Konten dari Pengguna

Mengungkap Dampak Makanan Olahan: Memahami Ancaman terhadap Kesehatan

Reyhan Fathurrahman
Mahasiswa S1 Hukum Universitas Airlangga
1 Juni 2023 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Reyhan Fathurrahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Robin Stickel from Pexels: https://www.pexels.com/photo/fries-and-burger-on-plate-70497/
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Robin Stickel from Pexels: https://www.pexels.com/photo/fries-and-burger-on-plate-70497/
ADVERTISEMENT
Makanan olahan telah menjadi bagian integral dari pola makan modern kita karena proses pengawetan, pengolahan termal, dan penambahan bahan kimia yang dilakukan untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan rasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pangan olahan didefinisikan sebagai makanan yang telah mengalami proses pengolahan untuk tujuan perdagangan. Namun, hal ini memunculkan keprihatinan tentang dampaknya terhadap kesehatan manusia. Dampak-dampak makanan olahan yang tinggi garam, gula tambahan, dan lemak jenuh menjadi perhatian utama karena adanya keterkaitan dengan masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Pada studi “Ultra‑Processed Food Consumption and Risk of Obesity: A Prospective Cohort Study of UK Biobank” oleh Rauber et al. (2020). menunjukkan bukti bahwa konsumsi makanan olahan yang lebih tinggi berisiko lebih tinggi terhadap indikator obesitas. Selain itu, menurut “Dietary Reference Intakes for Sodium and Potassium” yang ditulis oleh National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine (2019) melaporkan bahwa makanan olahan yang tinggi garam dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi dan risiko penyakit jantung. Pada penelitian yang ditulis oleh Almarshad et al. dengan judul “Relationship between Ultra-Processed Food Consumption and Risk of Diabetes Mellitus: A Mini-Review.” (2022) menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan yang sangat terkait dengan kejadian obesitas, peningkatan resistensi insulin, tingkat IMT (indeks massa tubuh), lingkar pinggang, dan tingkat kolesterol LDL (kolesterol jahat).
ADVERTISEMENT
Salah satu kekhawatiran utama terkait makanan olahan adalah rendahnya kandungan gizi yang dimiliki. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam “The Journal of the American College of Cardiology” oleh Thompson dan Johnson (2022), konsumsi makanan olahan dapat mengurangi asupan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan penting yang ditemukan dalam makanan segar. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
Menurut penelitian yang ditulis oleh Ashley N. Gearhardt dan Alexandra G. DiFeliceantonio pada 2022, dengan judul “Highly processed foods can be considered addictivesubstances based on established scientific criteria”, melaporkan bahwa makanan olahan, terutama yang tinggi gula tambahan, dapat memengaruhi kebiasaan makan dan mengaktifkan mekanisme kecanduan yang mirip dengan obat. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi berlebihan dan masalah kesehatan terkait seperti kelebihan berat badan dan penyakit metabolik.
ADVERTISEMENT
Dalam mengatasi dampak makanan olahan, peran pendidikan dan kesadaran masyarakat sangat penting. Menurut jurnal “The Impact of Awareness Campaigns on Combating the Food Wasting Behavior of Consumers” oleh Chinie et al. (2021), menjelaskan bahwa edukasi yang efektif dan kampanye kesadaran dapat mempengaruhi pola makan dan preferensi konsumen terhadap makanan olahan.
Sebagai bagian dari pola makan sehat, disarankan untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi. Beberapa bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi termasuk buah-buahan segar, sayuran hijau, biji-bijian utuh, protein sehat seperti ikan, unggas tanpa kulit, dan kacang-kacangan. Selain itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan olahan yang tinggi garam, gula tambahan, dan lemak jenuh. Dengan mengadopsi pola makan yang seimbang dan mengutamakan makanan segar, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan konsumsi makanan olahan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, makanan olahan memiliki dampak yang harus diwaspadai terhadap kesehatan manusia. Dengan konsumsi yang berlebihan, makanan olahan dapat berkontribusi besar pada masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, peradangan, dan rendahnya asupan gizi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang dimulai dari diri sendiri akan bahaya makanan olahan dan mengedukasi tentang pentingnya memilih makanan segar dan minim olahan untuk menjaga kesehatan kita.