Konten dari Pengguna

Bahaya Pornografi Pada Remaja

Faris Hafizh
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya
14 Desember 2022 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faris Hafizh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/photos/Wsk3dxGJphc
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/photos/Wsk3dxGJphc
ADVERTISEMENT
Remaja adalah masa perubahan seorang dari anak-anak ke masa dewasa, dalam masa perubahan tersebut remaja biasanya masih mencari jati diri mereka, salah satunya dalam hal seksualitas. Saat ini kemajuan teknologi mempermudah mereka untuk mengakses konten pornografi dengan mudah sehingga mereka menjadi kecanduan terhadap konten pornografi.
ADVERTISEMENT
Kata pornografi sudah tidak asing di telinga kita, tapi tau tidak sih apa itu pornografi? Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2008 tentang pornografi bahwa “Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat”.
Dari definisi di atas kita bisa tahu apa itu pornografi, tapi ada beberapa seniman yang membuat karya seni namun dianggap pornografi oleh masyarakat. Oleh karena itu lah arti pornografi masih tidak jelas. Namun, tergantung dari sudut pandang mana seseorang mendefinisikan suatu objek sehingga bisa dikatakan bahwa objek tersebut merupakan pornografi.
ADVERTISEMENT
Saat ini para remaja sangat mudah mengakses konten pornografi di internet, sehingga para remaja menjadi kecanduan terhadap konten pornografi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya dalam penggunaan gawai. Jika terus dibiarkan kecanduan konten pornografi bisa berakibat buruk terhadap kondisi kesehatan.
Bőthe, B., Vaillancourt-Morel, MP., Dion, J. et al. A Longitudinal Study of Adolescents’ Pornography Use Frequency, Motivations, and Problematic Use Before and During the COVID-19 Pandemic. Arch Sex Behav 51, 139–156 (2022) mengatakan dalam studi tahun 2022 menemukan bahwa "63% hingga 68% remaja telah menonton film porno seumur hidup mereka, sementara 23% hingga 42% menonton pada tahun lalu".
Dampak buruk kecanduan konten pornografi adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Pornografi dapat merusak otak
Kecanduan pornografi dapat menyebabkan gangguan pada otak. Ketika melihat atau menonton konten pornografi tubuh akan mengeluarkan hormon dopamin, jika semakin sering menonton pornografi hormon dopamin akan memenuhi prefrontal cortex. Prefrontal cortex merupakan salah satu bagian otak yang berfungsi sebagai pusat kepribadian karena memiliki fungsi eksekutif.
Apabila bagian otak tersebut dipenuhi oleh hormon dopamin, maka akan timbul gejala seperti kurangnya daya berkonsentrasi dan imajinasi, sulit mengambil keputusan, dan tidak bisa membedakan baik dan buruk. Selain itu terlalu banyak menonton pornografi dapat membuat otak mengecil.
2. Tidak pernah merasa puas
Remaja yang kecanduan konten pornografi tidak akan merasa puas, sehingga dia akan terus mencari konten pornografi bagaimanapun caranya.
ADVERTISEMENT
3. Keinginan meniru dan mencoba
Kecanduan pornografi bisa berdampak kepada mirror nueron. Mirror neuron adalah sel-sel otak dapat memantulkan kembali tindakan yang dilihat seseorang dan membuat orang tersebut terdorong untuk menirukan dan mencoba melakukan hal yang sama, termasuk pornografi. Hal ini bisa mendorong para remaja untuk mencoba dan meniru konten pornografi.
4. Gangguan mental
Terlalu sering menonton pornografi dapat menyebabkan gangguan mental pada remaja. Pada akhirnya bisa menyebabkan gejala depresi, mengurangnya hubungan pada keluarga, tidak mau bersosialisasi, cenderung ingin sendiri, dan dapat membuat remaja berperilaku nakal.
5. Menurunnya prestasi
Dampak lainnya dari pornografi adalah timbulnya rasa malas pada remaja. Bisa mengalami kesulitan dalam belajar dan menyerap informasi ketika berada di sekolah. Akibat dari hal tersebut prestasi remaja di sekolah bisa menurun dengan drastis.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu untuk menghindari konten pornografi pada remaja adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan orang tua
Pengawasan orang tua berperan sangat penting ketika anak sudah mengenal pornografi. Yang harus dilakukan para orang tua adalah seperti berikan pendidikan seks sejak dini, memberi tahu bahaya dari konten pornografi, membatasi konten yang dapat dilihat pada gawai anak.
2. Melakukan aktivitas yang bermanfaat
Salah satu pencegahan adalah dengan melakukan aktivitas yang disukai dan bisa bermanfaat. Seperti mengembangkan bakat, aktivitas tersebut bisa berdampak positif daripada melihat konten pornografi di internet.
3. Membekali diri dengan ilmu agama yang kuat
Di dalam agama manapun pornografi adalah hal yang dilarang, oleh sebab itu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah pencegahan dari hal-hal yang berbau pornografi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu pornografi adalah hal yang sangat berbahaya, bisa berdampak buruk bagi kita maupun orang di sekitar. Alangkah baiknya untuk para remaja untuk sadar akan bahaya dan menjauhi konten pornografi.