Konten dari Pengguna

Kesejahteraan Guru di Indonesia: Tantangan dan Solusi

FATHURRAHMAN ARROZI
Mahasiswa semester 5 di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur yang mengambil jurusan pendidikan bahasa inggris
23 September 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FATHURRAHMAN ARROZI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesejahteraan guru di Indonesia merupakan isu yang mendesak dan perlu perhatian serius. Meskipun guru berperan vital dalam membentuk generasi penerus, banyak dari mereka yang masih menghadapi kondisi yang kurang sejahtera.
ADVERTISEMENT
Guru memiliki peran penting dalam pendidikan dan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Namun, banyak dari mereka yang mengeluhkan kesejahteraan hidup. Di Indonesia, banyak guru honorer dengan gaji rendah, bahkan di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Ini menjadi masalah, terutama dengan biaya hidup yang semakin tinggi dan sulitnya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Akibatnya, banyak guru yang menjalankan tugas mereka hanya sebagai formalitas, merasa imbalan yang diterima tidak sebanding dengan beban kerja. Meski perhatian pemerintah terhadap guru di kota besar mulai meningkat, kondisi guru di daerah terpencil masih memprihatinkan dan kurang diperhatikan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa faktor yang membuat guru di Indonesia tidak sejahtera, serta solusi yang dapat diimplementasikan.
ADVERTISEMENT

Faktor Penyebab Kesejahteraan Guru yang Rendah

1. Gaji yang Tidak Memadai
Salah satu penyebab utama kurangnya kesejahteraan guru adalah gaji yang rendah. Berdasarkan Survei Kesejahteraan Guru yang dilakukan oleh IDEAS tahun 2024, menunjukkan bahwa 42,4 persen guru gaji per bulannya di bawah Rp 2 juta per bulan, tergantung pada golongan dan masa kerja. Ini sangat jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup di daerah urban yang semakin mahal. Misalnya, di Jakarta, biaya hidup untuk satu orang bisa mencapai Rp 4,5 juta per bulan, yang berarti banyak guru terpaksa mencari pekerjaan tambahan.
2. Beban Kerja yang Tinggi
Guru di Indonesia juga menghadapi beban kerja yang sangat tinggi. Rata-rata, seorang guru mengajar 24 jam pelajaran per minggu, tetapi sering kali mereka juga harus mengurus tugas administratif dan kegiatan ekstrakurikuler.
ADVERTISEMENT
3. Kurangnya Pelatihan dan Pengembangan Profesional
Akses terhadap pelatihan dan pengembangan profesional masih terbatas. Berdasarkan laporan dari World Bank (2021), hanya 30% guru yang mengikuti pelatihan dalam satu tahun terakhir. Hal ini menyebabkan banyak guru merasa tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengajar dengan efektif, yang berujung pada kualitas pengajaran yang menurun.
4. Lingkungan Kerja yang Tidak Mendukung
Lingkungan kerja yang tidak kondusif juga menjadi masalah. Banyak sekolah di daerah terpencil yang tidak memiliki fasilitas memadai, seperti ruang kelas yang layak, akses internet, atau bahan ajar yang cukup. Data Kemendikbud menunjukkan bahwa sekitar 27% sekolah di Indonesia memiliki fasilitas yang sangat terbatas, sehingga mempengaruhi kinerja guru dan kualitas pendidikan.

Dampak Kesejahteraan yang Rendah

Kesejahteraan guru yang rendah berimbas langsung pada kualitas pendidikan. Guru yang merasa tidak dihargai dan tertekan cenderung kurang termotivasi dalam mengajar.
ADVERTISEMENT

Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Guru

1. Menaikkan Gaji dan Tunjangan
Salah satu solusi yang paling mendesak adalah menaikkan gaji dan tunjangan untuk guru. Pemerintah perlu melakukan evaluasi sistem penggajian, termasuk meningkatkan tunjangan sertifikasi yang saat ini hanya sekitar Rp 1 juta per bulan bagi guru bersertifikat. Dengan menaikkan gaji menjadi setidaknya Rp 5 juta per bulan, guru akan merasa lebih dihargai dan lebih mampu fokus pada pengajaran.
2. Mengurangi Beban Kerja
Mengurangi beban kerja guru adalah langkah penting lainnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah guru dalam satu sekolah, sehingga setiap guru tidak terbebani dengan jam mengajar yang terlalu banyak. Menurut analisis Kemendikbud, penambahan 10% jumlah guru dapat mengurangi beban kerja hingga 15%, yang secara signifikan dapat meningkatkan kualitas pengajaran.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Akses Pelatihan dan Pengembangan Profesional
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama untuk menyediakan lebih banyak program pelatihan yang relevan dan terjangkau. Misalnya, program pelatihan berbasis daring dapat diakses oleh lebih banyak guru tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Penambahan anggaran untuk pelatihan guru hingga 2% dari total anggaran pendidikan, seperti yang dianjurkan oleh World Bank, dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas pengajaran.
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Mendukung
Perbaikan fasilitas sekolah harus menjadi prioritas. Dengan meningkatkan infrastruktur dan akses terhadap teknologi, seperti internet dan bahan ajar, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi guru dan siswa. Menurut data Kemendikbud, investasi dalam infrastruktur pendidikan sebesar 5% dari anggaran pendidikan nasional dapat memberikan hasil yang signifikan dalam kualitas pendidikan.
ADVERTISEMENT
5. Meningkatkan Penghargaan dan Pengakuan
Penting juga untuk meningkatkan penghargaan dan pengakuan terhadap kerja keras guru. Program penghargaan tahunan bagi guru berprestasi, yang melibatkan masyarakat dan pemerintah, dapat memberikan motivasi lebih bagi guru untuk berkarya. Menurut survei, 80% guru merasa lebih termotivasi ketika mereka mendapatkan pengakuan atas kinerja mereka.

Kesimpulan

Kesejahteraan guru di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks, tetapi bukan tidak mungkin untuk diperbaiki. Dengan gaji yang rendah, beban kerja yang tinggi, dan kurangnya dukungan pengembangan profesional, banyak guru yang merasa tertekan dan tidak mampu memberikan yang terbaik. Namun, dengan langkah-langkah konkret seperti meningkatkan gaji, mengurangi beban kerja, menyediakan pelatihan yang relevan, memperbaiki lingkungan kerja, dan meningkatkan penghargaan, kita dapat menciptakan kondisi yang lebih baik bagi guru.
ADVERTISEMENT
Investasi dalam kesejahteraan guru bukan hanya investasi pada individu, tetapi juga pada masa depan pendidikan di Indonesia. Dengan meningkatkan kesejahteraan guru, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang mendapatkan pendidikan yang berkualitas, yang akan berdampak positif pada perkembangan bangsa.

refrensi:

https://www.kompas.com/edu/read/2024/06/06/132304871/p2g-tolak-tapera-guru-banyak-yang-utang-dan-gaji-di-bawah-rp-2-juta?page=all#:~:text=Survei%20Kesejahteraan%20Guru%20yang%20dilakukan%20oleh%20IDEAS%20tahun
https://documents.worldbank.org/en/publication/documents-reports/documentdetail/120541633011500775/the-world-bank-annual-report-2021-from-crisis-to-green-resilient-and-inclusive-recovery#:~:text=With%20189%20member%20countries,%20staff%20from%20more%20than%20170
https://www.kompasiana.com/intanrita0898/6492cb1710d8e019b029bdc2/kesejahteraan-guru-dan-dampaknya-terhadap-kualitas-pendidikan-di-indonesia
https://www.worldbank.org/in/news/press-release/2020/11/18/creating-a-21st-century-education-system-three-new-reports-address-indonesia-learning-poverty-and-inequality