news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengaruh Iklim pada Pola Kehidupan Indonesia

Farhan Gymnastiar
Mahasiswa Teknik Kelautan ITS
Konten dari Pengguna
11 November 2020 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhan Gymnastiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif lama dan meliputi wilayah yang luas. Proses terjadinya iklim merupakan sebuah kombinasi dari variabel-variabel atmosfir yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim beserta unsurnya adalah hal penting untuk diperhatikan, dipelajari, dan diantisipasi efeknya, karena pengaruhnya sering menimbulkan masalah bagi manusia serta mahluk hidup lainnya. Menurut Kartasapoetra (2004), iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang cukup lama. Iklim merupakan fenomena alam yang digerakkan oleh gabungan beberapa unsur, antara lain radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan, hujan, evaporasi, tekanan udara, dan angin.
ADVERTISEMENT
Faktor yang mempengaruhi unsur iklim sehingga dapat membedakan iklim di suatu tempat dengan iklim di tempat lain disebut kendali iklim. Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, sel semi permanen tekanan tinggi dan tekanan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai (Tjasjono, 2004).
Unsur unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim :
a. Suhu udara, Menurut Kartasapoetra (2004), suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu.
b. Tekanan udara, Tekanan atmosfir berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu. Satuannya atmosfir (atm) atau mmHg atau mbar, dimana tekanan udara 1atm = 760mmHg = 1.013mbar. Tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau altitud).
ADVERTISEMENT
c. Kelembaban udara, Menurut Kartasapoetra (2004), kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang berada dalam satu satuan udara, yang dinyatakan gram/m3 . Kelembaban spesifik merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa udara, yang dinyatakan dengan gram/kg.
d. Curah hujan, Menurut Kartasapoetra (2004), hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air berasal dari awan yang terdapat di atmosfir. Bentuk presipitasi uap air lainnya adalah salju dan es.
e. Angin, Menurut Kartasapoetra (2004), angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan kelembaban) seragam dalam arah yang horizontal. Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.
Gambar 1. Pembagian Iklim Matahari. Sumber : Kompas.com
Berdasarkan diagram yang dicetuskan oleh Waryono pada tahun 1987, terdapat 4 klasifikasi iklim matahari, yaitu :
ADVERTISEMENT
1. Iklim Tropis
Iklim ini berada di sekitar kathulistiwa dan dibatasi oleh garis lintang 23,5′ LU Tropic of Cancer dan 23,5′ LS Tropic of Capricorn. Daerah ini merupakan satu-satunya daerah di bumi yang mengalami paparan sinar matahari tepat diatas kepala, atau lurus 90′. Pada wilayah ini, suhu rata-rata harian tergolong tinggi, bahkan dapat mencapai angka 30’C. Hal ini terjadi karena terdapat paparan sinar matahari yang sangat intens. Meskipun suhu rata-ratanya tinggi, amplitudo (perbedaan) suhu tahunan nya tidak terlalu tinggi. Hal ini terjadi karena paparan matahari cukup konstan sehinga wilayah ini senantiasa hangat.
2. Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis meliputi lintang 23,5 hingga lintang 40 utara dan selatan. Iklim ini ditandai dengan keberadaan 4 musim dalam satu tahun yaitu musim panas, dingin, semi, dan musim gugur. Negara yang termasuk kedalam daerah subtropis antara lain adalah :
ADVERTISEMENT
• Beberapa bagian Eropa kecuali Skandinavia (Swedia, Norwegia, Finlandia, Islandia) dan Eropa Utara
• Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Barat
• Sebagian besar Amerika Serikat bagian selatan dan sekitarnya
• Afrika Utara dan wilayah sekitar Afrika Selatan
• Australia
• Amerika Selatan bagian selatan yang antara lain adalah Argentina dan Chile bagian selatan
Iklim sub tropis memiliki karakteristik unik yaitu musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
3. Iklim Sedang
Iklim sedang terbentang dari lintang 40′ (atau 35 di beberapa sumber) hingga lintang 66.5′ di selatan dan utara. Mayoritas penduduk di belahan bumi bagian utara tinggal di daerah iklim sedang, seperti Eropa dan Amerika Utara. Hal ini terjadi karena distribusi lahan yang luas di lintang sedang dan iklim yang tidak terlalu buruk untuk kehidupan.
ADVERTISEMENT
4. Iklim Dingin
Iklim dingin umumnya terjadi di wilayah yang dekat dengan kutub, baik itu kutub utara maupun kutub selatan. Contoh wilayah yang mengalami iklim dingin atau iklim kutub adalah Antartika, Artik, Kanada Utara, Rusia Utara, dan Skandinavia bagian Utara. Secara umum, iklim dingin terjadi pada wilayah antara 66.5′ hingga 90′ lintang utara maupun lintang selatan. Pada wilayah beriklim dingin, musim dingin berlangsung lama dan musim panas berlangsung cepat. Selain itu, malam hari di kawasan ini juga lebih lama dibandingkan dengan siang hari, terkadang, terjadi fenomena midnight sun di beberapa wilayah.
5. Iklim Kontinental
Iklim kontinental adalah sebutan bagi wilayah yang lebih dipengaruhi efek daratan dibandingkan dengan efek lautan. Curah hujan yang sedikit disebabkan oleh laju penguapan yang rendah dan jarak yang jauh dari badan air. Namun, hal ini tidak berlaku bagi hutan hujan tropis, seperti Kalimantan atau Amazon di Brazil. Daerah tersebut memiliki microclimate nya tersendiri karena terdapat transpirasi yang sangat besar dari pepohonan yang ada.
ADVERTISEMENT
6. Iklim Samudera/Maritim/Laut
Iklim maritim merupakan istilah bagi zona yang lebih dipengaruhi oleh kedekatannya dengan laut dibandingkan dengan faktor lainnya. Awan yang banyak disebabkan oleh penguapan yang tinggi dari badan air yang berada di dekat daerah beriklim maritim. Penguapan dan perawanan yang banyak ini menyebabkan hujan sering terjadi.
7. Iklim Dataran Tinggi/Gunung
Iklim ini umumnya terjadi di wilayah pegunungan atau dataran tinggi seperti Pegunungan Alpin, Tibet, Bolivia, atau Peru. Udara yang lebih kering dan dingin disebabkan oleh pendinginan udara adiabatik ketika udara naik dari ketinggian rendah menuju ketinggian tinggi. Zona bayangan hujan yang disebabkan oleh angin fohn menyebabkan daerah di iklim ini terbagi menjadi dua, yaitu zona yang sangat basah dan zona yang sangat kering. Contoh dari fenomena ini adalah di India Utara.
ADVERTISEMENT
8. Iklim Muson
Iklim muson merupakan sebutan bagi wilayah yang dipengaruhi oleh efek angin muson. Contoh wilayah yang terdampak oleh angin muson adalah asia tenggara, australia, india, dan pesisir timur afrika (Indian Ocean Dipole Mode). Iklim muson memiliki ciri khas sebagai berikut
• Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan hujan
• Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan kemarau
Angin yang menyebabkan hujan umumnya berasal dari laut sehingga membawa banyak uap air. Sedangkan angin yang menyebabkan kemarau biasanya melewati banyak gurun, pegunungan, atau dataran sehingga tidak memiliki banyak uap air
Gambar 2. Letak Astronomis Indonesia. Sumber : http://geoenviron.blogspot.com/
Iklim yang dimiliki Indonesia salah satunya dan yang paling berpengaruh adalah iklim laut. Mengapa Indonesia memiliki iklim laut? Tentu saja karena wilayah Indonesia sebagian besar wilayahnya adalah berupa lautan. Maka dari itulah Indonesia memiliki iklim laut.lalu, apakah iklim laut itu? Iklim laut atau iklim maritim merupakan iklim yang banyak mendatangkan hujan yang sifatnya lembab sehingga Indonesia akan mengalami musim hujan yang berkepanjangan. Iklim laut akan mendatangkan banyak kenyamanan bagi masyarakat Indonesia karena iklim laut mempunyai banyak keuntungan yang akan membantu masyarakat Indonesia. Iklim laut dapat meliputi daerah iklim tropis, sub tropis dan iklim sedang.
ADVERTISEMENT
Potensi iklim bagi Indonesia
Jenis iklim di Indonesia tersebut berdampak pada tingginya atau besarnya curah hujan. Curah hujan antar wilayah di Indonesia bervariasi, tetapi umumnya curah hujan di Indonesia sekitar 2.500 milimeter per tahun. Kondisi curah hujan tinggi dan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Dengan suhu yang tinggi dan curah hujan besar, penduduk Indonesia dapat melakukan berbagai aktivitas sepanjang tahun tanpa banyak terkendala oleh faktor iklim. Hujan yang besar memungkinkan ketersediaan air dalam jumlah besar untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perikanan, air minum, tenaga listrik, dan lain-lain.
Petani di Indonesia mulai menyiapkan lahan untuk bercocok tanam pada musim hujan. Jenis tumbuhan yang ditanam adalah yang membutuhkan air pada awal pertumbuhannya, contoh padi. Sedangkan nelayan mengurangi frekuensi melaut karena saat musim hujan sering terjadi cuaca buruk dan gelombang laut yang cukup besar dan juga berbahaya. Hasil tangkapan ikan sedikit, sehingga pasokan ikan sedikit dan harga ikan mahal. Musim hujan tidak banyak berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang pekerjaannya tidak berhubungan lansung dengan alam, seperti pegawai atau karyawan. Saat musim kemarau, sebagian petani membiarkan lahan tidak ditanami karena tidak ada pasokan air. Sebagian petani bercocok tanam mengandalkan air dari sungai atau saluran irigasi. Petani memilih jenis tanaman yang tidak perlu banyak air. Nelayan dapat mencari ikan di laut saat musim kemarau tanpa terganggu cuaca buruk. Hasil tangkapan ikan menjadi lebih besar dibandingkan musim hujan sehingga pasokan ikan lebih melimpah.
ADVERTISEMENT
Angin muson barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke berbagai wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi masih sederhana dan masih mengandalkan kekuatan angin, sehingga gerakan perahu mengikuti arah gerakan angin muson. Sekitar 2.000 tahun SM, terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa Melayu-Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austronesia adalah ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan di China Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di Teluk Tonkin. Sekitar 200 SM, mereka pindah menyebar ke daerah-daerah Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau Lautan Teduh (Pasifik) sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keadaan iklim saat nenek moyang datang ke Indonesia hampir sama dengan saat ini. Secara umum, keadaan curah hujan di Indonesia tergolong tinggi tetapi tidak merata. Di wilayah kepala burung Papua Barat (sebelah barat Manokwari) curah hujan tinggi. Di Nusa Tenggara dan Sulawesi Utara curah hujan rendah. Namun masing-masing wilayah bisa memanfaatkan potensi iklim mereka dengan baik.
Sumber :
Miftahuddin, 2016. Analisis Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-Kendall Multivariat. Universitas Hasannudin.
Sutrisni Putri, Arum, 2020. Kondisi Iklim Indonesia. Kompas. Diakses pada https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/19/191505969/kondisi-iklim-indonesia?page=all
Ilmugeografi.com. Iklim di Indonesia: Jenis dan Penjelasannya. Diakses pada https://ilmugeografi.com/astronomi/iklim-indonesia