Konten dari Pengguna

5 Peristiwa Besar di Bulan Ramadhan yang Menjadi Tonggak Peradaban Islam

M Fatah Mustaqim
Penulis Lepas. Pernah Bergiat di Komunitas Omah Aksara Yogyakarta. Alumnus Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIPOL) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
24 April 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Fatah Mustaqim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wisatawan berfoto di dekat situs bersejarah Perang Badar di Madinah , Arab Saudi pada April 2013. Foto: Ahmad Fairuzazli/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan berfoto di dekat situs bersejarah Perang Badar di Madinah , Arab Saudi pada April 2013. Foto: Ahmad Fairuzazli/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada bulan Ramadhan umat Islam tercatat banyak menorehkan tinta emas dalam sejarah yang menjadi tonggak penting peradaban umat. Kemenangan-kemenangan bersejarah umat Islam di bulan Ramadhan, kebanyakan di medan perang yang menguji kekuatan fisik, barangkali mengherankan. Bagaimana mungkin orang yang sedang menahan lapar dan dahaga mampu meraih kemenangan melawan orang-orang yang perutnya kenyang?
ADVERTISEMENT
Tetapi inilah sesungguhnya makna kebenaran sabda Nabi Muhammad Saw. seusai Perang Badar bahwa kemenangan atas diri sendiri, termasuk kemenangan dari lapar itu, adalah jalan menuju kemenangan atas yang lain. Hikmah dari Sabda Nabi Saw. tersebut sesungguhnya menunjukkan bahwa kemenangan atas diri sendiri merupakan kunci pembuka menuju kemenangan-kemenangan atas yang lain.
Oleh sebab itulah kemenangan-kemenangan umat Islam di bulan Ramadhan terus dikenang sebagai kemenangan bersejarah dan menjadi teladan bagi umat Islam hingga hari ini. Banyak kemenangan legendaris dan mengharukan yang menjadi titik balik eksistensi peradaban umat Islam tercatat terjadi di bulan Ramadhan.
Tentu di dalam kemenangan-kemenangan gemilang itu terkandung cerita-cerita perjuangan mengharukan yang penuh hikmah sehingga patut menjadi pelajaran bagi umat Islam hari ini. Bagaimanakah umat Islam mencatatkan kemenangan-kemenangan bersejarah yang patut dikenang dan menjadi pelajaran bagi umat Islam hari ini? Berikut adalah sekilas 5 peristiwa bersejarah dan kemenangan besar umat Islam yang terjadi di bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT

1. Perang Badar

Pada saat umat Islam pertama kali menunaikan kewajiban puasa di bulan Ramadan setelah disyariatkan, pasukan muslim telah mencatatkan kemenangan yang pertama atas kaum Quraisy Mekkah di lembah dekat sumur Badar yang kemudian dikenal dengan Perang Badar. Perang bersejarah yang menjadi titik balik kemenangan umat Islam atas kaum Quraisy ini terjadi pada 13 Maret 624 M atau 17 Ramadan, tahun ke-2 Hijriah. Perang Badar merupakan teladan sejarah yang membuktikan kebenaran janji Allah Swt untuk membuka pintu pertolongan dari langit setelah pasukan muslim meneguhkan keimanan, tekad kuat dan kesucian hati di medan perang. Betapa tidak, 313 pasukan muslim berhasil memenangkan pertempuran melawan 1000 lebih pasukan Quraisy Mekkah.
Diriwayatkan dari hadits Nabi Muhammad Saw yang meskipun bersanad lemah (dhaif) namun mengandung hikmah yang baik bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya perjuangan terbesar (akbar) adalah jihad melawan hawa nafsu.”
ADVERTISEMENT
Sabda Nabi Muhammad Saw itu menurut riwayat disampaikan seusai meraih kemenangan menentukan di Perang Badar. Berdasarkan konteks dimana sabda Nabi Muhammad Saw itu disampaikan maka secara tersirat hadits itu juga mengandung hikmah bahwasanya jihad melawan musuh dalam peperangan hanyalah jihad kecil jika dibandingkan jihad besar melawan hawa nafsu.
Maka kemenangan di Perang Badar sesungguhnya hanyalah kemenangan kecil jika dibandingkan kemenangan melawan hawa nafsu diri sendiri. Hadits Nabi itu bukan berarti mengecilkan arti perjuangan umat meraih kemenangan di Perang Badar. Namun justru membentangkan cakrawala yang jauh lebih luas mengenai kemenangan yang sejati atas diri sendiri. Juga mengajarkan sikap untuk tidak mudah berpuas diri atas pencapaian yang sudah diraih.

2. Pembebasan Mekkah (Fathul Mekkah)

Pada 10 Ramadhan tahun ke-8 setelah hijrah, sekitar 30 ribu umat Islam bersama Rasulullah Saw. memasuki Makkah dan mengambil-alih kota ini di bawah panji-panji Islam. Peristiwa bersejarah ini disebut dengan Fathu Mekkah atau penaklukan Makkah sekaligus pembebasan dan pengampunan bagi penduduk Makkah. Tidak ada paksaan dan intimidasi apapun dari umat Islam terhadap kaum Quraisy Mekkah yang dahulu memusuhi dan menganiaya mereka. Fathu Mekkah adalah babak baru bagi umat Islam di mana sesudah peristiwa kemenangan ini kekuatan Islam sepenuhnya diakui dan bahkan menjadi yang terkuat di seluruh Jazirah Arab. Namun yang lebih penting, sesudah penaklukan Makkah ini, adalah semakin diterima dan berkembang pesatnya dakwah Islam di seluruh Jazirah Arab karena penaklukan atas Mekkah adalah kunci dan jalan yang mempermudah penerimaan suku-suku lain di Jazirah Arab untuk memeluk Islam.
ADVERTISEMENT

3. Perang Tabuk

Perang Tabuk tepatnya terjadi pada 26 Ramadan tahun ke-9 Hijrah atau pada bulan Oktober tahun 630 dalam kalender Masehi. Perang ini sesungguhnya tidak pernah terjadi. Meski demikian, Perang Tabuk mempunyai arti sejarah dan makna politik yang sangat penting bagi umat Islam yang baru membangun eksistensi kekuatannya di Madinah.
Perang Tabuk sesungguhnya adalah ekspedisi long-march panjang lebih dari 30.000 pasukan muslim di musim panas yang terik dari Madinah ke Tabuk yang berjarak 682 km. Jauhnya jarak yang ditempuh pasukan muslim di musim panas yang terik di gurun pasir Jazirah Arab inilah, menurut riwayat telah menggentarkan pasukan Romawi di Tabuk sehingga mereka menyingkir dan peperangan ini tidak pernah terjadi.
ADVERTISEMENT
Meski peperangan ini tidak pernah terjadi, namun kecerdasan politik Rasulullah Saw. menjadikan Perang Tabuk atau ekspedisi Tabuk ini benar-benar menjadi kemenangan gemilang bagi umat Islam. Selama 10 hari di Tabuk, Nabi Saw. menjalin diplomasi dengan suku-suku dan beberapa kabilah di sekitar Tabuk yang tidak lagi tunduk pada Romawi untuk tunduk kepada Islam, menarik pajak dan menjalin perjanjian.
Perang Tabuk sekaligus juga unjuk kekuatan pasukan Muslim kepada suku-suku di Jazirah Arab yang masih meragukan kekuatan umat Islam di Madinah. Dengan demikian Perang Tabuk mempunyai makna politik sekaligus militer yang sangat penting. Perang Tabuk dikenang dalam sejarah sebagai peperangan terakhir yang diikuti Rasulullah Saw sebelum wafatnya.

4. Penaklukan Andalusia

Di bawah Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Bani Umayyah, umat Islam kembali mencatatkan sejarah gemilangnya di bulan Ramadan. Tepatnya pada 28 Ramadan tahun ke-92 Hijriyah, Panglima Pejuang Islam, Tariq bin Ziyad, berhasil menguasai Selat Gibraltar (Jabal Tariq) dan membebaskan negeri dan rakyat Andalusia dari Raja Rodrik yang zalim. Kemenangan Tariq bin Ziyad di Andalusia merupakan tonggak awal dimulainya peradaban Islam di daratan Spanyol hingga lebih dari 500 tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Peristiwa paling legendaris dan bersejarah dari penaklukan Andalusia adalah pidato panglima perang Tariq bin Ziyad yang berhasil menghidupkan tekad jihad pasukan Muslim menghadapi pasukan musuh yang jumlahnya berkali lipat lebih banyak. “Di belakang kalian adalah lautan dan di depan adalah musuh Islam, tidak ada kemungkinan lain selain maju menerjang musuh dan menggapai kemenangan atau mati dalam kehinaan.” Kurang lebih seperti itulah sebagian pidato Tariq bin Ziyad yang kemudian tercatat memenangkan perang dan memulai merintis jalan peradaban Islam di Andalusia.

5. Perang ‘Ain Jalut

Menurut banyak sejarawan, perang ‘Ain Jalut mempunyai arti sangat penting dalam sejarah dunia abad pertengahan dimana keperkasaan tentara berkuda dari Kekaisaran Mongol yang hampir tak terkalahkan ternyata mengalami kekalahan tanpa balas dari tentara Islam. Perang ini juga dikenang dalam sejarah umat Islam sebagai perang yang menjadi ‘tapal batas’ kedaulatan kerajaan Islam dari serbuan pasukan Mongol yang sudah menaklukan semua negeri-negeri Islam pada pertempuran-pertempuran sebelumnya. Setelah kejatuhan Baghdad dan Damaskus, harapan terakhir seolah berada di pundak Kesultanan Mamluk di Mesir untuk membendung ekspansi bangsa Mongol yang bengis dan merusak.
ADVERTISEMENT
Pertempuran ‘Ain Jalut (Mata Jalut) terjadi pada 25 Ramadan 658 Hijriyah atau 3 September 1260 Masehi di daerah yang dulu dikenal sebagai ‘Ain Jalut di Palestina, tepatnya di wilayah Galilea Tenggara, Lembah Yizreel dekat dengan tempat yang sekarang dikenal sebagai Sumur Harod. Pertempuran Ain Jalut menandai batas ekspansi Kekaisaran Mongol di bawah Hulagu Khan yang dikenal dalam sejarah melakukan misi penaklukkan ke wilayah barat dari pusat kekaisarannya.
Kekalahan Bangsa Mongol tanpa balas di Ain Jalut menjadi penanda tidak akan adanya kemungkinan serbuan bangsa Mongol ke wilayah Kesultanan-Kesultanan Islam di Maghribi (Afrika Utara) juga di Andalusia Spanyol. Maka Pertempuran ‘Ain Jalut juga dikenang karena telah menjadi benteng keselamatan bagi kedaulatan umat Islam di Afrika Utara atau Maghribi dan Andalusia Spanyol dari ancaman tentara Mongol yang bengis dan perkasa.
ADVERTISEMENT