Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Starlink: Solusi untuk Internet Tidak Merata di Karimunjawa
4 Oktober 2024 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari FARIS ALI SIHAB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Karimunjawa terkenal dengan keindahan alamnya, terutama pesona bawah lautnya. Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan kepulauan berjumlah 22 pulau yang terletak di Laut Jawa, mempunyai luas 111.625 Ha (SK Menhut No. 78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999). Terdiri daratan di Pulau Karimunjawa 1.285,50 Ha dan daratan Pulau Kemujan 222,20 Ha serta perairan di sekitarnya 110.117,30 Ha. Di Karimunjawa juga terdapat hamparan pantai pasir putih, kekayaan bawah laut, bukit-bukit hijau, gunung, mangrove dan barisan pohon kelapa yang menjadi daya tarik tersendiri sehinga menjadi destinasi wiasata mancanegara. ada beberapa provider di Karimunjawa diantaranya Telkomsel, Indosat, Tri, dan Indihome. namun belum bisa mengcover semua titik dikarenakan jarak dan medan yang sulit.
ADVERTISEMENT
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Karimunjawa
Oleh karena itu penggunaan Starlink merupakan pilihan tepat dalam mengatasi permasalahan jaringan di karimunjawa. Starlink(internet satelit) menggunakan satelit orbit rendah (LEO) untuk menyediakan akses internet berkualitas tinggi diseluruh dunia, termasuk daerah terpencil.
https://www.starlink.com/
Bagaimana Cara Kerja Starlink?
Starlink bekerja menggunakan konstelasi satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian relatif rendah. Satelit ini saling berhubungan dan mentransmisikan sinyal internet ke terminal pengguna di darat. Starlink menerapkan pendekatan berbasis NBN Co,dan satelit.
Metode Komunikasi Starlink antara satelit inkonsetelasi
Starlink menggunakan ribuan satelit untuk mengorbit Bumi pada ketinggian kira-kira 340 hingga 1.200 km. Ini memungkinkan latensi yang lebih rendah dibandingkan dengan satelit tradisional yang berada di orbit geostasioner.
Starlink dapat diakses oleh pengguna menggunakan terminal antena khusus, disebut terminal pengguna atau “dish” yang otomatis menjangkau ke satelit terdekat. Satelit Starlink saling berkomunikasi menggunakan laser antar-satelit untuk mentransmisikan data di antara satelit. Data dari satelit dikirim ke pusat data di Bumi yang akhirnya menempatkan internet ke infrastruktur yang lebih luas dan dari sana mengalir ke pengguna akhir.
ADVERTISEMENT
Sehingga dengan pemilihan Starlink sebagai solusi dapat meningkatkan kualitas Internet di daerah Karimunjawa sebagai penunjang kemajuan, mengingat Karimunjawa tempat Destinasi Wiasata.
Faris Ali Sihab, mahasiswaTeknik Elektro Universitas Semarang