Konten dari Pengguna

Waspadai Dampak Gadget, Orang Tua Desa Pondok Dibekali Psikoedukasi Pola Asuh

Fathurrahman
Mahasiswa Psikologi di Universitas Diponegoro
21 Agustus 2024 8:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Klaten, 14 Agustus 2024 – Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan penggunaan gadget yang berlebihan di kalangan remaja, mahasiswa Tim 2 KKN Universitas Diponegoro menggelar program psikoedukasi dengan tema Cerdas Mengasuh di Era Digital: Psikoedukasi Pola Asuh untuk Mengatasi Juvenile Delinquency Akibat Kecanduan Gadget. Kegiatan ini berlangsung pada 14 Agustus 2024 di Posyandu Dahlia 3, Desa Pondok, Karanganom, Kabupaten Klaten, bersamaan dengan kegiatan Posbindu.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang dampak buruk penggunaan gadget yang tidak terkontrol pada anak-anak, serta strategi pola asuh yang tepat guna mencegah terjadinya juvenile delinquency. Hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus kenakalan remaja yang berkaitan dengan kecanduan gadget serta rendahnya pengetahuan orang tua mengenai pola asuh yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.
Muhammad Fathurrahman Al-Farabie Chombetra, mahasiswa Fakultas Psikologi yang memimpin kegiatan ini, mengawali dengan sesi psikoedukasi. Dalam sesi ini, ia memaparkan tentang apa itu juvenile delinquency, hubungan antara gadget dan perilaku delinquency pada remaja, serta pentingnya peran orang tua dalam mencegah dan menangani permasalahan tersebut. "Banyak orang tua yang kurang menyadari betapa besar dampak negatif gadget terhadap anak-anak mereka, terutama dalam hal pengaruhnya terhadap perilaku mereka," ungkap Fathurrahman saat menjelaskan kepada para peserta, yang mayoritas merupakan ibu-ibu dengan anak remaja.
Sesi pemaparan materi
Selain memberikan teori dan pemahaman mendalam, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi kasus yang mengangkat contoh nyata dari permasalahan juvenile delinquency yang diakibatkan oleh penggunaan gadget. Peserta tampak antusias mengikuti simulasi ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan serta diskusi yang aktif selama sesi berlangsung. Beberapa peserta bahkan menyatakan bahwa kasus yang dibahas dalam simulasi tersebut sangat relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
ADVERTISEMENT
"Saya jadi lebih tahu bagaimana harus bersikap ketika anak saya mulai kecanduan gadget. Ternyata ini masalah yang bisa memengaruhi perkembangan psikologis anak dengan serius," ujar salah satu peserta. Antusiasme dari masyarakat terlihat nyata, di mana mereka merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan dalam mengasuh anak di era digital ini.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi para orang tua di Desa Pondok, khususnya dalam menghadapi masalah juvenile delinquency yang semakin marak terjadi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran mereka sebagai orang tua, diharapkan orang tua dapat mengontrol penggunaan gadget pada anak-anak mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi perkembangan psikologis remaja.
Foto bersama
Lebih lanjut, masyarakat berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan untuk membantu mereka menghadapi tantangan dalam mendidik anak di era modern. "Semoga ada kelanjutan dari program ini, karena kami butuh panduan dalam mendidik anak di tengah derasnya arus teknologi," tambah salah satu peserta dengan penuh harapan.
ADVERTISEMENT