Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Peran Guru Dalam Membangun Akhlak Siswa
25 November 2022 9:23 WIB
Tulisan dari Fata Rayyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada era digital ini pendidikan akhlak terhadap siswa menjadi poin penting untuk guru. Zaman yang dipenuhi modernitas, membuat budaya makin berkembang dan bercampur satu dengan yang lainnya ini dapat menjadi faktor terjadinya proses perkembangan akhlak dalam diri anak.
ADVERTISEMENT
Beberapa dampak negatif yang kerap terjadi pada zaman sekarang ini adalah pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, durhaka kepada orang tua. Dampak-dampak tersebut terjadi karena anak tidak dapat menyeleksi perbuatan-perbuatan mereka. Jika anak tidak bisa membedakan antara perbuatan baik dan buruk, maka akan berdampak kurangnya nilai-nilai keislaman dalam diri mereka pribadi. Jika anak tidak dibekali pendidikan terkait akhlak, maka pola pikir akan cenderung mengarah kepada hal yang negatif, terlihat perilaku yang tidak baik terhadap teman, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.
Walaupun peran orang tua sangat penting dalam membangun akhlak para anaknya, tidak kalah dengan para guru yang mengajar selaku pendidik di suatu Lembaga sekolah. Peran guru dan orang tua jika dibandingkan kedudukannya maka tidak jauh beda. Karena kedua orang tua merupakan waalidaani fii nasab (orang tua dalam segi garis keturunan) dan guru merupakan waalidaani fii diin (orang tua dalam segi agama).
ADVERTISEMENT
Rasul pernah bersabda, dari Anas bin Malik berkata: telah bersabda Rasulullah, bahwa “menuntut ilmu itu wajib atas tiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. Sudah jelas dalam hadits ini menegaskan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban untuk setiap muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Maka dari itu, sudah kewajiban guru untuk mendidik anak, membimbing mereka dalam menuntut ilmu sebanyak-banyaknya.
Abdurrahman bin Qosim berkata: “Aku pernah mengabdi kepada Imam Malik selama 20 tahun, dan dari 20 tahun itu hanya 2 tahun Aku belajar ilmu dan 18 tahun Aku belajar adab, setelah Aku mengetahui ilmu adab (akhlak), Aku berangan-angan menjadikan semuanya untuk belajar akhlak”. Dari perkataan di atas, menjelaskan bahwa adab merupakan hal yang pertama kali harus diajarkan, dan tentunya ilmu tidak akan berarti jika tidak ada adab. Jika dikaitkan dengan kewajiban guru, Ketika anak baru menempuh sekolah dasar, tanggung jawab pertama guru adalah mendidik para anak agar mereka dapat membangun pribadi akhlak yang unggul, yang bersifat akhlakul karimah.
ADVERTISEMENT
Peran guru dalam lembaga sekolah adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan. Maka dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah mendidik siswa untuk perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Earl V. Pullias dan James D. Young mengungkapkan bahwa guru adalah “the teacher in the centuries-old sense of teaching. He helps the developing student to learn things he does not know and to understand what the learns”.
Maksud dari kalimat tersebut adalah guru mengajar sebagai pusat proses belajar mengajar, guru membantu perkembangan siswa untuk mempelajari sesuatu yang belum dia ketahui dan untuk memahami apa yang belum dipahami. Maka dari itu, jika siswa belum bisa memahami sikap yang dapat membangun akhlak mereka, maka gurulah pusat proses belajar mereka, mulai dari segi kepribadian (perilaku) maupun dari segi keilmuan yang dimilikinya. Mulai dari meniru apa yang telah dicontohkan para guru, hingga melakukan apa yang telah diajarkan oleh gurunya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa sifat dajn sikap yang harus dimiliki guru sebelum mendidik para siswa, misalnya:
1. Adil, guru harus bersikap adil kepada muridnya. Tidak boleh adanya rasa pilih kasih terhadap siswa satu dengan siswa yang lainnya.
2. Percaya dan suka (senang) kepada siswanya.
3. Sabar dan rela berkorban, sudah pasti dalam mendidik anak diperlukannya rasa sabar dan sikap rela berkorban, sikap guru inilah yang menjadi peranan dalam membangun akhlak siswanya.
4. Memiliki wibawa terhadap anak didiknya, guru yang memiliki sifat wibawa cenderung penyabar, jika ada masalah maka akan dia hadapi dengan tenang, sikap ini akan disegani dan dihormati para siswa.
5. Penggembira, sifat penggembira akan membuat siswa tertarik kepada guru, karena siswa di sekolah dasar tentunya sedang dalam adaptasi dalam hal pertemanan.
ADVERTISEMENT
6. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya dan masyarakat, ketika guru bersikap baik kepada semua orang, ini akan membuat para murid mencontohkan apa yang dilakukan gurunya, misalnya baik kepada guru, kakak kelas, maupun teman satu tingkat dengannya.
Alasan mengapa guru harus mempunyai sifat dan sikap tersebut karena pribadi guru sebagai cerminan pribadi siswanya sendiri.
Terdapat beberapa tugas dan adab yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut imam Al-Ghozali, misalnya:
1. Mempunyai rasa belas kasihan kepada siswa dan memperlakukan mereka seperti anak sendiri.
2. Tidak mengharapkan balas jasa, upah, ataupun ucapan terima kasih.
3. Memberi nasihat kepada setiap murid di setiap kesempatan.
4. Mendidik anak dengan cara yang simpatik, halus, tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
5. Tampil sebagai teladan ataupun panutan yang baik dengan batas kemmampuan dan pemahaman muridnya.
6. Guru harus membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan dan pemahaman muridnya.
7. memahami bakat, tabiat dan kejiwaan muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya.
8. Mengamalkan dan melaksanakan ilmunya, perkataannya jangan membohongi perbuatannya.
Membangun akhlak sejak usia dini merupakan pendidikan pertama untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Jika akhlak tidak diajarkan dengan baik, maka akan berdampak kepada penyimpangan sosial yang kerap terjadi.