Dongeng Sebelum Tidur: Boneka

FAT BOY
Penulis Horror Amatir di dunia sosial dengan nama FATBOY Project di grup creepy pasta indonesia
Konten dari Pengguna
3 April 2021 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FAT BOY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dongeng Sebelum Tidur: Boneka
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Aku menerima sebuah boneka dari salah satu pasienku. Selama 5 tahun aku mengabdikan diri ke masyarakat sebagai personel kesehatan, ini bukan kali pertama aku menerima hadiah dari pasien.
ADVERTISEMENT
Iya sih, aku memang tidak meminta mereka memberikanku sesuatu. Tapi karena di desa terpencil ini. Hampir semua penduduk adalah petani kecil yang berpenghasilan tidak seberapa.
Biaya murah tapi berkualitas. Ini adalah mottoku ketika aku menerima sertifikat kedokteranku.
Boneka yang diberikan kepadaku sudah tua. Bajunya sudah lecek. Penuh dengan sobek dibeberapa sisi. Rambutnya juga sebagian sudah rontok.
"Nama boneka itu Tania, bu dokter" kata seorang wanita tua yang memberikan kepadaku.
"Tania ya? Hihihi. Namanya sama kaya Saya nek" kataku sembari memberikan resep kepadanya.
Tangan nenek itu sudah bergemetar. Dia sepertinya sudah susah mengakat tangannya sendiri.
Aku melipat surat resep dan meletakannya di tangan kanannya.
"Semoga lekas sembuh. Jangan sering bekerja di sawah nek ya..."
ADVERTISEMENT
Nenek itu tersenyum lalu dia berkata "seandainya Saya lebih muda 43 tahun. Saya masih secantik Anda..."
"Wah. Benarkah? Tapi bagi Saya. Nenek tetap cantik di usia 70 tahun loh..."
Nenek itu hanya tersenyum kecut. Lalu dia berpamitan untuk pergi.
Aku menoleh ke boneka tua yang aku letakkan di meja kerjaku.
Boneka itu entah sejak kapan dia berubah posisi menghadapi ke pintu seolah-olah dia mengantar kepergian nenek itu.
"Baiklah. Tania. Aku akan memberikan pakaian baru untukmu. Dan sedikit perawatan pada tubuhmu oke"
Aku menyelesaikan pekerjaan terakhirku tepat pukul 8 malam. Puskemas yang didirikan mendiang bapak memiliki jarak tidak terlalu jauh dari rumah tinggalku sekarang.
Sesampainya di kamar. Aku mengambil beberapa kain bekas dan perlengkapan jahit.
ADVERTISEMENT
Aku membuat pakaian kecil untuk Tania yang sudah lusuh. Percaya atau tidak aku sangat lihai dalam menjahit sejak kecil. Tapi karena aku anak tunggal, aku harus melanjutkan puskemas bapak dan menjauhkan mimpiku untuk menjadi seorang desain busana.
Aku mengenakan pakaian baru Tania. Menjahit beberapa sisi yang sudah sobek. Merapikan sedikit rambutnya.
"Ah.. rambutnya hanya sebagian. Kamu jadi tidak sempurna. Hmm..."
Aku mengambil beberapa helai rambutku. Lalu menjahitnya dengan hati-hati.
"Akhirnya! Kamu terlihat sempurna. Meskipun sebagian rambutmu aku sisipkan dengan punyaku. Toh kamu tidak keberatan bukan?" Kataku dengan senang.
Seharusnya aku tidak menerima boneka itu dari nenek tersebut.
Sejak aku menerima boneka dan merawat dengan baik. Aku merasa seperti diawasi oleh sesuatu.
ADVERTISEMENT
Pernah ketika aku Mandi. Aku melihat sosok wanita bersandar di kaca sembari menatapiku dengan dingin.
Ada pula, saat aku makan malam. Aku merasa ada seseorang sedang berdiri di belakangku.
Ketika aku menoleh ke belakang aku tidak melihat siapapun.
Oke ini memang mengerikan.
Aku akhirnya menyegel boneka itu dan meletakkannya di dalam gudang. Entah kenapa aku merasa ini semua karena boneka tua itu.
"Bu dokter. Kenapa wajah anda pucat sekali?" Kata seorang ibu hamil kepadaku.
"Hmm? Apa benar? Ah. Mungkin saya kurang tidur" kataku sembari menggeser alat pendeteksi janin di perutnya dan memperhatikan janin di layar.
"Anak ibu sepertinya sehat-sehat saja" kataku sembari tersenyum.
Ibu hamil itu memberikanku sesuatu seperti biasa yang dia lakukan.
ADVERTISEMENT
"Ini memang tidak seberapa. Hanya beberapa singkong dari kebunku. Mohon diterima ya"
"Dengan senang-- loh.."
Aku entah kenapa merasa lemas pada kedua tanganku. Seperti tidak ada tenaga.
"Bu dokter?"
"A-ah. Tidak apa-apa kok. Sepertinya saya sudah lelah nih"
Aku menerima pemberian ibu hamil itu.
Setelah memastikan tidak ada pasien. Aku duduk di kursiku kembali. Aku mencoba melatih kedua tanganku untuk memastikan kekuatannya.
"Aneh. Kenapa aku bisa seletih ini. Biasanya aku sanggup bertahan hingga malam Hari. Tapi rasanya..."
Tubuhku terasa sangat lelah. Seolah-olah aku sudah bekerja tanpa istirahat sama sekali.
Malamnya, aku langsung roboh di tempat tidur setelah meminum obat penambah energi.
"Sepertinya aku memang lelah ... " Pikirku sembari memandang langit-langit kamarku yang tanpa asbes.
ADVERTISEMENT
Aku mendengar suara gertakan Gigi. Gertakan Gigi itu terasa sangat jelas di telinga kananku.
Aku tahu ada sesuatu di sebelah sisi kananku. Saat ini aku sedang berbaring dengan seseorang.
Aku memberanikan diri menggerakan mataku tanpa mengubah posisi kepalaku menghadapi langit-langit.
"Astagfirullah!!!"
Aku melihat seorang laki-laki tanpa wajah hanya mulut saja. Dia membunyikan giginya yang sangat tajam.
Aku memejamkan mataku sembari membaca ayat-ayat kursi.
Suaranya sudah tidak terdengar lagi. Aku memberanikan diri membuka mataku.
Tapi...
Aku malah melihat anak-anak sedang duduk di kayu langit-langit sembari melambaikan tangannya kepadaku.
Mereka tertawa.
Aku memang suka anak-anak tertawa. Tapi jika aku mendengar dari sosok makhluk gaib, aku membencinya.
Keesokan harinya. Aku kembali bekerja. Tapi kali ini, aku melihat ada yang aneh pada kulitku.
ADVERTISEMENT
Kulitku terlihat sedikit keriput dan kasar. Tidak hanya itu, aku mulai melihat ada beberapa helai rambut putih di cermin
"Bu dokter. Entah kenapa anda terlihat ... Maaf aneh" kata kepala desa, Surtano.
"Hah? Aneh kenapa Pak kades?" Kataku dengan sedikit kesal.
"A-anu. Anda terlihat tua . Umur anda baru 27 tahun kan? Ah... Apakah ini gaya anak-anak yang lagi nge-tren gitu?"
Aku tertawa kecil dan duduk di kursiku kembali.
"Pak kades ini bisa aja. Aku memang tidak ngikut trend jaman sekarang. Tapi aku tidak pernah mendengar tuh tren..."
Kepala desa ini memang suka melawak. Untuk beberapa alasan aku melupakan rasa penasaran ku dan kembali bekerja.
Tapi.
Dari hari ke hari. Aku semakin cemas.
ADVERTISEMENT
Keanehan diluar penampakan mengerikan di rumahku mulai banyak terjadi.
Aku merasa sangat lelah. Bahkan tidak sanggup untuk berdiri. Kulitku kini sudah terlihat keriputan. Rambutku sudah sebagian memutih.
"Ada yang aneh... Boneka itu pasti penyebab semua ini!" Pikirku.
Aku sedikit berusaha keras untuk menuju ke gudang bawah tanah.
Aku menemukan boneka itu. Boneka itu terlihat mulai lusuh. Padahal hanya seminggu aku tinggalkan tapi pakaiannya sudah sobek.
Apakah dimakan tikus? Tapi seingatku, aku sudah memastikan tidak ada hama dirumah ini.
"Boneka ini. Memang aneh. Aku harus membuangnya!"
Dengan cepat aku berlari ke belakang rumah dan membakar boneka itu.
Aku menunggu boneka menyeramkan itu hingga habis terbakar dan menjadi Abu.
Keanehan pada diriku bukannya menghilang bahkan semakin terjadi.
ADVERTISEMENT
"Mereka" semakin sering muncul dan berinteraksi kepadaku.
Kini aku sudah tidak sanggup bekerja. Aku hanya duduk di kursi roda bersama dengan mamaku yang terlihat sedih.
"Taniaku malang. Kenapa tubuhmu seperti sudah berumur 70 tahun? Padahal usiamu baru menginjak 27 tahun" kata mamaku dengan sedih.
Benar, aku terlihat sudah tua. Tubuhku kurus. Rambutku sudah menua.
Ini terjadi hanya dalam waktu sebulan saja. Aku sepertinya benar-benar sakit. Bukan kutukan. Boneka itu. Hantu-hantu itu.
Semua hanya halunisasiku saja. Buktimya aku sudah tidak melihat mereka lagi. Ini pasti karena efeknya.
Itulah setidaknya aku berpikir hingga aku bertemu dengan seorang wanita muda sangat cantik dan modis.
Dia mendatangi rumahku dan memberikan bingkisan dan sebuah surat.
ADVERTISEMENT
Mamaku mengatakan dia tidak tahu siapa namanya. Tapi menurutnya dia adalah mantan pasienku.
Dia jauh-jauh ke Jakarta sejak aku sudah menutupi puskemas di desanya.
"Ma..ma.. bisa buka Surat ini. Tania tidak bisa membukanya..."
Mamaku langsung membuka Suratnya dan meletakan Suratnya di pangkuanku.
Isinya membuatku tersenyum. Aku pasti akan segera kembali muda lagi.
-------------------------
Kepada bu dokter Tania Isabela.
Sebelumnya terima kasih atas segalanya. Setelah bu dokter menerima boneka itu. Akhirnya saya bisa kembali muda kembali.
Saya sudah menyisipkan beberapa uang di bingkisan.
PS: boneka ini akan terlahir kembali setahun berikutnya. Pastikan menemukan boneka itu sebelum dirimu meninggal karena penyakit tuamu. Ini Saran karena sudah mengalaminya kurang lebih tiga tahun. Berikan boneka itu kepada wanita muda dan biarkan boneka Tania berkerja.
ADVERTISEMENT