Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
IEU-CEPA: Peluang Indonesia Jadi Mitra Utama Uni Eropa di Era Ketegangan Global
27 April 2025 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Farrel Ananda Arkent tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketegangan geopolitik antara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) semakin terlihat dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait kebijakan proteksionisme ekonomi AS seperti Inflation Reduction Act yang dinilai diskriminatif oleh pihak Eropa karena memberikan subsidi besar bagi industri domestik AS. Selain itu, perbedaan pandangan terkait konflik Ukraina dan ketergantungan Uni Eropa terhadap keamanan AS melalui North Atlantic Treaty Organization (NATO) juga memperburuk hubungan di antara keduanya.
ADVERTISEMENT
Di tengah keretakan ini, Indonesia memiliki peluang emas untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Uni Eropa, khususnya melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Perjanjian ini, yang sudah dinegosiasikan sejak 2016 dan kini telah memasuki putaran ke-16. memiliki potensi besar untuk meningkatkan perdagangan bilateral, sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia terkait hilirisasi yang mencakup elemen transfer teknologi dan penawaran win-win dalam IEU-CEPA bagi Indonesia dan Uni Eropa. Sehingga, Indonesia perlu mempercepat IEU-CEPA di tengah ketegangan antara Uni Eropa dan AS agar dapat mendapatkan potensi penuhnya.
Uni Eropa saat ini merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan mencapai €26 miliar pada tahun 2023. Nilai perdagangan ini dapat dikembangkan lebih besar mengingat posisi Uni Eropa yang tengah aktif mencari mitra ekonomi alternatif, serta potensi pengurangan hambatan tarif dan non-tarif melalui IEU-CEPA. Ketika Eropa mencari diversifikasi mitra ekonomi di luar AS dan Tiongkok, Indonesia bisa mengisi celah tersebut sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Percepatan IEU-CEPA akan membuka akses pasar yang lebih besar bagi produk ekspor utama Indonesia seperti tekstil, alas kaki, serta minyak kelapa sawit. Di sisi lain, IEU-CEPA mengandung elemen pembangunan berkelanjutan dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk memperkuat komitmen terhadap ekonomi hijau.
ADVERTISEMENT
Percepatan IEU-CEPA juga dapat meningkatkan daya tawar Indonesia dalam agenda hilirisasi industri, khususnya nikel dan mineral strategis lainnya. Uni Eropa yang sedang berkonflik dengan AS, Rusia, dan Tiongkok serta gencar melakukan transisi energi sangat membutuhkan bahan baku baterai seperti nikel, yang dimiliki Indonesia dalam jumlah besar.
Namun Indonesia harus tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, melainkan pusat pemrosesan dan manufaktur strategis. Dalam konteks ini, IEU-CEPA dapat dirancang sebagai skema win-win yang dimana Indonesia membuka akses pasar dan memberikan insentif atau special deal investasi bagi perusahaan Eropa di sektor hilirisasi, dengan imbalan transfer teknologi, pelatihan tenaga kerja lokal, dan kerja sama penelitian. Dengan begitu, IEU-CEPA menjadi bukan hanya perjanjian dagang biasa, tetapi alat transformasi struktural ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Respons yang diperlukan saat ini bukanlah sekadar retorika, melainkan strategi aktif dan multi-level. Pemerintah Indonesia harus menjalankan diplomasi ekonomi secara lebih progresif. Indonesia harus menjalankannya dengan pendekatan kolaboratif dengan aktor non-negara seperti asosiasi industri, LSM lingkungan, serta akademisi yang perlu diperkuat untuk menyusun argumen kebijakan yang seimbang antara pertumbuhan dan keberlanjutan.
Rekomendasi kebijakan yang dapat diambil mencakup percepatan penyelesaian IEU-CEPA dengan penetapan target jangka pendek dan menengah, pemetaan sektor unggulan ekspor Indonesia yang bisa memenuhi standar Eropa, serta penguatan diplomasi publik yang mampu membentuk persepsi positif terhadap produk dan kebijakan Indonesia di mata publik dan pembuat kebijakan Eropa.
Secara keseluruhan, di tengah konflik global antara kekuatan besar, Indonesia memiliki peluang strategis untuk tampil sebagai jembatan dan mitra yang dapat diandalkan. Percepatan IEU-CEPA menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor utama dalam ekonomi global yang semakin multipolar. Ketegangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat membuka celah bagi Indonesia untuk menawarkan diri sebagai mitra alternatif yang menjanjikan stabilitas ekonomi dan diplomasi. IEU-CEPA berpotensi untuk meningkatkan ekspor, mendorong hilirisasi industri, serta menghadirkan transfer teknologi dan investasi. Selain manfaat ekonomi, perjanjian ini juga memperkuat posisi geopolitik Indonesia di luar pengaruh AS dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT