Dampak Covid-19 terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia

Farida Nur Safitri
Mahasiswi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Farida Nur Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang. Farida Nur Sapitri (Foto; Dok)
Oleh : Farida Nur Sapitri
(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang)
ADVERTISEMENT
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Dilansir dari website who.int/emergencies/diseases, Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, kelelahan. Penyakit yang ditimbulkan oleh SARS-CoV-2 disebut sebagai Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Covid-19 menyebabkan infeksi berat pada paru-paru yang berat, hingga kematian. Infeksi virus Covid-19 ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang dikutip dari website worldometers.info/coronavirus/ pada 27 Desember 2020, 08.05 GMT total kasus positif Covid-19 di dunia mencapai 80.763.522 orang dan sebanyak 1.765.629 diantaranya meninggal dunia akibat Covid-19. Negara yang menyumbang angka positif Covid-19 sampai dengan 27 Desember 2020 masih di tempati oleh USA. Di negara tersebut terdapat sebanyak 19.433.847 kasus positif Covid-19 dan sebanyak 339.921 diantaranya meninggal dunia akibat Covid-19.
ADVERTISEMENT
Berbagai Negara menerapkan kebijakan lockdown untuk mengurangi dampak penyebaran virus Covid-19. Selain menciptakan krisis kesehatan global, upaya supresi dan mitigasi pandemi Covid-19 juga menimbulkan disrupsi yang kuat pada tatanan perdagangan internasional. Dari sisi penawaran (supply), kebijakan lockdown dan working from home mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam aktifitas produksi.
Dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut, tentunya juga berdampak pada para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) termasuk penulis sendiri. Penurunan omzet para pelaku UMKM di desa kabasiran parung panjang sendiri sudah terjadi sebelum pemerintah menerapkan kebijakan lockdown dan working from home. Hal itu terjadi karena banyak masyarakat yang takut terpapar dengan virus corona itu sendiri, dan menyebabkan pedagang-pedagang di desa kabasiran mengalami penurunan jumlah pembeli, karena para konsumen yang biasanya jajan diluar dan konsumtif membeli makanan diluar, sekarang lebih memilih untuk masak sendiri dirumah dan mereka juga lebih bisa mengetahui sendiri kebersihan makanan yang mereka buat.
ADVERTISEMENT
Dengan keadaan yang terus berlanjut seperti ini selama beberapa bulan belakangan ini banyak pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang gulung tikar karena sepinya pembeli. Rata-rata pengusaha UMKM yang mengalami kebangkrutan adalah mereka yang tidak bergabung dengan kurir online seperti gofood dan grabfood. Dan pengusaha UMKM yang sampai sekarang bisa bertahan ditengah pandemi covid-19 seperti ini adalah mereka yang menjual kebutuhan pokok seperti sembako, sayuran, dan rumah makan yang harganya menengah kebawah.
Berdasarkan data dari kementerian koperasi yang diperoleh dari http://www.depkop.go.id/ menggambarkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (COVID-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak COVID-19 adalah mereka yang bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman. Namun, beberapa bulan ini para pengusaha UMKM di desa kabasiran parung panjang dapat sedikit bernafas lega dengan adanya sosialisasi dari aparat desa setempat tentang adanya bantuan subsidi dana hibah modal tambahan dari pemerintah sebesar Rp. 2,4jt.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya bantuan dana hibah dari pemerintah tersebut, banyak pelaku UMKM di desa kabasiran parung panjang yang berharap dapat menambah modal usahanya, dan memutar kembali barang dagangan mereka yang sebelumnya telah mengalami penurunan omzet. Salah satu program bantuan pemerintah ini cukup membawa udara segar bagi para pengusaha UMKM di desa kabasiran parung panjang. Misalnya, beberapa pelaku UMKM yang berjualan di depan gerbang Griya Parung Panjang dan di ruko-ruko dekat Pasar Parung Panjang yang telah mendapatkan dana bantuan tersebut, mereke bercerita bahwa “dari dana hibah tersebut mereka dapat menggunakannya untuk membayar sewa tempat usaha yang sudah menunggak lebih dari 2 bulan lamanya, dikarenakan keuntungan sehari-hari yang di dapatkan hanya bisa digunakan untuk memutar modal barang dagangan dihari berikutnya”.
ADVERTISEMENT
Penulis sangat mengapresiasi kepada pemerintah desa setempat yang juga turut andil dalam sosialisasi kepada para pelaku UMKM di desa kabasiran parung panjang ini, karena berkat pelatihan tentang bagaimana cara menghadapi pandemi bagi pelaku UMKM dan sosialisasi yang diberikan tentang adanya beberapa progam bantuan dari pemerintah untuk para pelaku UMKM, banyak para pelaku UMKM yang terbantu usahanya, dan semoga harapan kedepannya perekonomian di desa kabasiran parung panjang ini, dapat berangsur stabil lagi seperti dulu.