Konten dari Pengguna

Keteladanan Umar bin Khattab, Konflik Agraria, dan Kasus Rempang

Farkhan Al Faiz
Mahasiswa Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4 Oktober 2023 9:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farkhan Al Faiz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: kaligrafi nama-nama sahabat nabi termasuk Umar bin Khatab bersanding bersama lafadz Allah dan Nabi Muhammad SAW. di Hagia Sophia, Turki. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: kaligrafi nama-nama sahabat nabi termasuk Umar bin Khatab bersanding bersama lafadz Allah dan Nabi Muhammad SAW. di Hagia Sophia, Turki. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Semasa Umar bin Khattab menjadi pemimpin kaum muslimin, banyak hal-hal yang perlu diteladani oleh para pemimpin hari ini. Salah satunya adalah keseriusan Umar dalam menegakkan keadilan.
ADVERTISEMENT
Karakter tersebut dapat dilihat ketika Umar bin Khattab menerima aduan dari seorang Yahudi tua dari Mesir yang rumahnya terancam digusur oleh proyek pembangunan masjid.
Dalam buku Kisah Teladan karya KH Abdurrahman Arroisi diceritakan kisah tersebut. Amru bin Ash selaku gubernur Mesir kala itu tengah melakukan proyek pembangunan masjid di samping istananya. Salah satu dampaknya, ia harus merelokasi permukiman di sekitar masjid, termasuk rumah orang Yahudi tersebut.
Amru bin Ash telah berupaya menaikkan harga ganti rugi dari lahan yang akan digusur, namun orang Yahudi tersebut tetap tidak menyerahkan tanahnya. Demi keberlangsungan proyek, terpaksa Amru bin Ash berencana merelokasi rumah orang Yahudi tersebut.
Singkat cerita, orang Yahudi tersebut mendatangi Umar bin Khattab sebagai amirul mukminin (pemimpin orang-orang mukmin) di Madinah untuk mengadukan masalahnya. Setelah mendengar aduan tersebut, Umar bin Khattab seketika mengambil sebuah tulang dan membuat garis lurus di tengah tulang dengan pedang.
ADVERTISEMENT
Orang Yahudi itu pun bingung dengan tindakan sang amirul mukminin. Namun setelah itu orang Yahudi tersebut kembali ke Mesir dan menyerahkan tulang tersebut kepada Amru bin Ash, seketika Amru bin Ash gemetar dengan pesan yang disampaikan oleh Umar bin Khattab.
Tak lama setelah itu Amru bin Ash memerintahkan stafnya untuk mengembalikan hak orang Yahudi tersebut dan tidak jadi merelokasi rumahnya.

Konflik Agraria dan Kasus Rempang

Ilustrasi alat berat yang digunakan untuk relokasi lahan. Sumber: Unsplash
Konflik agraria bukanlah hal baru dalam sejarah bangsa ini, dari masa ke masa, rezim berganti rezim konflik agraria sering kali memanas ketika pemerintah ingin melaksanakan proyek pembangunan dan harus merelokasi pemukiman masyarakat di sekitarnya.
Dikutip dari Tempo.co, Konsorsium Pembaruan Agraria atau KPA menyatakan terdapat 73 konflik agraria yang terjadi dalam delapan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo akibat proyek strategis nasional (PSN).
ADVERTISEMENT
"KPA mencatat sepanjang tahun 2015 sampai dengan 2023, telah terjadi 73 letusan konflik agraria akibat proyek-proyek strategis nasional, yang terjadi di seluruh sektor pembangunan baik sektor infrastruktur, pembangunan properti, pertanian, agribisnis, pesisir, dan tambang," kata Dewi dalam diskusi Peringatan Hari Tani Nasional 2023 yang disiarkan daring pada Minggu, 24 September 2023.
Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, merupakan tempat strategis untuk dijadikan sebagai pusat industri, perdagangan dan pariwisata. Letaknya di selat Malaka menjadikan Investor asing tertarik menanamkan modalnya untuk pembangunan Rempang Eco City.
Menurut pemerintah, proyek strategis nasional (PSN) memang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Namun pada kenyataannya proyek tersebut menerjang norma keadilan yang tertera pada Pancasila sila kelima yaitu, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi pernyataan pejabat publik yang kontroversial semakin memperkeruh suasana. Tak hanya itu, tindakan represif aparat saat proses relokasi semakin membuat situasi tidak kondusif.
Ketika investasi bertujuan untuk mensejahterakan rakyat, maka perlu dipertanyakan terlebih dahulu, rakyat mana yang ingin disejahterakan, apakah rakyat negeri sendiri atau rakyat yang mana?

Keteladanan Umar bin Khattab

Belajar dari sosok Umar bin Khattab yang berkomitmen menegakkan keadilan bagi rakyatnya, tulang yang diberikan oleh Umar kepada Amru bin Ash menyampaikan pesan bahwa kelak kamu akan mati dan menjadi seperti tulang ini, maka berbuat adillah karena Allah.
Kemudian garis lurus di tengah tulang bermakna tegakkanlah kebenaran. Jika engkau tidak mampu menegakkan kebenaran dan keadilan, maka pedang inilah yang akan menuntut keadilan kepadamu sebagai seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT
Umar bin Khattab adalah pemimpin yang menjadikan Iman sebagai landasan dalam memerintah. Umar sadar betul bahwa kelak apa yang ia pimpin akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah.
Sudah seharusnya para pemimpin bangsa ini belajar dari sosok Umar bin Khattab yang berkomitmen menegakkan keadilan dan menjaga hak-hak rakyat yang dipimpinnya. Semoga kelak negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang menjunjung tinggi keadilan dan berpihak pada maslahat rakyat.