Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bandwagon Effect: Fenomena Mengikuti Tren dari Sudut Pandang Psikologi
18 Desember 2021 18:13 WIB
Tulisan dari Farsya Asfarina Nurhasan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, jagat media sosial Instagram dihebohkan dengan fitur baru, yaitu stiker "Add Yours" atau dalam bahasa Indonesia "Balasan Anda". Seperti yang kita ketahui, fitur tersebut menjadi viral karena banyak digunakan oleh para pengguna Instagram, mulai dari influencer, public figure, hingga pengguna biasa. Sepertinya sudah cukup lumrah di lingkungan masyarakat, ketika ada sesuatu yang tren, orang lain akan berlomba-lomba mengikutinya. Kita yang memiliki Instagram, pasti sudah nggak asing dengan stiker "Add Yours" yang digunakan orang-orang dalam story Instagramnya, kan? Atau mungkin kamu salah satu dari sekian banyak orang yang menggunakan fitur tersebut?
ADVERTISEMENT
Apa, sih, alasan yang membuat orang ingin ikut-ikutan mencoba fitur tersebut?
Di dalam psikologi, ternyata ada, lho, sebutan untuk fenomena ikut-ikutan, yaitu “Bandwagon effect”. Menurut Linda dan Bloom (2017), bandwagon effect merupakan suatu fenomena psikologis di dalam masyarakat, ketika seseorang melakukan suatu hal hanya karena ia melihat orang lain melakukannya, terlepas dari alasan yang jelas dalam melakukan hal itu. Fenomena bandwagon effect (terkadang disebut juga sebagai efek penularan), juga menunjukkan sebuah fakta, bahwa opini publik akan lebih diterima dibandingkan opininya sendiri. Artinya, seseorang cenderung ingin bergabung dengan suatu hal yang mereka anggap sebagai mayoritas atau dominan di dalam masyarakat (Schmitt-Beck, 2015).
Rikkers (2002) juga mengungkapkan bahwa ciri dari orang yang terkena fenomena bandwagon effect salah satunya memiliki alasan yang dangkal dan kurang rasional dalam menentukan pilihannya, sehingga cenderung ikut-ikutan. Apa kamu termasuk ciri tersebut?
ADVERTISEMENT
Kok, bisa istilah untuk fenomena ikut-ikutan disebut bandwagon effect?
Menurut Schmitt-Beck (2015) dalam salah satu jurnalnya, istilah bandwagon effect bermula dari adanya peristiwa pada akhir abad ke-19 di Amerika. Pada saat itu, para politikus Amerika menggunakan wagon (gerobak kereta api; gerbong) yang membawa band pada suatu parade. Efek dari musik dan parade tersebut ternyata menarik sejumlah kerumunan besar serta pengikut yang berbaris di belakangnya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh politikus Amerika saat itu untuk berkampanye dan mengambil hati rakyat sebanyak-banyaknya. Lama-kelamaan, hal itu sudah dipahami sebagai bentuk manipulasi suatu golongan untuk memengaruhi orang-orang agar bergabung dengan tren dalam politik atau dalam berperilaku konsumen. Hingga saat ini, konteks dari bandwagon effect semakin meluas dan istilah ini digunakan juga untuk menggambarkan fenomena ikut-ikutan tren.
ADVERTISEMENT
Kira-kira, apa saja faktor yang dapat medorong terjadinya bandwagon effect?
Menurut (Cherry, 2020), terdapat tiga faktor yang dapat mendorong terjadinya bandwagon effect:
1. Groupthink
Pada hakikatnya, bandwagon effect merupakan jenis groupthink, artinya semakin besar jumlah orang yang mengikuti suatu tren maka semakin besar pula kemungkinan atau peluang orang lain untuk ikut tren tersebut.
2. Keinginan untuk menjadi benar
Setiap orang ingin menjadi benar dan ingin menjadi bagian dari pihak yang benar. Semakin banyaknya orang yang melakukan suatu hal, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa hal yang dilakukan tersebut merupakan sesuatu yang benar.
3. Kebutuhan untuk menjadi bagian dalam kelompok
Untuk dapat memastikan dirinya bahwa ia benar-benar diterima di kelompok sosialnya, seseorang biasanya mengikuti hal-hal yang dilakukan oleh anggota lainnya agar tidak terlihat aneh dengan harapan dapat diterima dengan baik di kelompok tersebut.
Apa dampak dari bandwagon effect dalam penggunaan fitur stiker “Add Yours”?
ADVERTISEMENT
Bandwagon effect inilah yang mendorong para pengguna Instagram dalam ikut-ikutan tren dengan fitur stiker “Add Yours” atau “Balasan Anda”. Fitur baru ini mulai viral ketika stiker “Add Yours” tersebut dijadikan sebuah challenge, yaitu challenge “variasi panggilan nama kamu”, yang bermaksud untuk mengajak para pengguna Instagram lainnya untuk membagikan nama-nama panggilannya di story Instagramnya masing-masing. Namun sayangnya, ikut-ikutan tren yang awalnya bertujuan “seru-seruan” tersebut memberikan dampak negatif bagi sebagian orang.
Hal tersebut dapat dilihat oleh salah satu pernyataan di akun media sosial Twitter bernama @ditamoechtar_ pada 23 November 2021 yang sempat viral akibat cuitannya yang menceritakan bahwa seorang temannya ditelepon oleh seorang penipu yang memanggilnya dengan nama akrabnya, kemudian meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang. Setelah kejadian itu, korban baru ingat bahwa ia sempat ikut-ikutan challenge “variasi panggilan nama kamu” dan menyebarkan informasi nama-nama panggilannya di story Instagram miliknya. Namun ternyata, kegiatan ikut-ikutannya itu malah berbuah sial. Ia malah ditipu oleh seorang oknum. Inilah pentingnya bijak dalam bermedia sosial. Tidak perlu mengumbar informasi yang terlalu privasi ke publik.
ADVERTISEMENT
Apakah bandwagon effect dapat menimbulkan dampak yang positif?
Bandwagon effect ini juga dapat membawa dampak yang positif jika cara yang digunakan benar. Misalnya, seorang influencer yang memanfaatkan pengaruh yang dapat ia berikan kepada followers-nya dengan mengajak masyarakat dalam mengikuti aksi-aksi positif, seperti membuka penggalangan dana untuk korban bencana alam, bakti sosial, dan sebagainya.
Pada akhirnya, semua pilihan ada di tangan kita. Hendaknya kita memikirkan dampak apa yang akan didapatkan jika kita melakukan suatu hal. Bijaklah dalam menentukan pilihan!
Daftar Pustaka
Cherry, K. (2020). Bandwagon Effect as a Cognitive Bias. verywellmind.
Linda dan Bloom. (2017). The Bandwagon Effect. Psychology Today.
Rikkers, L. F. (2002). The Bandwagon Effect. Journal of Gastrointestinal Surgery.
ADVERTISEMENT
Schmitt-Beck, R. (2015). Bandwagon Effect. The International Encyclopedia of Political Communication, First Edition.