Bodoh Bersama-sama

Muhammad Farhan Azizi
Alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang dan Penulis Lepas Media Massa
Konten dari Pengguna
26 September 2022 17:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Farhan Azizi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Segala macam perbuatan terang saja cenderung lebih mulus dan lebih nyaman bila dilakukan bersama-sama “berjamaah”, karena konsekuensi logis atas itu bisa ditanggung bersama di dunia yang fana. Tidak seperti perbuatan yang dilakukan tanpa pretensi pihak luar, atau melakukannya sendiri. Konsekuensi logis atasnya kita tanggung sendiri.
ADVERTISEMENT
Itulah kelakuan segelintir manusia yang merayakan, dan menghambakan dirinya pada surga dunia, entitas yang tidak semestinya. Segala tipu daya dihalalkan oleh mereka. "Tidak masalah bila semua dilakukan atas usaha dan kerja kerasnya." Tetapi, kenyataannya sebagian manusia ini melakukan perbuatan itu di bawah usaha keras orang tua—yang hancur lebur bekerja—untuk membahagiakan anak mereka. Kasihan sekali orang tua mereka. Semoga saja orang tua itu diberi cahaya secerah-cerahnya mentari di siang hari, dan bulan di malam hari.
Nihilisme yang jadi pilihanku, menentang otak kosong, mulut rempong, tubuh gosong, dan semuanya yang menjadi gangguan bagiku membuatku tak begitu disenangi. Sialan, begini sekali rasanya kesal dan sebal kepada orang bodoh. Terasa tidak berguna, percuma, tidak ada koneksi yang terhubung. Kosong, terasa amat, dan sangat kosong.
ADVERTISEMENT
Malang, 26 September 2022