Konten dari Pengguna

Trauma Sebagai Dampak dari Bencana Alam

Fathia Adzka Amalia
Fighting for what you desire, believe and doing it. Good things never come easy but with God everything is possible.
23 Januari 2022 22:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathia Adzka Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gunung Berapi Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Berapi Foto: Shutter Stock

Bencana Alam di Indonesia

ADVERTISEMENT
Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, terlebih lagi di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang secara geografis terletak di cincin api pasifik, yaitu pertemuan antara 3 lempeng tektonik ditambah dengan banyaknya gunung berapi yang masih aktif.
ADVERTISEMENT
Sebagai dampak dari hal tersebut, gunung meletus dan gempa bumi merupakan bencana alam yang paling sering terjadi.
Selain gempa bumi dan gunung meletus, tsunami juga menjadi salah satu potensi bencana alam yang ada di Indonesia. BMKG mencatat, peristiwa tsunami terbesar di Indonesia terjadi di Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan kurang lebih 227.898 jiwa.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari banyaknya peristiwa bencana alam tersebut adalah trauma bagi para penyintas bencana alam. Lalu apakah trauma pasca bencana alam tersebut?

Trauma Pasca Bencana Alam

Trauma merupakan gangguan psikologis yang diakibatkan oleh adanya kejadian traumatis atau peristiwa buruk yang menimpa seseorang. Sedangkan bencana alam merupakan suatu peristiwa yang mengancam dan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia yang disebabkan oleh alam dan terjadi secara tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Maka trauma pasca bencana alam dapat diartikan sebagai gangguan psikologis yang menimpa penyintas sebagai akibat dari terjadinya suatu bencana.
Trauma pasca bencana alam ini merupakan reaksi psikologis yang wajar terjadi, karena bencana alam sebagai bagian dari peristiwa tidak wajar yang datang secara tiba-tiba tentunya menimbulkan guncangan bagi para penyintas.
Misalnya seperti dengan terjadinya suatu bencana individu harus mengalami luka-luka, kehilangan harta benda atau bahkan terpaksa harus kehilangan orang-orang terdekat.
Dengan banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam, menurut Kinchin (dalam Nirwana, 2012) sebagian penyintas yang selamat dari bencana merasa tidak bisa hidup dengan baik lagi seperti sebelum terkena bencana atau peristiwa traumatis. Sebetulnya kondisi seperti ini yang perlu di perhatikan, karena ada kemungkinan akan menjadi sebuah ancaman bagi para penyintas.
ADVERTISEMENT
Perlu disadari bahwa kesedihan ataupun trauma yang dialami ini tidak boleh sampai berlarut-larut atau bahkan terlalu lama sehingga akan mengganggu kehidupan sehari-harinya. Para penyintas perlu menyadari bahwa kehidupan harus terus berlanjut dan terus berusaha untuk hidup dengan lebih baik lagi.
Apabila trauma dirasa sudah cukup mengganggu, para penyintas tidak perlu segan untuk meminta pertolongan misal seperti bercerita mengenai apa yang dirasakan kepada orang terdekat atau mendatangi profesional (seperti psikolog atau psikiater).
Referensi:
Nirwana, Herman. (2012). Konseling Trauma Pasca Bencana. Journal Ta'dib, Vol. 15, No. 2, Hal. 123-128