Konten dari Pengguna

Jamu Tradisional Angkat Potensi Desa Pondok: Dari TOGA ke Pasar

Fathurrahman
Mahasiswa Psikologi di Universitas Diponegoro
21 Agustus 2024 8:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Klaten, 7 Agustus 2024 – Tim 2 KKN Universitas Diponegoro mengadakan pelatihan pemberdayaan masyarakat Desa Pondok melalui program "Healthy Choice, Healthy Body: Pemberdayaan Masyarakat Sehat melalui Pemanfaatan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) sebagai Minuman Tradisional (Jamu)". Program yang berlangsung di Balai Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, ini diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan PKK Desa. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lokal Desa Pondok, terutama dalam pengolahan TOGA menjadi minuman tradisional jamu yang bernilai ekonomi.
ADVERTISEMENT
Desa Pondok dikenal memiliki kekayaan alam berupa TOGA yang melimpah, tetapi keterbatasan pemasaran membuat produk-produk jamu desa ini hanya dikenal di kalangan lokal. Program ini dirancang untuk memberdayakan ibu-ibu anggota Tim Penggerak PKK desa agar mampu mengolah TOGA menjadi produk jamu yang tidak hanya sehat tetapi juga memiliki nilai jual lebih tinggi. Selain meningkatkan ekonomi keluarga, pelatihan ini juga bertujuan untuk memperluas pasar jamu tradisional di luar wilayah desa.
Program ini diawali dengan pemaparan manfaat jamu tradisional, seperti beras kencur dan kunir asem, serta pentingnya sanitasi dalam proses pengolahan. Para peserta kemudian mengikuti demonstrasi langsung cara membuat jamu dari TOGA yang ada di sekitar desa. Setelah itu, pelatihan berlanjut dengan materi strategi pemasaran dan branding produk, termasuk teknik penentuan harga jual yang kompetitif, desain logo, dan pemanfaatan media sosial untuk memperluas jangkauan pasar.
ADVERTISEMENT
Sesi pemaparan materi
Antusiasme peserta terlihat jelas selama pelatihan berlangsung. Tiga peserta bahkan turut aktif dalam demonstrasi pembuatan jamu beras kencur dan kunir asem. Tidak hanya itu, peserta lain juga aktif bertanya terkait kemasan dan pemasaran produk jamu yang tepat. Diskusi hangat terjadi mengenai desain kemasan yang sesuai dengan identitas merek, pemilihan warna, dan tips pemasaran melalui media digital.
Demonstrasi pembuatan produk jamu
Program ini membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Pondok. Peserta tidak hanya memahami proses pembuatan jamu yang sehat dengan bahan alami, tetapi juga mulai menyadari pentingnya sanitasi dalam pengolahan. Selain itu, mereka mendapatkan pengetahuan baru tentang teknik pemasaran, branding, dan desain kemasan yang dapat meningkatkan daya jual produk. Harapan masyarakat adalah agar program ini berkelanjutan, sehingga mereka dapat lebih mandiri dalam memproduksi dan memasarkan jamu ke pasar yang lebih luas.
Foto bersama anggota TP PKK Desa Pondok
Program kerja ini menjadi langkah awal yang signifikan bagi Desa Pondok dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan TOGA sebagai produk olahan jamu. Dengan pelatihan ini, warga desa diharapkan semakin mampu memanfaatkan potensi alam mereka secara optimal dan berdaya saing di pasar yang lebih luas.
Sampel produk jamu