Konten dari Pengguna

Perjalanan Mengasah Kepekaan Emosi

Farid Kurniawan
Mahasiswa program studi D3 Penerbitan (Jurnalistik) dari Politeknik Negeri Jakarta yang memiliki kemampuan serta pengetahuan pada bidang jurnalistik, mulai dari keterampilan dalam menulis naskah, melakukan riset, serta penyuntingan dan publikasi.
13 Juni 2024 9:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farid Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi olah rasa, Foto: Farid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi olah rasa, Foto: Farid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah Anda mendengar kata "olah rasa"? Istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun sebenarnya memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai seseorang yang sedang belajar dan terus mencari pemahaman, izinkan saya berbagi sedikit mengenai konsep ini, meskipun saya masih sedang mencoba-coba dan menjelajahi.
ADVERTISEMENT
Olah rasa dapat diartikan sebagai upaya mempertajam kepekaan emosi dan perasaan. Ini bukan sekedar untuk memahami perasaan apa yang kita rasakan, tetapi juga menyelami emosi dari orang lain, sehingga kita mampu bereaksi dengan bijak. Bayangkan jika kita bisa lebih peka terhadap emosi orang-orang di sekitar kita. Tentunya hubungan sosial kita akan menjadi lebih harmonis, bukan?
Mungkin Anda memiliki pengalaman atau wawasan mendalam tentang bagaimana cara mengasah olah rasa ini. Saya masih belajar untuk lebih peka terhadap emosi orang lain memahami apa yang ada di balik tindakan dan perkataan mereka. Seringkali saya harus berhenti dan berpikir serta mencoba memahami apa yang sebenarnya dirasakan orang lain sebelum saya bereaksi.
Saya telah mencoba berbagai cara untuk melatih rasa ini. Misalnya, saya mencoba untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Mendengarkan dengan penuh perhatian memberikan ruang bagi saya untuk benar-benar mengerti apa yang sedang dirasakan orang lain. Selain itu, saya juga mencoba menempatkan diri saya pada posisi orang lain dan membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi mereka.
ADVERTISEMENT
Meditas dan refleksi diri juga merupakan bagian penting dari proses ini. Melalui meditasi, saya belajar menjadi lebih tenang dan lebih terhubung dengan diri saya sendiri, serta menjadi lebih mudah bagi saya untuk mengenali dan memahami emosi yang muncul. Refleksi diri membantu saya melihat kembali interaksi yang telah terjadi dan menilai bagaimana saya dapat merespons dengan lebih baik di masa depan.
Mungkin cara-cara ini bisa Anda lakukan atau menjadi bagian dari keseharian Anda. Tapi bagi saya, ini adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Saya sadar bahwa memahami dan mengasah olah rasa adalah sebuah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran dan dedikasi.
Pada akhirnya, tujuan saya adalah untuk bisa lebih baik serta memahami diri sendiri dan orang lain secara lebih mendalam, sehingga mampu membangun hubungan yang lebih baik dan lebih tulus. Saya percaya bahwa dengan terus berusaha, sedikit demi sedikit kita bisa mengasah kepekaan ini, meskipun masih jauh dari sempurna.
ADVERTISEMENT
Saya masih memiliki banyak hal untul dipelajari dan diperbaiki. Jika Anda memiliki pengalaman atau saran, saya akan sangat berterima kasih jika Anda dapat membaginya dengan saya. Saya yakin melalui interaksi ini, kita semua bisa belajar untuk lebih baik dalam memahami dan mengasah olah rasa kita.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca pemikiran sederhana saya ini. Saya berharap kita semua dapat terus belajar dan tumbuh bersama dengan mengasah olah rasa dan membangun empati yang lebih dalam.