Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Masjid Syuhada : Monumen dengan Simbol Perjuangan dan Keagamaan
13 November 2024 10:19 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Farhan Hanif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masjid pada umumnya hanya dimaknai sebagai tempat beribadah umat Islam. Akan tetapi, masjid memiliki fungsi lebih banyak dari hanya sekadar sebuah tempat beribadah. Pada zaman Rasulullah, masjid memiliki banyak sekali fungsi. Diriwayatkan dalam beberapa hadis, selain untuk beribadah Rasulullah memfungsikan masjid sebagai tempat menuntut ilmu, tempat musyawarah, tempat akad pernikahan, bahkan menjadi tempat tinggal untuk para kaum fakir. Hal ini menjadi inspirasi para tokoh pendiri memilih membangun sebuah monumen dengan wujud masjid.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang Berdirinya Masjid Syuhada
Jika kita berbicara mengenai latar belakang berdirinya Masjid Syuhada, tentunya kita membicarakan sebab dan keadaan dimasa lampau sebelum masjid dibangun. Mari kita simak potongan pidato dari ketua panitia pendirian saat peresmian Masjid Syuhada, Mr. Assaat berikut
“... Dengan itu terbayanglah kemungkinan pemindahan ibu kota dari Yogyakarta ini, yang sementara telah mendapat nama julukan yang tepat "Ibu kota Perjuangan," kembali ke kota metropolis Jakarta. Maka timbullah pertanyaan: apakah peninggalan dari pemerintah untuk "Ibu kota Perjuangan" itu sebagai tanda dan peringatan peresmian masjid perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah mengagumkan seluruh dunia itu? Bukankah bangsa Indonesia telah bilangan ratusan tahun melakukan perjuangan semenjak kedaulatan dan hak-haknya dilanggar dan diperkosa orang asing? Telah ratusan ya ribuan pahlawan-pahlawan kita yang telah gugur dalam perjuangan itu?..”
ADVERTISEMENT
Dari potongan pidato tersebut, telah diketahui bahwa latar belakang berdirinya Masjid Syuhada bersifat politis. Pemerintah Republik Indonesia berkeinginan untuk mendirikan kenang-kenangan bagi warga Yogyakarta yang telah ikut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu memang keadaan negara cukup genting sehingga pusat pemerintahan dipindahkan dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Pemerintah pada saat itu menginginkan sebuah tanda peringatan yang pantas dan tepat dibuat sesuai sifat perjuangan dan kebudayaan Indonesia, dan yang bisa dilestarikan wujud fisik maupun jiwa dan semangatnya sepanjang masa. Dapat diketahui, kriteria yang diinginkan para panitia pendiri diantaranya
1. Sesuai dengan sifat perjuangan bangsa Indonesia
2. Sesuai dengan kebudayaan Indonesia
3. Peringatan yang akan hidup sepanjang masa
Berdasarkan kriteria di atas, para panitia pendiri secara mudah dan cepat memutuskan untuk mendirikan sebuah masjid dibanding mendirikan tugu, patung ataupun sejenisnya untuk Yogyakarta yang telah menjadi ibu kota sementara.
ADVERTISEMENT
Para panitia pendiri sendiri dibentuk pada tanggal 14 Oktober 1949, kemudian peletakan batu pertamanya dilakukan ditanggal 23 September 1950 dan diresmikan pada tanggal 20 September 1952. Dapat disimpulkan, proses pembangunan Masjid Syuhada memakan waktu 3 tahun jika dimulai dari pembentukan panitia pendiri. Pada tanggal 20 September jugalah dijadikan sebagai hari jadi Masjid Syuhada.
Penamaan Masjid Syuhada
Secara istilah, syuhada merupakan julukan kepada orang yang mati syahid di jalan Allah. Pada dasarnya, Masjid Syuhada memiliki nama lengkap yakni Masjid Peringatan Syuhada, kemudian oleh panitia pendiri diberi nama pendek yaitu Masjid Syuhada. Nama tersebut diusulkan oleh salah satu anggota panitia yaitu Haji Benjamin, namun beliau telah meninggal pada saat persiapan pembangunan masjid.
Mengutip pidato ketua panitia pendiri di atas, dimaknai juga keinginan untuk memperingati para pejuang yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pejuang yang dimaksud adalah pejuang yang bertempur melawan Jepang 6-8 Oktober 1945 di Kota Baru, pertempuran 14 Januari 1949 melawan Belanda di Sonosewu, dan pertempuran melawan agresi militer Belanda pada 19 Desember 1949. Pertempuran antara Indonesia melawan Jepang berlokasi di Kota Baru yang mana pejuang Indonesia menyerbu markas Jepang. Lokasi tersebut juga yang menjadi tempat Masjid Syuhada berdiri. Pada pertempuran tersebut tercatat sebanyak 21 pejuang Indonesia yang gugur sebagai Syuhada dan 32 luka-luka. Nama pejuang yang gugur tersebut diabadikan menjadi nama-nama jalan diwilayah Kota Baru.
ADVERTISEMENT
Simbol Perjuangan dan Keagamaan
Masjid Syuhada didirikan bukan tanpa simbol-simbol yang melekat padanya. Masjid ini didirikan dengan alasan untuk memperingati perjuangan para syuhada yang gugur. Akan tetapi, peringatan yang diambil adalah tanggal kemerdekaan Indonesia. Simbol-simbol yang buat pun tidak disampaikan secara eksplisit namun secara filosofis. Hal ini juga menjadi sebab banyak jamaah yang tidak mengetahui karena tidak disampaikan secara jelas.
Simbol-simbol yang disimbolkan secara fisik dalam masjid merupakan “angka keramat” yakni 17-8-45. Angka "17" yang merupakan tanggal kemerdekaan Indonesia disimbolkan dengan jumlah anak tangga di bagian depan, sayap kanan dan sayap kiri masjid yang terhitung dari atas bukan dari bawah. Angka "8" yang merupakan tanggal kemerdekaan Indonesia disimbolkan dengan pilar gapura masjid yang berbentuk segi delapan, tidak seperti bentuk gapura pada umumnya yang bersegi empat, bulat atau sebagainya. Angka "45" yang merupakan tahun kemerdekaan Indonesia disimbolkan pada kubah. Empat kubah berada pada setiap sudut atap bagian bawah sedangkan lima kubah berada pada setiap sudut bagian atas beserta kubah utamanya.
Tidak hanya simbol perjuangan yang disematkan pada Masjid Syuhada, melainkan juga mengandung simbol keagamaan. Pada lantai dasar, dirancang untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan pendidikan. Disitu pula dibuatkan ventilasi sebanyak 20 buah. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar orang berada di dalamnya tidak mengalami kepanasan, mengingat pada masa didirikannya masjid ini belum ada AC. 20 ventilasi tersebut memiliki makna yang disampaikan kepada orang yang belajar di ruangan tersebut untuk selalu mengingat 20 sifat Allah dan selalu merasa rendah hati dengan ilmu yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Simbol keagamaan berikutnya berada pada lantai satu masjid. Di ruangan tersebut memiliki dua pilar utama yang menyanggah masjid di atasnya. Dua pilar tersebut seolah-olah menjunjung masjid dan menyimbolkan dua iktikad hidup manusia. Tidak secara jelas disampaikan panitia pendiri akan tetapi dua pilar tersebut merepresentasikan tujuan manusia tidak akan terpisahkan satu sama lain yaitu kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Simbol terakhir berada pada lantai atas yang mana di bagian mihrab terdapat lima ventilasi. Lima ventilasi tersebut bermakna untuk selalu mengingat lima rukun Islam.
Berdirinya Monumen Masjid Peringatan Syuhada memiliki banyak sekali pesan yang disampaikan. Secara garis besar masjid ini mengingatkan kepada jamaah untuk selalu mengenang perjuangan para syuhada dan selalu memegang secara kukuh nilai-nilai keislaman yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Demikian informasi mengenai berdirinya Masjid Syuhada yang memiliki banyak sekali pesan dan makna secara tersirat.
ADVERTISEMENT