Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Potret Pekan Gawai Dayak ke XXXVIII di Kota Pontianak
27 Mei 2024 8:18 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Farhan Herdian Al Zacky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Adil ka' Talino, Bacuramin ka' Saruga, Basengat ka' Jubata.
Arus.. Arus.. Arus..
ADVERTISEMENT
Seperti itulah salam yang biasa disampaikan oleh masyarakat Suku Dayak di Kalimantan, terkhusus di Provinsi Kalimantan Barat. Salam tersebut biasa digunakan oleh para tokoh adat, tokoh petinggi pemerintahan, hingga masyarakat sebagai pembuka dalam sebuah pidato maupun kata pembuka untuk menyampaikan hal penting lainnya. "Adil ka' talino" berarti harus bersikap baik/adil kepada sesama manusia, "Bacuramin ka' saruga" artinya bercermin/berpandangan hidup yang baik seperti di surga, serta "Basengat ka' Jubata" memiliki makna bahwa kehidupan manusia itu bergantung kepada Tuhan.
Perayaan tahunan masyarakat Suku Dayak di Provinsi Kalimantan Barat yakni Gawai Dayak resmi dibuka oleh PJ Gubernur Kalimantan Barat Harison pada Senin malam (20/5/2024) di Rumah Radakng, Kota Pontianak. Sebelum dilaksanakannya opening ceremony tersebut, pihak panitia telah melaksanakan rangkaian kegiatan adat dan keagamaan beberapa hari sebelum dibukanya acara Gawai Adat Dayak tersebut. Acara tahunan Gawai Dayak ini merupakan inisiasi dari Sekretariat Bersama Kesenian Dayak (Sekberkesda) Provinsi Kalimantan Barat yang telah diakui menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Menurut jadwal yang telah disampaikan oleh pihak panitia Pekan Gawai Dayak ke XXXVIII melalui Instagram resminya (@pgd_kalbar.official), rangkaian acara Pekan Gawai Dayak ini dimulai dengan acara Misa Syukur yang dilaksanakan pada Hari Jumat (17/5/2024) di Rumah Radakng yang dipimpin oleh Uskup Agung Keuskupan Pontianak Mgr. Agustinus Agus.
ADVERTISEMENT
Gawai Dayak merupakan pelaksanaan perayaan pasca panen yang meliputi serangkaian upacara adat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas kelimpahan hasil panen. Sebelum memulai rangkaian perayaan Gawai Dayak, terlebih dahulu dilaksanakan acara adat Ngampar Bide yang dilaksanakan di Aula Rumah Radangk dan dihadiri oleh masyarakat Suku Dayak yang tidak hanya datang dari Provinsi Kalimantan Barat tetapi juga datang dari seluruh Provinsi di Kalimantan serta dihadiri pula oleh wisatawan mancanegara yang berasal dari Sarawak, Malaysia. Kemudian para pemuka adat dan pemuka agama juga turut hadir di dalam acara adat ini guna memimpin jalannya rangkaian acara Ngampar Bide tersebut. Untuk diketahui bersama, Ngampar Bide yang memiliki arti "menghampar tikar" ini merupakan ritual adat untuk meminta berkat kepada Sang Penguasa Alam atau disebut Jubata (Tuhan) agar diberikan perlindungan dan keselamatan pada acara yang sedang dilaksanakan. Prosesi Ngampar Bide di antaranya memanjatkan doa Nyangahatn untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan yang dipimpin oleh seorang Panyangahatn dan akan melantunkan doa-doa secara lisan.
ADVERTISEMENT
Kemudian beberapa hari setelahnya dilaksanakan sebuah rangkaian kegiatan Karnaval Budaya yang diikuti oleh organisasi masyarakat Dayak, Dewan Adat Dayak, serta sanggar-sanggar budaya.
Karnaval tersebut melintasi jarak sejauh kurang lebih 4 Km dengan titik kumpul berada di Jalan Rahadi Usman (Taman Alun Kapuas Kota Pontianak) dan peserta berjalan menuju ke Rumah Radangk melintasi jalur yang telah ditetapkan oleh pihak panitia. Karnaval Budaya ini tentu menjadi momen yang cukup menarik dalam serangkaian acara Gawai Dayak ke XXXVIII Provinsi Kalimantan Barat yang dilaksanakan selama kurang lebih enam hari berturut-turut. Karenanya masyarakat dapat mengenal dan melihat kebudayaan Suku Dayak secara jelas dan nyata, masyarakat juga terlihat berjejer rapi di sepanjang tepian jalan rute Karnaval Budaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga merupakan salah satu bentuk edukasi kepada masyarakat karena para peserta Karnaval Budaya tersebut selain mereka menggunakan pakaian adat lengkap, para peserta juga menampilkan berbagai hal yang terkait dengan kebudayaan Suku Dayak seperti tarian-tarian, permainan alat musik, teriakan-teriakan khas yang semakin menyemarakkan jalannya Karnaval Budaya. Selain sebagai bentuk edukasi, Karnaval Budaya ini secara tidak langsung juga dapat mengenalkan budaya Suku Dayak kepada masyarakat luas karena Karnaval Budaya ini dilaksanakan secara terbuka dan mendapatkan perhatian lebih dari para pengguna jalan yang rela singgah untuk sekadar melihat ataupun menangkap gambar dan video.
Masih banyak bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia Pekan Gawai Dayak Provinsi Kalimantan Barat yang ke XXXVIII ini, mulai dari kegiatan adat, karnaval budaya, berbagai perlombaan dan lain-lain. Beberapa perlombaan yang dilaksanakan oleh pihak panitia diantaranya lomba Sastra Lisan, lomba lagu Dayak, Lomba Sumpit, lomba Silat, lomba melukis perisai, lomba masakan tradisional Dayak, lomba gasing, lomba tari serta pemilihan Bujang dan Dara Gawai Tahun 2024. Ini semua dilakukan untuk menyemarakkan PGD 2024 dan juga dilakukan untuk mengenalkan kepada masyarakat dari luar Suku Dayak untuk mengetahui tentang kebudayaan Suku Dayak dalam hubungannya dengan sikap terhadap sesama, pandangan mengenai alam dan pandangan mengenai kehidupan. Kegiatan Gawai Dayak menggambarkan aspek kehidupan budaya Suku Dayak dalam hubungan dengan leluhur, kehidupan sosial dengan sesama manusia dan hubungannya dengan alam semesta.
Selain dengan disediakannya berbagai macam bentuk kegiatan mulai dari kegiatan budaya hingga kegiatan perlombaan, dalam Pekan Gawai Dayak ini juga tersedia kios-kios yang berisi berbagai bentuk UMKM yang dijual dimasyarakat mulai dari bentuk barang dan jasa. Berbagai UMKM yang dapat terlihat di lokasi kegiatan antara lain penjualan souvenir khas Dayak, makanan tradisional Dayak, jasa pembuatan tato tradisional, dan juga untuk masyarakat Muslim apabila ingin mendatangi Pekan Gawai Dayak juga tersedia kuliner yang Halal serta kuliner non-halal juga terdapat tulisan yang tertera sangat jelas agar dapat dihindari oleh masyarakat Muslim yang ingin berkunjung.
ADVERTISEMENT