Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Video Game dan Literasi Bahasa Inggris: Cara Gen Z Belajar Tanpa Disadari
25 April 2025 19:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Farrel Maulana Azhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Video game bukan hanya sekadar hiburan. Survei dari penelitian ini menunjukkan bahwa permainan digital interaktif juga berkontribusi pada peningkatan literasi, khususnya dalam pemahaman bahasa Inggris di kalangan Generasi Z. Dalam survei yang dilakukan terhadap 36 responden dari kalangan pelajar SMA dan mahasiswa, sebanyak 27 orang (75,8%) mengaku rutin bermain video game.
ADVERTISEMENT
Menariknya, sebagian besar responden tidak sekadar menikmati game sebagai hiburan semata. Mereka juga menyadari bahwa pengalaman bermain game kerap kali menuntut pemahaman terhadap teks berbahasa Inggris, baik dalam bentuk instruksi, narasi, maupun dialog. Dari sini muncul pemahaman bahwa video game ternyata menyuguhkan proses belajar yang berlangsung alami dan menyenangkan.
Mereka bukan hanya bermain, tetapi juga menyadari bahwa bahasa Inggris adalah bagian tak terhindarkan dari pengalaman tersebut. Game modern seperti The Last of Us, Genshin Impact, dan Red Dead Redemption 2 menghadirkan narasi kompleks yang mendorong pemain memahami konteks cerita, dialog, hingga petunjuk misi dalam bahasa Inggris. Sehingga banyak pemain menjadi memiliki kemampuan memahami kosakata bahasa inggris.
Dari Bermain ke Belajar
ADVERTISEMENT
Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka terpapar teks bahasa Inggris secara intens saat bermain, mulai dari instruksi, percakapan, deskripsi item, hingga jalan cerita dalam cutscene. Hal ini memberikan stimulus berkelanjutan dalam membaca, mengenali struktur kalimat, serta memperkaya perbendaharaan kosakata secara kontekstual.
“Awal mula tertarik Bahasa Inggris itu karena sering main game sejak kecil dan berujung suka banget sampe sekarang, banyak membantu saya memahami kosakata dan banyak mendapat idiom melalui dialog yang ada di cutscene game,” ujar salah satu responden anonim, seorang mahasiswa S1.
Data menunjukkan bahwa dari mereka yang bermain game:
ADVERTISEMENT
Penelitian yang Mendukung
Temuan ini diperkuat oleh penelitian Prawindra Ramadhantra Sancaka (2019) dari Universitas Negeri Malang. Dalam penelitiannya terhadap 163 responden Generasi Z, ditemukan bahwa:
Ini menunjukkan bahwa video game tidak hanya menjadi sumber hiburan, melainkan juga alat pembelajaran nonformal yang potensial dalam pengembangan kemampuan membaca dan memahami konteks bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Bukan Sekadar Kosakata
Yang menarik, video game juga menawarkan pengenalan idiom, ekspresi informal, dan struktur bahasa sehari-hari yang jarang ditemui dalam buku pelajaran. Video game dengan dialog yang natural membuat pemain lebih akrab dengan nuansa pragmatik; bagaimana bahasa digunakan dalam situasi sosial, bukan hanya secara gramatikal.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, beberapa responden juga menyebut bahwa mereka mulai memahami perbedaan penggunaan kata formal dan informal, serta mulai percaya diri menonton film atau membaca artikel berbahasa Inggris karena terbiasa dari video game.
Implikasi untuk Dunia Pendidikan
Hasil ini membuka ruang diskusi baru bagi dunia pendidikan. Bila digunakan secara tepat, video game bisa dimanfaatkan sebagai media bantu ajar yang dekat dengan dunia siswa. Guru bahasa Inggris bisa mengintegrasikan potongan dialog game, klip cutscene, atau bahkan gameplay berbasis teks sebagai bagian dari aktivitas belajar.
Sementara itu, pengembang game juga berpotensi menciptakan produk yang tidak hanya menarik secara visual dan cerita, tetapi juga mendukung proses belajar melalui fitur interaktif berbasis bahasa.
Keseimbangan antara Video Game dan Belajar
ADVERTISEMENT
Meskipun video game terbukti memberikan manfaat dalam meningkatkan literasi bahasa Inggris, penting untuk menekankan bahwa permainan ini tetap harus dikonsumsi secara bijak. Beberapa responden juga menyadari bahwa terlalu lama bermain game dapat mengganggu aktivitas belajar formal dan produktivitas harian. Oleh karena itu, keseimbangan antara waktu bermain dan belajar tetap menjadi kunci.
Penggunaan video game sebagai sarana pembelajaran sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya metode, melainkan sebagai pelengkap yang menyenangkan dan relevan dengan gaya hidup generasi muda saat ini. Dengan manajemen waktu yang tepat, game bisa menjadi alat bantu belajar yang efektif tanpa mengorbankan aspek akademik dan kesehatan digital para pelajar.
Kesimpulan: Video Game sebagai Jembatan Literasi Bahasa Inggris Gen Z
Video game telah menjadi lebih dari sekadar hiburan bagi Generasi Z. Melalui teks, dialog, dan instruksi berbahasa Inggris dalam permainan, para pemain terdorong untuk memahami dan mempelajari bahasa secara tidak langsung. Proses ini membuat pembelajaran terasa alami dan menyenangkan, tanpa tekanan seperti di ruang kelas.
ADVERTISEMENT
Hasil survei dan penelitian menunjukkan bahwa video game berperan besar dalam memperkaya kosakata, mengenalkan idiom, dan meningkatkan kemampuan membaca dalam konteks nyata. Dengan pendekatan yang tepat, game dapat menjadi pelengkap pembelajaran yang relevan dengan dunia digital pelajar masa kini.
Farrel Maulana Azhani, Mahasiswa S1 Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang.