarta.
Sampai saat ini masih belum diketahui siapa oknum yang melakukan pembakaran. (FAD)