Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pola Asuh Orang Tua Menentukan Masa Depan Anak
11 Desember 2021 13:31 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari FATHUR ICHSANUDIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Nama saya Fathur Ichsanudin. Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Tangerang Program Studi Ilmu Komunikasi dan saya mendapatkan tugas dari dosen saya mata kuliah Dasar Dasar Penulisan untuk membuat sebuah artikel halaman opini untuk tugas akhir. Saya membuat artikel halaman opini, yang membahas mengenai pola asuh orang tua yang menentukan masa depan anak yaitu parenting.
ADVERTISEMENT
Pola asuh orang tua merupakan interaksi orang tua kepada anak, di mana orang tua mengajarkan anaknya mulai dari sikap, perilaku, sopan santun, attitude, kedisiplinan dan pengetahuan. Bahwa proses orang tua mengasuh anak memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter anak. Pola asuh ini bertujuan untuk mengajak para orang tua bersama sama memberikan yang terbaik untuk anak anak mereka.
Menurut saya, parenting sangatlah penting untuk dipelajari karena keluarga terutama orang tua merupakan guru pertama bagi anak dan parenting yang baik akan menentukan bagaimana karakter anak nantinya, mulai dari cara bersikap sopan santun anak kepada orang tua dan orang lain, serta menjadikan anak mempunyai pribadi yang ceria, optimis, dan mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan yang baru.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali orang tua yang belum sadar akan pentingnya ilmu parenting dan mengabaikannya. Padahal, dari hal mendasar seperti membentak saja dampaknya bisa sangat fatal untuk masa depan anak. Jika orang tua membentak dan selalu mengkritik anak sejak dari kecil, dia akan mengalami trauma dan juga akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri.
Sebagai orang tua sudah sepatutnya memberikan contoh yang baik bagi anak dan ada baiknya untuk setiap orang tua sudah sepatutnya menyiapkan fisik, mental, dan juga ilmu sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
Para orang tua juga perlu tahu bahwa anak anak ini belum bisa mengelola emosi dengan baik, jadi jika kita membentak anak akan menjadi pribadi yang tertutup dan akan memendam apa yang dia rasakan yang akan menjadi beban mental tersendiri.
ADVERTISEMENT
Jika saya lihat di lingkungan saya, banyak sekali anak anak berbakat yang akhirnya tidak sukses karena merupakan seorang peragu. Perlu orang tua ketahui hal ini sangat mungkin terjadi karena saat kecil anak tidak diberi kesempatan untuk memilih dalam ambil keputusan, dan saat remaja orang tua selalu menyepelekan pilihannya, dan orang tua sering menganggap anak tidak mampu untuk memutuskan sesuatu permasalahan, maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang ragu akan kemampuannya sendiri, minder, dan menarik diri dari pergaulan. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi anak yang sukses, tetapi sangat sedikit orang tua yang melatih anaknya untuk menjadi pribadi yang dapat berpikir kritis.
Menurut saya, salah satu faktor penting untuk melatih anak berpikir kritis adalah membiarkan anak untuk memilih dan ambil keputusan. Jika orang tua terus menerus memaksa anak untuk memilih dan mengikuti pilihan orang tua, maka kemampuan anak untuk menganalisa dan menimbang sebuah masalah akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga perlu mengajarkan anak untuk menyalurkan emosi dengan cara validasi perasaannya. Bagi orang tua yang selalu bersikeras mendidik anak dengan cara mengekang, maka anak akan diam diam pandai berbohong, mempunyai kepribadian lain di luar rumah, kesulitan mengendalikan emosi, dan yang terburuk ialah melakukan hal hal yang lebih parah dari yang dilarang oleh orang tuanya.
Hal yang penting diperhatikan oleh orang tua merupakan pola hubungan orang tua cenderung ditiru oleh anak. Contohnya jika orang tua sering bertengkar di dekat anak, maka anak akan mencatat semua dan merekam di dalam memorinya. Anak akan menganggap jika teriak, memaki adalah hal yang wajar dalam menyelesaikan masalah, dan berbuat kekerasan diperbolehkan atas alasan sayang.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, para orang tua harus selalu berdiskusi dan menjalin kedekatan dengan anak dan sampaikan kepada anak apa yang membuat kita khawatir akan pilihannya. Dengan demikian orang tua dapat mencari jalan tengah antara kemauan orang tua dan kemauan anak, dan membangun hubungan yang harmonis dengan anak anak tanpa merusak masa depan mereka karena anak bukan investasi.