Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Squid Game: Potret Nyata Ketimpangan Ekonomi pada Masyarakat
18 Januari 2025 19:00 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari FARIS IQBAL MAULANA SUSANTO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang merebak pada tahun 2020 memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah dan membatasi aktivitas di luar. Di tengah situasi tersebut, mereka mengalihkan hiburan di layar kaca sebagai pelarian untuk mengatasi rasa bosan. Salah satu serial yang muncul di momen tersebut dan berhasil menyita perhatian dunia adalah Squid Game. Dirilis pada tahun 2021, serial ini langsung menyita perhatian dunia karena premisnya yang unik dan menyeramkan. Serial ini menggabungkan permainan masa kecil dengan konsekuensi mematikan untuk menciptakan cerita yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga membangkitkan emosi penonton.
ADVERTISEMENT
Dalam waktu singkat, Squid Game telah menjadi salah satu serial terpopuler di platform streaming saat itu. Serial ini menampilkan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pengangguran, pekerja migran, hingga pengusaha yang terlilit hutang. Kesamaan yang mereka miliki adalah keadaan sulit dalam hidup, sehingga mereka bersedia mempertaruhkan segalanya untuk membawa pulang 45,6 miliar won Korea. Dalam setiap episodenya, Squid Game mengupas sisi gelap manusia dan menyoroti keputusan moral yang sulit dihadapi dalam situasi ekstrem.
Saat ini, Squid Game kembali mulai ramai diperbincangkan karena merilis musim keduanya pada akhir tahun 2024 kemarin. Setelah menang pada permainan sebelumnya dengan berbagai konflik dan emosi yang luar biasa, tidak serta-merta membawa kebahagiaan kepada Seong Gi-hun, melainkan meninggalkan trauma mendalam akibat kekejaman yang dialaminya. Mendengar bahwa permainan maut tersebut kembali digelar, ia membatalkan rencananya ke Amerika Serikat untuk bertemu putrinya dan kembali terjebak dalam permainan hidup dan mati bersama 455 peserta lainnya. Dengan tekadnya untuk mengungkap kebenaran di balik permainan Squid Game, ia menghadapi berbagai permainan baru yang penuh kejutan hingga berhadapan dengan Frontman, sang game master yang penuh misteri.
ADVERTISEMENT
Kekerasan dan Kesenjangan Ekonomi di Squid Game
Menurut pengakuan sang sutradara, Huang Dong-hyuk, serial ini terinspirasi dari kekerasan yang terjadi saat aksi pemogokan kerja oleh pekerja Pabrik Ssangyong Motors pada tahun 2009 yang penuh kekerasan. Aksi protes tersebut diwarnai bentrok antara pekerja dengan polisi. Banyak pekerja dipukuli dengan kejam dan beberapa dipenjara oleh aparat. Lee Chang-kun, salah satu pekerja yang ikut dalam aksi tersebut dan masih hidup, menceritakan bahwa 30 pekerja tewas akibat bunuh diri dan masalah stres, sebagai dampak mematikan dari peristiwa tersebut.
Korea Selatan menjadi salah satu raksasa ekonomi Asia dengan menduduki peringkat ke-14 dunia pada nilai produk domestik bruto tahun 2023 berdasarkan data dari World Bank. Di balik keberhasilan itu, kapitalisme ekonomi yang dianut oleh negara ini mendorong adanya kesenjangan ekonomi pada masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Squid Game menceritakan bahwa hanya terdapat satu pemenang yang mendapatkan hadiah permainan, sedangkan yang lain tewas mengenaskan. Laksana realitas di Korea Selatan, yakni hanya terdapat sekelompok penguasa ekonomi, sedangkan masih banyak masyarakat dari kalangan bawah mati-matian berjuang di hiruk pikuk kehidupan. Dilansir dari situs WID (World Inequality Database), ketimpangan pendapatan di Korea Selatan memburuk pada tiga dekade terakhir. Pada tahun 2020, tercatat sepuluh persen penduduk terkaya di Korea Selatan memiliki pendapatan rata-rata lebih dari 7 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pendapatan rata-rata dari setengah populasinya. Data tersebut menunjukkan ketimpangan ekonomi yang masih cukup besar di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Isu-isu yang tersimpan di dalam serial ini membuka ruang untuk berdiskusi tentang sisi gelap masyarakat modern. Alurnya yang menggambarkan keputusasaan manusia dalam menghadapi tekanan ekonomi, dikemas dengan mengangkat budaya Korea Selatan melalui serangkaian permainan bertahan hidup yang ekstrem di mana para peserta yang gagal menyelesaikan misi akan dieliminasi dengan cara dibunuh. Cerita dalam serial ini tidak dapat dipisahkan dari kritik sosial yang mendalam terhadap wajah kapitalisme yang menggambarkan ketimpangan ekonomi. Orang-orang dari kelas ekonomi terdesak menjadi korban dari sistem yang tidak adil, sementara kalangan elite terus menikmati kenyamanan di atas penderitaan mereka. Namun, narasi pada drama ini berpotensi memberikan pesan yang disalahartikan terutama oleh mereka yang sedang dilanda kesulitan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Realita Squid Game di Indonesia
Di Indonesia, kesenjangan ekonomi menjadi masalah serius. Salah satu ukuran untuk menggambarkan ketimpangan ekonomi adalah indeks gini. Apabila nilai indeks gini mendekati 0, distribusi pengeluaran semakin merata. Sebaliknya, apabila nilainya mendekati 1, distribusi pengeluaran semakin timpang. Artinya, ketimpangan pengeluaran dikatakan lebih baik jika indeks gini mengecil, dan lebih buruk jika indeks gini membesar. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2024, indeks gini di Indonesia mengalami naik turun semenjak pandemi melanda. Nilainya mencapai puncak sebesar 0,388 pada Maret 2023, sempat menurun pada Maret 2024 (0,379), lalu nilainya naik kembali pada September 2024 (0,381). Capaian terkini tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan nilai terakhir sebelum pandemi yaitu pada September 2020 (0,380). Hal ini perlu menjadi perhatian khusus, di mana capaian tersebut juga tidak memenuhi target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang mematok di rentang 0,360-0,374.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BPS mencatat terdapat 8,57 persen penduduk miskin di Indonesia per September 2024. Persentase ini turun dari Maret 2024 yang mencapai 9,03 persen. Namun, angka ini juga tidak memenuhi target RPJMN 2020-2024 yakni di rentang 6,0-7,0 persen. Sejumlah orang dari kelompok masyarakat miskin kerap kali menghadapi berbagai kesulitan termasuk akses terbatas terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang pekerjaan yang layak. Kondisi ekonomi yang sulit ini sering kali memaksa seseorang untuk terjebak dalam lingkaran utang, situasi yang serupa dengan beberapa karakter dalam Squid Game. Selain itu, kaum muda yang merasa semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau mempertahankan status kelas menengah, meskipun telah berusaha keras, kerap mengalami keputusasaan. Akibatnya, banyak yang beralih ke alternatif seperti investasi mata uang kripto atau perjudian online dalam upaya mengejar kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Squid Game seolah-olah menunjukkan solusi untuk keluar dari kesulitan ekonomi melalui cara yang ekstrem seperti perjudian atau kompetisi hidup-mati. Meskipun terkesan fiksi, tetapi ide seperti ini dapat memotivasi seseorang di dunia nyata. Individu yang merasa tidak memiliki jalan keluar atas masalah finansial yang dihadapinya sering kali terjebak dalam perjudian online yang menawarkan keuntungan besar dengan minim resiko. Namun, kenyataannya perjudian ini adalah bentuk eksploitasi di era modern yang tidak hanya berujung pada kerugian finansial tetapi juga psikologis. Menurut laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada tahun 2023, terdapat sekitar 4 juta pemain judi online dengan perputaran dana mencapai Rp327 triliun. Mereka mengambil jalan pintas sebagai bentuk penyelesaian atas masalahnya. Hal ini relevan dengan beberapa situasi pada para peserta di Squid Game. Mereka menjadi gambaran tentang bagaimana sistem ekonomi kapitalis mengeksploitasi keputusasaan masyarakat untuk mengambil kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
Simpulan
Squid Game menggambarkan situasi ketidakadilan dan eksploitasi sosial yang dapat terjadi di masyarakat. Di Indonesia, permasalahan ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan kecurangan merupakan tantangan yang perlu ditangani secara serius. Serial ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun sistem yang lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebagai individu, kita dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya solidaritas sosial dan kesejahteraan bersama. Menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan saling membantu adalah sebuah langkah kecil namun penting untuk mencegah terjadinya ketidakadilan yang lebih besar.