Konten dari Pengguna

Maulid Nabi: Memaknai Kelahiran sang Purnama, Melangitkan Doa Membumikan Cinta

Farkhan Al Faiz
Mahasiswa Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4 Oktober 2023 9:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farkhan Al Faiz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kaligrafi bertuliskan lafadz Nabi Muhammad. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Kaligrafi bertuliskan lafadz Nabi Muhammad. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hanyalah pencinta yang mengerti apa itu cinta. Orang yang tak memiliki cinta tak akan pernah paham arti cinta. Orang yang mencintai akan rela mengorbankan apapun demi mendapatkan cinta kekasihnya.
ADVERTISEMENT
Rasulullah Muhammad salallahu’alaihi wassalaam adalah sosok manusia mulia yang paling layak untuk dicintai. Kekasih Allah ini adalah penghulunya para nabi dan rasul, sekaligus penutup para nabi. Kepribadiannya yang agung memancarkan cahaya cinta bagi umat yang kala itu berada dalam kegelapan era jahiliyah.
Bagaimana seharusnya seorang pencinta memaknai kelahiran sang Purnama (Muhammad SAW). Kelahiran adalah awal dari kehidupan manusia di dunia.
Kelahiran seorang bayi sangat berarti bagi kedua orang tuanya, mereka sangat bahagia sekaligus haru ketika buah hati mereka menangis dan mengoek untuk pertama kalinya. Momen tersebut tak akan pernah dilupakan oleh kedua orang tuanya dan akan selalu teringat sampai kapanpun.
Begitupun kelahiran baginda Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalaam, hari lahirnya tak akan pernah dilupakan oleh umat yang mencintainya. Para pencintanya akan memaknai kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk cinta Allah kepada manusia, oleh karena itu makan maulid nabi bagi para pencinta adalah cinta itu sendiri.
Maullid Nabi di DPC Rabitah Alawiyah Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Istimewa
Tentu, para pencinta memiliki cara untuk mengekspresikan kecintaannya. Berbagai macam cara yang mereka lakukan untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran sosok yang dicintainya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana seharusnya seorang pencinta Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalaam mengekspresikan kecintaannya? Apakah cukup berselawat kepadanya saja? Atau ada cara lain yang lebih relevan untuk mengekspresikan cinta tersebut?
Diutusnya Rasulullah Muhammad salallahu’alaihi wassalaam ke dunia ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, menebar cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia, mencontohkan akhlak yang mulia serta menjadi solusi dari permasalahan sosial yang ada.
Oleh sebab itu, cara megekspresikan kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalaam adalah dengan cara menaati Allah subhanahu wata’ala, yaitu menjalankan perintah-Nya, menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya, meneladani akhlak Rasulullah, serta melangitkan doa dan selawat untuknya.
Rasulullah Muhammad salallahu’alaihi wassalaam adalah pribadi yang sangat mencintai umatnya, gemar menyantuni anak yatim dan fakir miskin, serta peka terhadap masalah sosial yang ada. Tak hanya kepada umat Islam, kasih sayangnya juga beliau curahkan kepada selain umat Islam.
ADVERTISEMENT
Sangat masyhur di kalangan kita kisah Nabi Muhammad salallahu’alaihi wassalaam menyuapi nenek Yahudi buta di kota Madinah, padahal nenek tersebut gemar mencaci dan menghina Rasulullah. Namun si nenek Yahudi terebut tidak tahu kalau yang biasa menyuapinya adalah Nabi Muhammad itu sendiri.
Setelah Rasulullah meninggal, barulah sadar ada yang berbeda dari orang yang menyuapinya. Saat itu yang menyuapi nenek Yahudi tersebut adalah Abu bakar As Shiddiq. Si nenek pun berkata, “Kau bukan orang yang biasa menyuapi aku, orang yang menyuapiku akan melembutkan makanan terlebih dahulu. Siapa kamu?”
“Iya, aku bukan orang yang biasa menyuapimu, Nek,” jawab Abu Bakar.
“Lantas, siapa kamu dan siapa orang yang biasa menyuapiku?” tanya nenek itu kepada Abu Bakar.
ADVERTISEMENT
“Yang menyuapimu adalah Muhammad salallahu’alaihi wassalaam dan aku adalah sahabatnya,” jawab Abu Bakar.
Lantas, si nenek pun terkejut mendengar penjelasan dari Abu Bakar. Dengan hidayah Allah, seketika itu si nenek Yahudi tersebut memeluk Islam.
Akhlak dan kepribadiannya yang agung telah membuka pintu hidayah bagi banyak manusia. Layaknya purnama, pancaran cinta dan kasihnya selalu menjadi pencerah bagi umat yang berada dalam kegelapan.
Kelahirannya telah menjadi rahmat bagi seluruh alam, menyampaikan cinta dan kasih sayang kepada seluruh alam. Maka selayaknya pencinta yang mencintai kekasihnya, jangan nodai cinta tersebut dengan pengkhianatan.
Bentuk pengkhianatan cinta kepada Rasulullah salallahu’alaihi wassalaam adalah dengan mengingkari apa yang disampaikannya, membenci sunnahnya dan menyengaja bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala. Semoga cinta ini tetap terjaga dan membumi kepada sesama.
ADVERTISEMENT