Konten dari Pengguna

Pelatihan Paradikma Baru untuk Memperkuat Pemahaman Kurikulum Merdeka

FATA AZMI
Guru Sekolah Dasar, Fasilitator Kelas Peradaban, Mahasiswa Magister Aqidah dan Filsafat Islam Pascasarjana STFI SADRA,
21 Oktober 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FATA AZMI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Jakarta - Kurikulum Merdeka menjadi harapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada pemahaman dan penerapan guru di kelas. Menyadari hal ini, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan (P4) Kota Administrasi Jakarta Pusat bekerja sama dengan Kanz Education menyelenggarakan Pelatihan Pembelajaran Padikma Baru dari 14 hingga 18 Oktober 2024. Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan guru Sekolah Dasar di Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Selama lima hari, peserta pelatihan diajarkan dan dibimbing beberapa fasilitator berpengalaman terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Materi yang disampaikan mencakup pembuatan modul ajar kreatif dan metode asesmen untuk mengevaluasi perkembangan peserta didik. Selain itu peserta juga diajarkan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat dipraktikan dalam pemberlajaran di kelas.
Dalam pelatihan ini peserta pelatihan juga diperkenalkan dengan teknik coaching yang masih asing ditelinga mereka. Teknik coaching yang disampaikan berbasis alur TIRTA, yaitu akronim dari tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab. Pendekatan ini bertujuan menciptakan komunikasi yang bermakna antara coach sebagai rekan berfikir dan coachee sebagai sumber belajar bagi dirinya sendiri, di mana dalam proses coaching, coach membantu coachee untuk menemukan solusi dari dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pelatihan juga membahas pembelajaran berdiferensiasi, yang membantu memenuhi kebutuhan individu peserta didik yang beragam baik dari gaya belajar, minat dan kesiapan belajar. Peserta pelatihan juga diajarkan bagaimana membuat pembelajaran dan modul ajar yang terdiri dari diferensiasi konten, proses dan produk. Dengan memahami konsep ini, guru didorong untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar semua peserta didik mendapatkan kesempatan belajar yang setara.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain aspek akademis, pelatihan ini juga mengajarkan tentang pengembangan keterampilan sosial emosional (KSE). Peserta pelatihan diajarkan dan dilatih untuk mampu menciptakan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam lima kompetensi sosial dan emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Setelah mendapat materi ini diharapkan guru dapat mendampingi peserta didik dalam membangun kecerdasan emosional yang penting dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Di hari akhir pelatihan, peserta pelatihan mendapatkan materi menarik yaitu pengenalan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), seperti Copilot, Gamma, Chat GPT dan D-ID dan fitur lainnya. AI yang diajarkan ini tentunya dapat membantu peserta pelatihan dalam mempersiapkan materi ajar untuk mengajar dan mewujudkan pembelajaran yang aktif dan interaktif.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Banyak peserta merasakan manfat dari pelatihan ini. “Pelatihan ini memberi kami perspektif baru tentang pembelajaran. Selain itu kami lebih paham bahwa teknologi dapat membantu, bukan menggantikan, peran dan fungsi kami sebagai pendidik,” ujar Handika, salah satu peserta.
Pelatihan ini merupakan langkah penting dalam membangun generasi yang adaptif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Dengan pelatihan ini, guru sekolah dasar di Jakarta Pusat diharapkan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan lebih baik dan mengimbaskan materi yang telah didapat kepada warga sekolahnya agar tercipta suasana belajar yang interaktif dan berpusat pada peserta didik.
ADVERTISEMENT