Memahami Tujuan, Bukan Alasan

Farhanah Fitria Mustari
Managing Director Yayasan Teman Saling Berbagi II Membuat hidup #MenjadiLebihBermakna bersama Yayasan Teman Saling Berbagi II Berbagi pesan kebaikan tentang hidup yang #SalingBukanSilang.
Konten dari Pengguna
15 Januari 2023 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farhanah Fitria Mustari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Farhanah Fitria Mustari (Managing Director of Yayasan Teman Saling Berbagi)
Sumber: Foto Pribadi Penulis
Dalam sebuah dialog di ruang kelas bersama para mahasiswa di Jumat lalu (13/01/2023) yang menghadirkan ketertarikan untuk mengubah diri menjadi lebih bermakna.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa #1 - "Bu Hana, saya sering merasa malas untuk pergi kuliah dan mau mengerjakan sesuatu apabila menunggu motivasi hadir"
Mahasiswa #2 - "Bu, salah 'kah aku kalau menunda banyak hal?"
Mahasiswa #3 - "Bu, apakah mencari alasan berarti pertanda kita gak punya motivasi diri yang kuat ya?"
Saya yang mendengar refleksi diri mereka tersenyum simpul sekaligus hadir perasaan terharu bahwa mereka mau melihat diri mereka lebih dalam. Bukankah segala persoalan diri menjadi lebih objektif kala kita tergerak untuk mengenal diri sendiri?
Dari percakapan mereka, saya berpikir apa yang dirasakan oleh mereka merupakan valid. Bahkan, siapa pula di dunia ini yang tidak pernah merasakan hal-hal tersebut? Dari malas, penundaan, hingga berdalih belum menemukan motivasi. Namun, kita semua paham yang membedakan antara satu orang berhasil dengan lainnya adalah bagaimana individu yang bersangkutan mampu mengendalikan diri.
ADVERTISEMENT
Sering kali, kita berada dalam keadaan yang menuruti mood dan menjadi budak pikiran. Penundaan kita terhadap aktivitas menyenangkan dibandingkan mengerjakan hal prioritas selalu berujung pada alasan. Bahkan, kita tidak sungkan menghakimi aktivitas yang harusnya dilakukan dengan label negatif. Sepertinya, ini bukan sebuah cara kerja hidup yang dewasa.
Saya bilang ke mahasiswa bahwa motivasi adalah product of action. Pada dasarnya, kita perlu bergerak terlebih dahulu untuk memahami tujuan atau alasan mengapa perlu melakukan sesuatu. Bahasa anak sekarang selalu bilang, "jangan mager atau rebahan mulu!". Toh, pada akhirnya motivasi adalah tentang perasaan dan momentum yang ada karena kita memulai sesuatu.
ADVERTISEMENT
Pemaknaan motivasi juga berarti bukan selalu melihat sisi kenyamanan. Karena, dalam hidup ini ada banyak hal yang tidak menyenangkan untuk dijalani. Sebut saja, rutinitas olahraga. Pernahkah kita merasakah saat berolahraga ada bagian tubuh yang terasa "pedas" bahkan pegal setelah usai? Artinya, cara kita memandang sesuatu perlu banyak diubah.
Saya jadi mengingat masa ketika saya magang untuk pertama kalinya setelah lulus kuliah sarjana. Sejujurnya, pekerjaan saya begitu banyak dan lingkungan pekerjaan menuntut saya untuk fokus. Bagi seorang anak baru lulus yang memiliki keinginan bekerja sesuai kehendak diri dan selalu melihat pekerjaan seperti gunung es. Kala itu para mentor memberikan banyak teladan baik. Pertama kenyataan bahwa saya membutuhkan pekerjaan ini, maka saya perlu giat. Berikutnya, meskipun berat tetapi setiap hari keterampilan diri saya meningkat. Dari pengalaman tersebut, saya menjadi paham bahwa kemampuan mengendalikan diri dan melihat aspek positif lebih banyak mampu menghadirkan motivasi tanpa perlu menunggu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, saya berkata pada mahasiswa di hari itu bahwa hidup tidak pernah menunggu kehendak kita. Pada dasarnya, kita perlu memulai untuk membuat perubahan berarti. Ketika seseorang melakukan langkah pertama, saya selalu merasa bahwa dirinya mampu mengalakan sosok negatif yang ada pada dirinya. Tentu saja, ini perlu dirayakan dan direfleksikan. Seperti kata pepatah Cina bahwa setiap langkah besar selalu berawal dari satu langkah pertama.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk memberikan afirmasi pada pikiran untuk tidak ragu bergerak dan menghilangkan penundaan berdasarkan alasan kesenangan semata. Selain itu, seseorang yang ingin maju dan berhasil menata hidupnya selalu berupaya memberikan aksi. Bukan sebaliknya. Alasan.