Konten dari Pengguna

Mengenal Berbagai Macam Produk Susu Cair dalam Kemasan

Nur Farida Rahmawati
Praktisi dan pegiat literasi kesehatan. ASN pada sebuah institusi kesehatan. Alumni S1-Profesi Gizi Kesehatan dan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat.
29 Desember 2021 14:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nur Farida Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi : Susu Cair. Sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : Susu Cair. Sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Panic buying terhadap suatu produk susu yang sempat viral beberapa waktu lalu cukup menggelitik untuk dibahas. Begitu mudahnya klaim yang berlebihan terhadap suatu produk maupun berita hoax yang beredar menggerakkan warga untuk berburu produk susu tersebut. Tak tanggung-tanggung, mereka rela berebut dan terluka untuk mendapatkan produk tersebut.
ADVERTISEMENT
Minuman tersebut diyakini anti Covid-19 atau bisa menyembuhkan Covid-19 dengan cara membersihkan paru-paru. Bahkan saking hebohnya, harga susu tersebut menjadi melambung dan sempat hilang dari pasaran.
Kandungan Gizi Susu
Seperti yang kita tahu, susu adalah sumber protein hewani. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi ini diperoleh dari hasil pemerahan hewan, seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, maupun unta. Selain protein, susu juga kaya akan lemak, vitamin, mineral, laktosa, serta enzim dan beberapa jenis mikroba yang dapat bermanfaat sebagai probiotik.
Susu mempunyai masa simpan yang relatif singkat karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, susu harus diolah dan diawetkan sehingga memperpanjang masa simpannya. Kali ini penulis ingin membahas beberapa macam produk susu cair yang beredar di pasaran berdasarkan cara pengolahannya.
ADVERTISEMENT
Susu Sterilisasi
Ilustrasi susu Foto: Dok. Istimewa
Dalam label kemasannya, susu Bear Brand yang sempat viral mencantumkan tulisan “Susu Steril” yang membuat sebagian besar masyarakat mengasumsikan kelebihan produk tersebut bebas dari cemaran biologis dan tak jarang orang yang menganggap bahwa susu yang lain berarti tidak steril. Padahal pencantuman tersebut mengindikasikan jenis pengolahan yang dilakukan terhadap bahan baku produk.
Sterilisasi merupakan salah satu pemanasan utama pengolahan susu dalam kemasan. Pengolahan dengan metode sterilisasi bertujuan memusnahkan keseluruhan bakteri dan menurunkan jumlah spora bakteri. Dengan pengolahan ini diharapkan masa simpan susu menjadi lebih lama, meskipun penyimpanan dilakukan pada suhu ruang.
Metode sterilisasi dilakukan dengan cara memanaskan susu hingga suhu di atas titik didih, sehingga bakteri dan kuman, maupun sporanya mati. Metode ini memerlukan peralatan khusus berbiaya cukup mahal, sehingga pada umumnya sterilisasi susu dilakukan oleh industri pengolahan susu.
ADVERTISEMENT
Metode sterilisasi susu dilakukan dengan cara sistem UHT (Ultra High Temperature), yaitu dengan cara memanaskan susu hingga suhu 137-140°C selama 2-5 detik atau dengan cara memanaskan susu dalam kemasan hermetis pada suhu 110-121°C selama 20 - 45 detik.
Susu Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya pengolahan susu guna mempertahankan mutu dan keamanan susu. Metode ini dilakukan dengan cara memanaskan susu di bawah suhu didih. Cara ini diharapkan dapat membunuh kuman atau bakteri patogen, namun sporanya masih hidup.
Ada 3 cara pasteurisasi, yaitu pasteurisasi lama (Low Temperature Long Time/LTLT), dengan cara memanaskan susu pada suhu yang tidak tinggi, sekitar 62-65°C dengan waktu yang relatif lama (0,5 -1 jam); pasteurisasi singkat (High Temperature Short Time/HTST), dengan cara memanaskan susu pada suhu tinggi (85-95°C) dengan waktu yang relatif singkat (1-2 menit); dan pasteurisasi Ultra High Temperature (UHT), dengan cara memanaskan susu pada suhu tinggi dan segera didinginkan pada suhu 10°C (suhu minimal pertumbuhan bakteri susu).
ADVERTISEMENT
Pasteurisasi sederhana dapat mempertahankan kualitas susu hingga 48 jam dengan penyimpanan pada suhu kamar. Lama pemanasan, lama penyimpanan, dan jenis pengemasan dapat mempengaruhi angka keasaman. Proses penyimpanan yang makin lama akan menyebabkan kadar kasein cenderung menurun, namun meningkatkan angka keasaman.
Susu Fermentasi
Salah satu upaya pengawetan susu yang lainnya adalah dengan cara mengasamkan susu melalui proses fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus, sehingga menghasilkan konsistensi menyerupai pudding.
Produk susu fermentasi yang paling kita kenal adalah yogurt. Yoghurt memiliki manfaat bagi penderita lactose intolerance atau orang yang tidak tahan terhadap gula susu (laktosa). Hal ini dikarenakan selama proses pembuatan yoghurt, kadar gula susu diturunkan hingga seperempatnya.
Aktivitas enzim laktase dari mikroba starter dalam susu fermentasi menyebabkan laktosa dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga mudah dicerna dan diserap alat pencernaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konsistensi susu fermentasi yang relatif kental dibandingkan dengan susu murni memungkinkan penyerapan zat gizi lebih banyak karena kecepatan melewati saluran pencernaan lebih lambat.
Berbagai pengolahan susu yang bertujuan memperpanjang masa simpan susu tentunya akan berpengaruh pada kandungan gizinya, terutama vitamin yang tidak tahan terhadap panas, seperti vitamin B6, B12, dan vitamin C.
Jika dibandingkan, maka pasteurisasi dan sterilisasi UHT memiliki risiko kehilangan vitamin lebih sedikit jika dibandingkan dengan perlakuan panas yang hebat seperti sterilisasi dalam kaleng atau pengeringan.
Pemilihan jenis olahan susu tentu saja tergantung pada konsumen dan manfaat apa yang ingin diambil. Namun perlu kita ingat, bahwa susu bukanlah satu-satunya sumber protein.
Masih ada berbagai sumber protein lainnya yang ada di alam, seperti daging, ayam, maupun kacang-kacangan dan olahannya. Oleh karena itu, lebih beragam makanan yang kita konsumsi akan memberi lebih banyak manfaat pada tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Usmiati dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Budiyono, Haris. 2009. Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Jurnal Paradigma Vol. X No. 2 Desember 2009.
Resnawati, Heti. 2020. Kualitas Susu pada Berbagai Pengolahan dan Penyimpanan. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas.