Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Rokok Elektrik atau Rokok Konvensional, Mana yang Lebih Bahaya?
20 Juni 2022 2:33 WIB
Tulisan dari Fathiah Inayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di Indonesia merokok bukanlah suatu hal yang tabu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut data Badan Lembaga Kesehatan/WHO, setiap tahunnya sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau (World Health Organization). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat hampir ¼ masyarakat Indonesia meninggal disebabkan oleh rokok, seharusnya pemerintah dapat meningkatkan perhatiannya terhadap hal tersebut. Pemerintah diharapkan mampu bersikap tegas untuk menaikkan harga rokok per bungkus atau per batangnya sehingga masyarakat yang ingin membeli rokok akan berpikir dua kali sebelum membelinya.
ADVERTISEMENT
Semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, mengakibatkan munculnya ragam varian rokok yang tidak hanya konvensional. Di pertengahan tahun 2018, rokok elektrik mulai diedarkan di berbagai penjuru Indonesia hingga pada akhirnya menjadi viral. Tidak sedikit masyarakat yang beralih dari rokok konvensional menjadi rokok elektrik dengan alibinya masing-masing. Keberadaan rokok elektrik semakin didukung dengan para artis dan selebgram yang menjual vape beserta cairan nikotin sehingga masyarakat yang sebelumnya tidak merokok menjadi tertarik untuk mencobanya karena rasa penasaran.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah “Apakah efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok elektrik tidak lebih berbahaya rokok konvensional?”. Kemudian, “Apakah perbedaan dari kedua rokok tersebut?”. Mari kita bahas dari segi kesehatan, harga, dan kemasan! Tetapi sebelum masuk ke pembahasan mengenai disparitas harga kedua jenis rokok tersebut, mari kita telusuri terlebih dahulu definisi dari rokok konvensional dan rokok elektrik.
ADVERTISEMENT
Rokok konvensional merupakan gulungan kertas yang di dalamnya terdapat tembakau, cara penggunaannya yaitu dengan cara dibakar. Sedangkan rokok elektrik merupakan salah satu jenis rokok yang menggunakan sistem elektrik yang di dalamnya terdapat cairan nikotin atau uap. Alat ini umumnya beroperasi dengan cara yang sama dan terbuat dari komponen yang serupa.
Jika ditinjau dari segi ekonomi, salah satu perokok aktif, Salman, mengatakan bahwa penggunaan rokok konvensional lebih terjangkau dari segi harga. Karena harga rokok konvensional per bungkusnya berkisar Rp15.000,00 – Rp30.000,00. Bahkan bisa dibeli per batangan dengan harga Rp1.500,00. Vape magz, salah satu platform yang berfokus pada isu rokok elektrik, menyebutkan bahwa rokok elektrik menghabiskan dana sekitar Rp300.000,00 hingga Rp350.000,00 untuk pemakaian bulanan (terdiri dari dua kali penggantian coil dua pasang, kapas, dan penggantian cairan nikotin satu jenis).
ADVERTISEMENT
Tetapi harga tersebut relatif sesuai dengan tingkat konsumsi penggunanya. Jika dilihat dari harga maka rokok elektrik bisa menghabiskan dana yang besar di awal saja untuk membeli rokok elektrik, RDA/RDTA, coil, kapas, baterai hingga cairan nikotin. Selanjutnya hanya membeli cairan nikotin serta coil kapasnya saja. Sedangkan untuk rokok konvensional sehari-hari kita tidak merasakan mengeluarkan dana yang besar tetapi jika dihitung setiap bulannya maka menjadi mahal.
Hasil survei lembaga demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, menemukan besarnya pengeluaran untuk rokok adalah Rp3.545,00 per hari atau Rp106.350,00 per bulan. Bahkan bungkus rokok merek terkenal seharga ½ kg telur, 2 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan lainnya (Widati, 2013).
Maka dari itu, banyak masyarakat yang kurang mampu bahkan penghasilan mereka hanya untuk makan saja, namun diantara dari mereka pengguna rokok menyisihkan uang mereka untuk membeli rokok. Semua tergantung kepada pengguna rokok. Jika mereka sudah kecanduan, maka mereka akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli rokok tersebut.
Dari segi kemasan, rokok elektrik lebih menarik karena banyak jenisnya seperti pen, portable, disposable, dan desktop. Sedangkan dalam segi bentuknya yakni pods, usb, dan vape. Sehingga masyarakat lebih banyak memilih rokok elektrik daripada rokok konvensional. Dari segi rasa, cairan nikotin rokok elektrik memiliki variasi rasa, di antaranya rasa mangga, kopi, semangka, dan sebagainya. Sedangkan rokok konvensional tidak memiliki pilihan rasa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengguna rokok elektrik, Haura, mengatakan bahwa dirinya lebih tertarik pada rokok elektrik karena bentuknya yang menarik dan tidak praktis dibawa kemana-mana.
Berbeda dengan Haura, salah satu perokok aktif, Salman, mengatakan bahwa secara kemasan rokok konvensional lebih mudah dibawa daripada rokok elektrik.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, kembali pada pilihan konsumen untuk memilih rokok konvensional atau rokok elektrik semua ada kekurangan dan kelebihannya. Selain untuk beralih dari rokok konvesional dan diklaim lebih sehat, mayoritas pengguna rokok elektrik untuk memenuhi gaya hidup belaka. Karena memiliki banyak bentuk dan varian cairan nikotin, rokok elektrik juga bisa menghilangkan stres.
Bagi Kesehatan rokok merugikan banyak pihak yaitu diri kita atau pengguna rokok maupun yang orang lain yang menghirup asap rokok tersebut atau bisa disebut perokok pasif. Bahwa perokok pasif itu lebih bahaya daripada perokok aktif menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization). Menurut Dr. Verury Verona Handayani melalui artikel halodoc alasan perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif yaitu sering menghirup asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terserang kanker paru-paru sebanyak 25%. Selain itu, perokok pasif juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (Handayani).
ADVERTISEMENT
Selain itu perokok pasif berbahaya dari perokok aktif lantaran kita menghirup asap rokok tanpa filter. Sehingga sebagai perokok pasif yang kita hirup itu langsung racun dan barangkali perokok aktif tersebut mempunyai penyakit yang dapat menular kepada kita. Sedangkan bagi perokok aktif mereka menghirup asap terdapat filter sehingga racun yang terkandung di dalam rokok tersebut tersaring oleh filter tersebut.
Bahan yang terkandung dalam rokok konvensional menurut artikel alodokter, yang dikutip dari pendapat dr. Sienny Agustin yaitu Karbon monoksida, nikotin, tar, hidrogen, sianida, benzena, formaldehida, arsenik, cadmium, admonia (Agustin). Semua Bahan-bahan tersebut berbahaya bagi Kesehatan bahkan seharusnya tidak diperkenankan untuk dikonsumsi karena ada bahan seperti Cadmium (digunakan untuk aki mobil), karbon monoksida (gas knalpot). Bahan yang terkandung dalam rokok elektronik yaitu nikotin, propilen glikol dan Diacetyl. Merokok dari bahan-bahan nya saja sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia. Rokok juga di dalam terkandung nikotin yaitu zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan. Rokok juga gerbang untuk mencoba zat adiktif lainnya seperti narkoba sebab itu berbahaya sekali.
ADVERTISEMENT
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa rokok konvensional meningkatkan risiko kematian. Sehingga jangka panjang yang disebabkan dari rokok konvensional yaitu meningkatkan risiko katarak, peradangan, keguguran, kanker, asma, sistem kekebalan tubuh menurun. Menurut Johns Hopkins Medicine, rokok tembakau lebih berbahaya daripada vape, merokok tembakau menghirup 7.000 zat kimia (Adrian).
Isunya bahwa masyarakat pindah menggunakan rokok elektrik agar berhenti merokok dan tidak terlalu bahaya bagi kesehatan. Padahal faktanya bahwa rokok elektrik sangat berbahaya bagi kesehatan menurut WHO melaporkan bahwa emisi pada e-cigarette mengandung zat yang berbahaya karena bisa menyebabkan kanker, bagi orang hamil bisa menggugurkan kandungannya dan juga menurut BPOM rokok elektrik membuat semakin kecanduan akan rokok. Menurut American Heart Association (AHA) bahwa cairan dari vape mengandung lebih sedikit zat berbahaya daripada rokok tembakau.
Karena rokok elektrik mengandung nikotin dengan dosis tinggi tetapi ini tergantung jenis rokok elektriknya, asap rokok elektrik juga bisa membahayakan kulit, Melemahkan imun alias sistem kekebalan tubuh. Serta bisa menyebabkan penyakit paru-paru dan kanker. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di awal tahun 2020, terdapat sebanyak 2.807 pasien rawat inap atau kematian akibat rokok elektrik.
ADVERTISEMENT
Selain berbahaya bagi kesehatan fisik juga bisa berbahaya bagi psikis. Karena bisa membuat gelisah ketika sudah kecanduan, lebih agresif, mudah marah, serta menyebabkan gejala depresi. Oleh karena itu, rokok elektrik bukan solusi yang tepat untuk berhenti dari rokok konvensional. Berhenti secara perlahan karena semua membutuhkan proses.
Rokok konvensional atau rokok elektrik itu semua berbahaya dan tidak ada manfaatnya. Semua zat yang terdapat di dalamnya sangat membahayakan bagi tubuh maupun psikis. Memang jika merokok risikonya tidak langsung terjadi tetapi 10 tahun atau 20 tahun yang akan datang maka penyakit akan datang dengan sendirinya. Perbedaan kedua jenis rokok tersebut dari harga, kemasan, serta kesehatan semuanya tidak sehat bagi tubuh maupun psikis. Maka dari itu berhentilah sebelum penyakit menghampiri kalian. Memang sulit untuk berhenti tetapi jika kita punya niat atau tekad yang kuat pasti bisa.
ADVERTISEMENT
Hak bagi setiap orang untuk merasakan udara yang bersih, sehat, dan bebas dari asap rokok. Sehingga rasa kemauan dan kesadaran pada pengguna rokok untuk memperhatikan sekitar jika merokok.
Ingatlah merokok tidak hanya merugikan dirimu saja tetapi orang sekitarmu! Janganlah buat rasa egois menguasaimu sehingga kesehatan orang lain tidak kamu pedulikan!
Daftar Pustaka
World Health Organization (WHO). Pernyataan: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020. Jakarta Selatan: dilansir dari https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-pernyataan-hari-tanpa-tembakau-sedunia-2020, 2020. Web
Widati, Sri. "Efektivitas Pesan Bahaya Pada Bungkus Rokok Terhadap Perilaku Merokok Masyarakat Miskin". Hasil survei lembaga demografi Fakultas Ekonomi: Jurnal Promkes 1, 2 (2013): 105-110. Pdf.
Handayani V Verona. Alasan Perokok Pasif Lebih Berbahaya dari yang Aktif. Jakarta Selatan: dilansir dari https://www.halodoc.com/artikel/alasan-perokok-pasif-lebih-berbahaya-dari-yang-aktif, 2019. Web.
ADVERTISEMENT
Agustin Sienny. 9 Kandungan Rokok yang Berefek Mengerikan untuk Tubuh. Jakarta: Alodokter, 2021. Web.
Adrian Kevin. Manfaat Rokok Elektrik untuk Mengurangi Bahaya Rokok. Jakarta: Alodokter, 2020. Web.