Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kewarganegaraan di Era Digital: Antara Identitas dan Kewajiban Global
27 April 2025 15:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari FARHANA NURUL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada abad ke-21, dunia mengalami perubahan besar, terutama dalam hal teknologi dan globalisasi. Komunikasi dan interaksi antarnegara yang lebih cepat dan mudah membuat dunia terasa lebih kecil. Dalam konteks ini, pertanyaan tentang apa artinya menjadi warga negara di era digital menjadi semakin relevan. Kewarganegaraan yang sebelumnya hanya dilihat sebagai hubungan hukum dengan sebuah negara, kini mulai dipertanyakan dalam berbagai lapisan, baik itu dari segi hak, kewajiban, maupun identitas.
ADVERTISEMENT
Kewarganegaraan dalam Konteks Global
Secara tradisional, kewarganegaraan adalah status yang memberikan hak dan kewajiban kepada individu dalam negara tertentu. Hak untuk memilih, memperoleh perlindungan, dan mendapatkan akses ke layanan negara adalah beberapa contoh hak yang diberikan kepada warga negara. Namun, dalam dunia yang semakin terhubung melalui internet dan teknologi, definisi kewarganegaraan semakin kompleks.
Globalisasi memungkinkan banyak orang memiliki lebih dari satu identitas kewarganegaraan. Misalnya, seorang warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri bisa merasa memiliki ikatan emosional atau bahkan hak terhadap negara tempat ia tinggal. Begitu juga dengan munculnya fenomena kewarganegaraan digital, yang memungkinkan individu untuk terhubung dengan komunitas internasional meskipun tidak terikat oleh batas-batas negara.
Tantangan Etika dalam Kewarganegaraan Digital
ADVERTISEMENT
Namun, munculnya kewarganegaraan digital atau bahkan kewarganegaraan ganda tidak lepas dari tantangan etika. Salah satunya adalah bagaimana negara-negara menangani hak dan kewajiban individu yang melampaui batas negara. Misalnya, bagaimana cara negara menentukan kewajiban pajak atau hak suara bagi warga negara yang tinggal di luar negeri dalam jangka panjang? Apakah mereka masih terikat oleh hukum negara asalnya, ataukah negara tempat mereka tinggal? Hal ini menimbulkan perdebatan panjang mengenai hak-hak sosial, politik, dan ekonomi yang tidak selalu mudah dipahami atau diatur.
Selain itu, ada juga masalah privasi dan keamanan data. Dalam dunia digital, identitas seseorang tidak hanya tercatat dalam paspor atau KTP, tetapi juga dalam berbagai platform online yang bisa diakses oleh siapa saja. Ini menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab jika terjadi pelanggaran privasi atau penyalahgunaan data, terutama jika melibatkan lebih dari satu negara. Dengan banyaknya data yang tersebar di platform digital internasional, siapa yang memiliki otoritas untuk melindungi hak individu?
ADVERTISEMENT
Kewarganegaraan di Dunia yang Terhubung
Kewarganegaraan digital juga membuka peluang besar. Di masa depan, bukan tidak mungkin kita akan melihat sistem kewarganegaraan yang lebih fleksibel dan berbasis pada identitas global, bukan hanya negara tertentu. Sebagai contoh, kewarganegaraan digital dapat memungkinkan seseorang untuk memiliki hak akses ke berbagai layanan internasional tanpa terikat oleh batas geografis.
Hal ini memberikan dampak positif, terutama bagi mereka yang berasal dari negara berkembang dan memiliki akses terbatas terhadap sumber daya negara. Kewarganegaraan berbasis teknologi dapat membuka kesempatan lebih luas untuk pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik global. Namun, untuk mencapai ini, dibutuhkan kerjasama antarnegara dan kebijakan yang mendukung perlindungan hak digital warga negara di seluruh dunia. Peran Negara dan Tantangan Keamanan
ADVERTISEMENT
Sementara banyak peluang yang ditawarkan oleh kewarganegaraan digital, tantangan utama tetap terkait dengan keamanan. Bagaimana negara-negara bisa menjamin keamanan data pribadi warganya di dunia maya, ketika data tersebut bisa dengan mudah dipindahkan dan disalahgunakan oleh pihak ketiga? Hal ini menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya ancaman siber, yang bisa mengancam keamanan dan stabilitas nasional.
Tantangan ini memerlukan kerjasama internasional yang lebih erat, serta pembaruan kebijakan yang dapat menyesuaikan dengan kondisi global yang terus berkembang. Negara-negara harus bekerja sama untuk memastikan bahwa hak-hak warga negara terlindungi, baik dalam dunia fisik maupun dunia maya.
Kesimpulan: Kewarganegaraan di Masa Depan
Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, kewarganegaraan tidak lagi bisa dilihat secara sempit sebagai ikatan dengan negara tertentu. Identitas kewarganegaraan semakin bersifat kompleks, dan individu kini dapat memiliki kewarganegaraan ganda atau bahkan kewarganegaraan digital yang tidak terikat oleh batas negara. Meskipun ini membawa peluang besar, terutama dalam membuka akses bagi mereka yang tinggal di luar negeri atau di daerah yang kurang berkembang, tantangan etika dan keamanantetap menjadi isu penting yang harus diatasi.
ADVERTISEMENT
Negara dan masyarakat global perlu beradaptasi dengan perubahan ini, menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan protektif terhadap hak digital individu, dan memastikan bahwa kewarganegaraan di era digital dapat memberikan manfaat yang adil dan merata bagi semua pihak.
Farhana Nurul Rachman, Sarjana S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya