Dampak Revolusi Biru terhadap Perubahan Sosial Ekonomi pada Nelayan Muncar

faricha novita
Mahasiswa Universitas Jember
Konten dari Pengguna
6 Mei 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari faricha novita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah yang terletak di bagian paling timur Pulau Jawa, mempunyai sejumlah wilayah pantai yang memiliki potensi besar dalam produksi ikan. Banyuwangi dikenal sebagai salah satu kontributor utama dalam produksi ikan di Jawa Timur. Daerah yang paling banyak dihuni oleh para nelayan dan memiliki produksi ikan yang tinggi adalah Muncar, terutama di desa Tembokrejo dan Kedungrejo di sebelah timur. Ketergantungan pada ekonomi masyarakat di daerah Muncar sangat mempengaruhi hasil produksi perikanan. Muncar adalah daerah pesisir yang khas dengan kehidupan nelayan, di mana sebagian besar penduduknya terlibat dalam berbagai profesi yang berkaitan dengan penangkapan dan penjualan ikan di pantai.
Perahu Salerek menarik jaring yang ditebar di Perairan Selat Bali, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (6/6/2012). Foto: Seno.S/ANTARA FOTO
Perubahan dalam kehidupan masyarakat nelayan di Muncar telah terjadi seiring berjalannya waktu karena adanya modernisasi. Sebelum adanya modernisasi, nelayan masih mengandalkan alat tangkap ikan tradisional. Pada era 1960-an, proses mekanisasi perahu dimulai dengan pemasangan motor pada perahu layar, yang kemudian mengalami perkembangan menjadi perahu motor. Kondisi ekonomi masyarakat nelayan Muncar, Banyuwangi, cenderung bergantung pada metode tradisional dan tradisi sebelum adanya modernisasi sektor perikanan atau kebijakan Revolusi Biru. Sebagian besar masyarakat nelayan Muncar bergantung pada hasil tangkapan laut sebagai sumber pendapatan mereka. Kegiatan perikanan tradisional dan pola usaha telah menjadi bagian penting dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan Muncar sejak lama.
ADVERTISEMENT
Selama periode Orde Baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto, terjadi transformasi kebijakan ekonomi yang memengaruhi sektor perikanan dan komunitas nelayan. Salah satu inisiatif yang diimplementasikan oleh pemerintah sekitar tahun 1970an adalah melakukan kebijakan nasional untuk modernisasi peralatan tangkap dan motorisasi perahu, ini disebut Revolusi Biru. Revolusi Biru adalah upaya sistematis yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan petani tambak di wilayah pesisir. Revolusi ini berguna untuk meningkatkan produktivitas perikanan tangkap, terutama di desa nelayan. Ini disebut proses beralih dari metode produksi tradisional ke metode yang lebih modern merupakan komponen penting dari modernisasi sektor perikanan. Namun, kondisi ekonomi masyarakat nelayan Muncar, berubah setelah kebijakan Revolusi Biru diterapkan.
Nelayan tradisional dan modern telah mengalami ketimpangan pendapatan sebagai akibat dari peralatan tangkap. Penyebaran modernisasi peralatan tangkap baru, seperti yang terlihat di Muncar, menyebabkan reaksi sosial di kalangan nelayan, terutama nelayan tradisional, dan menyebabkan konflik antar sesama nelayan. Di Muncar pada tahun 1974 terjadi kerusuhan besar-besaran yang melibatkan nelayan lokal melakukan pembakaran perahu slerek, yang menjadi titik awal modernisasi perikanan di daerah Muncar. Kerusuhan ini terjadi karena nelayan tradisional ingin mempertahankan peralatan tangkap tradisional mereka, meskipun mereka tidak setuju dengan peralatan tangkap baru.
ADVERTISEMENT
Sumber
Himmah, I. F. (2020). Penerapan Kebijakan Revolusi Biru Dan Pengaruhnya Erhadap Ekonomi Masyarakat Nelayan Muncar Banyuwangi 1974-1999 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).