Konten dari Pengguna

Kepribadian Berpengaruh pada Pekerjaan Kita? Emang iya?

Fathirizky Syawali Hermawan
Mahasiswa Psikologi UB
4 Desember 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathirizky Syawali Hermawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber : https://pixabay.com/id/photos/pekerjaan-kantor-tim-bisnis-5382501/)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber : https://pixabay.com/id/photos/pekerjaan-kantor-tim-bisnis-5382501/)
ADVERTISEMENT
Apa Benar kalau kepribadian seseorang itu dapat mempengaruhi Pekerjaannya?
Kepribadian adalah elemen unik yang membedakan setiap individu satu dengan yang lain. Dalam psikologi, kepribadian mencakup mulai dari pola pikir, perasaan, hingga perilaku yang relatif stabil dalam berbagai situasi dan waktu. Di dunia professional/pekerjaan, kepribadian memiliki peran yang penting dalam menentukan cara seseorang melakukan pekerjaannya, berinteraksi dengan rekan kerjanya, dan mengatasi rintangan pekerjaan yang ada.
ADVERTISEMENT
Namun, sejauh mana kepribadian akan benar-benar memengaruhi pekerjaan? Apakah ada kepribadian tertentu yang lebih relevan dalam konteks profesional? Artikel ini akan membahas dan mengkaji hubungan antara kepribadian dan pekerjaan, dengan berdasar pada teori kepribadian, pengaruhnya terhadap aspek-aspek pekerjaan, serta faktor eksternal yang dapat memberikan korelasi terhadap hubungan ini.

Teori Kepribadian dalam Pekerjaan

Pendekatan teori kepribadian yang paling banyak digunakan dalam penelitian psikologi industri dan organisasi adalah Big Five Personality Traits milik tokoh Psikologi bernama McCrae dan Costa, yang mencakup lima dimensi utama:
1. Ekstraversi (Extraversion): Sifat ini meliputi sifat penuh energi, antusiasme, dan kemampuan bersosialisasi. Individu dengan ekstraversi tinggi biasanya lebih aktif dan nyaman bekerja dalam kelompok besar.
ADVERTISEMENT
2. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience): Dimensi ini mencakup sifat-sifat seperti, kreativitas, rasa ingin tahu, dan fleksibilitas berpikir.
3. Konsientiusitas (Conscientiousness): Merujuk pada sifat-sifat yang memiliki unsur ketelitian, kedisiplinan, dan tanggung jawab individu.
4. Kelembutan Hati (Agreeableness): Karakteristik ini mencakup sikap empati, toleransi, dan kemampuan bekerja sama.
5. Neurotisme (Neuroticism): Dimensi sifat ini berkaitan dengan stabilitas emosional, di mana individu dengan skor neurotisme yang tinggi cenderung lebih mudah mengalami stres atau kecemasan.
Setiap dimensi dalam teori ini memiliki relevansi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis pekerjaan yang di tanggung dan lingkungan pekerjaan yang dimiliki.

Pengaruh Kepribadian terhadap Pekerjaan

1. Kinerja Individu

Pengaruh pertama adalah pengaruh terhadap kinerja individu itu sendiri, Dimensi kepribadian seperti konsientiusitas memiliki hubungan yang sejalan dengan kinerja kerja. Individu yang teliti dan disiplin cenderung lebih produktif, memenuhi tenggat waktu, dan menjaga kualitas pekerjaannya. Ekstraversi juga diperlukan dalam dunia pekerjaan, karena Ekstraversi penting untuk peran yang membutuhkan interaksi sosial yang tinggi, seperti penjualan atau pelayanan kepada pelanggan. Sebaliknya, individu yang mimiliki sifat neurotisme yang tinggi sering kali dikaitkan dengan kinerja yang lebih rendah, terutama di lingkungan kerja dengan tekanan tinggi.
ADVERTISEMENT

2. Pilihan Karier

Kemudian kepribadian juga memengaruhi kecenderungan individu dalam memilih jenjang kariernya masing-masing.
o Ekstraversi: Sifat ini cocok untuk pekerjaan seseorang yang memerlukan interaksi sosial, seperti pemasaran atau hubungan Masyarakat .
o Keterbukaan terhadap Pengalaman: Mendukung seorang individu dalam bidang kreatif seperti seni, desain, atau penelitian, dan lain sebagainya.
o Konsientiusitas: Sering ditemukan pada individu yang bekerja di bidang yang membutuhkan perhatian terhadap hal-hal yang bersifat detail, seperti akuntansi atau pekerjaan perkembangan teknik.
o Agreeableness: Mendukung karier seseorang yang berbasis pelayanan, seperti pendidikan atau kesehatan.
o Neurotisme: Biasanya membatasi individu dari pekerjaan dengan tekanan yang tinggi karena rentannya terhadap stress.

3. Hubungan Interpersonal di Tempat Kerja

Tempat kerja modern sering kali menuntut Kerjasama yang baik antar individu. Sifat agreeableness memiliki peran yang sangat besar dalam menciptakan hubungan kerja yang rukun dan harmonis. Individu yang memiliki sifat empati tinggi lebih cenderung berhasil bekerjasama dalam tim, mengurangi konflik, dan membangun hubungan yang positif. Di sisi lain, individu dengan ekstraversi tinggi seringkali menjadi pusat perhatian dan panutan dalam kelompok serta mampu memotivasi rekan kerja lainnya.
ADVERTISEMENT

4. Kemampuan Manajemen dan Kepemimpinan

Ekstraversi dan konsientiusitas sering ditemukan pada pemimpin yang berhasil memimpin rekan kerjanya dengan baik. Pemimpin dengan ekstraversi tinggi biasanya lebih percaya diri dalam menyampaikan idedan gagasannya. Pemimpin yang memiliki sifat ini juga dapat membangun jaringan sosial yang baik. Konsientiusitas memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada tujuan dan mengelola sumber daya secara efektif. Keterbukaan terhadap pengalaman membantu seorang pemimpin dalam berpikir secara strategis dan beradaptasi dengan lingkungan.

Faktor Pendukung dalam Hubungan Kepribadian dan Pekerjaan

Kepribadian bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan dan kesuksesan di tempat kerja. Lingkungan kerja, budaya organisasi, dan jenis pekerjaan dapat medukung pengaruh kepribadian terhadap kinerja. Beberapa faktor yang mendukung meliputi:

1. Budaya Organisasi

Organisasi yang mendukung kreativitas akan lebih menghargai seorang individu dengan keterbukaan terhadap pengalaman yang tinggi. Sebaliknya, organisasi dengan struktur yang ketat mungkin lebih sesuai untuk individu dengan konsientiusitas tinggi.
ADVERTISEMENT

2. Sistem Penghargaan

Penghargaan berbasis kinerja individu lebih sesuai untuk orang yang berorientasi pada prestasi pribadi, sedangkan penghargaan berbasis tim mendukung individu yang unggul dan terampil dalam bekerjasama.

3. Peran dan Tuntutan Pekerjaan

Pekerjaan yang menuntut interaksi sosial membutuhkan sifat ekstraversi yang tinggi, sedangkan peran yang lebih teknis atau analitis mungkin membutuhkan konsientiusitas dan stabilitas emosional yang juga tinggi.

Kesimpulan

Kepribadian memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pekerjaan, baik dalam hal kinerja individu, pilihan karir, hubungan interpersonal, maupun kemampuan kepemimpinan. Dimensi seperti konsientiusitas dan ekstraversi seringkali dikaitkan dengan kinerja yang lebih baik dalam berbagai konteks pekerjaan. Namun, penting untuk diingat bahwa hubungan ini tidak menjadi faktor utama seseorang dalam berkinerja. faktor eksternal seperti budaya organisasi dan tuntutan pekerjaan jugamenjadi pengaruh.
ADVERTISEMENT
Pemahaman yang lebih baik tentang kepribadian karyawan dapat membantu banyak organisasi mengoptimalkan sumber daya manusia yang dimiliki, melalui penempatan yang tepat, pelatihan, dan pengelolaan lingkungan kerja. Dengan begitu, kepribadian dapat menjadi alat prediksi yang efektif dalam memilih, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan yang produktif.

Referensi