Siasat Jalan-jalan Bagi Kaum Pas-pasan

Fathurrohman
Analis Kejahatan Narkotika, Penulis Cerita Perjalanan, ASN di BNN.
Konten dari Pengguna
23 September 2022 10:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antri naik kereta ekonomi di St. Senen, Jakarta. Foto: koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Antri naik kereta ekonomi di St. Senen, Jakarta. Foto: koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Bepergian, traveling, atau jalan-jalan adalah hak asasi bagi seluruh umat manusia. Bumi ini ciptaan Tuhan, manusia hanya sedikit memodifikasi saja. Karena itu, nikmatilah ciptaan Tuhan ini dengan baik. Menikmati ciptaan Tuhan adalah bukti rasa syukur kita sebagai makhluk-Nya.
ADVERTISEMENT
Bumi Allah ini luas, luas sekali. Jika setiap hari kaki ini digunakan untuk melangkah, tidak mungkin dapat menjangkau keseluruhan alam raya ini. Teknologi transportasi modern sekalipun, tidak dapat menjangku ke seluruh pelosok bumi ini.
Namun, keluasan bumi ini perlu kita jajaki. Soal seberapa jauh, itu urusan nanti. Soal bagaimana caranya, itu bagian yang perlu diikhtiarkan.
Saya adalah anak kampung yang semasa kecil selalu bangga melihat pesawat melintasi langit di kampung kami, di utara Karawang. Betapa hebat orang-orang yang dapat terbang bersama burung besi tersebut.
Secara otomatis, kami akan keluar dari rumah saat mendengar suara pesawat. Demi melihat wujud pesawat, walaupun jaraknya ribuan meter.
Begitulah imajinasi liar kami, tertanam untuk bepergian jauh. Bumi Allah yang luas ini terlalu mubazir untuk tidak dinikmati.
ADVERTISEMENT
Maka, hari ini, saat kami sudah berkeluarga pun, bepergian atau jalan-jalan adalah agenda rutin kami. Jauh-jauh hari, kami terlebih dahulu menentukan tujuan kotanya. Secara detail kami persiapkan rencana perjalanan tersebut.
Selain mengeksplore ragam tempat wisata di Pulau Jawa yang bisa kami tempuh dengan perjalanan darat, kami juga bepergian ke luar Pulau Jawa melalui jalur udara.
Sebagian berpendapat bahwa jalan-jalan adalah hak orang dari kelas tertentu. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, juga tidak sepenuhnya salah. Terdapat beberapa cara bagi kaum pas-pasan agar dapat bepergian.
Salah satu view hotel di pantai Mandalika, Lombok. Foto: Koleksi pribadi.
Pertama, tentukan waktu jauh-jauh hari. Dengan menentukan waktu jauh-jauh hari, maka kita akan dapat mencari tiket dan penginapan dengan harga yang lebih murah. Apalagi kalau sabar mencari paket-paket promo.
ADVERTISEMENT
Kedua, tentukan jenis transportasi dan penginapan dengan wajar. Ini adalah bagian penting. Jenis pesawat menentukan tingkat harga. Naik singa terbang tentu lebih murah dibandingkan dengan naik burung garuda. Kami sendiri tidak begitu menyoal terkait jenis pesawat. Risiko terjelek adalah waktu penerbangan tertunda beberapa jam.
Kami terbiasa dengan beragam pilihan kendaraan saat bepergian. Kendaraan pribadi, bis malam, kereta api beragam kelas (ekonomi, bisnis, atau eksekutif), pesawat, dan seterusnya.
Begitu juga terkait tempat penginapan. Di tempat wisata, umumnya kita akan lebih sering bepergian. Karena itu, carilah penginapan yang sederhana tapi tetap layak. Jika hotel berbintang, upayakan cukup di bintang tiga saja. Jika merasa nyaman di bintang dua pun tidak masalah.
Posisi penginapan juga penting karena akan menentukan mobilitas. Apalagi jika posisi penginapan ternyata dekat dengan area wisata. Referensi lain seperti jarak dengan masjid, stasiun, bandara, pasar, atau pusat perbelanjaan adalah hal-hal detail yang juga perlu dipelajari.
ADVERTISEMENT
Saat kami ke Lombok beberapa waktu yang lalu, kami sangat puas dengan penginapan yang kami pilih. Hotel menghadap ke laut, berupa cottage yang totalnya hanya enam room, terdapat kolam renang yang tergolong semi-privat, dan kepuasan lainnya.
Wisatawan berpose di samping kolam renang di salah satu cottage di Mandalika. Foto: koleksi pribadi
Ketiga, sewa kendaraan saat di lokasi tujuan. Jauh-jauh hari, saya akan hunting kendaraan selama di tempat wisata. Sewa kendaraan berikut supir, model lepas kunci, atau bahkan tidak perlu sewa karena tempat wisata dekat dengan tempat penginapan.
Detail lain seperti apakah perlu menyewa kendaran full selama di tempat tujuan atau cukup beberapa hari saja juga menjadi pertimbangan lain. Inti dari pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah efisiensi budget.
Keempat, model makanan saat di tempat wisata. Biasanya tanpa terasa, budget untuk makanan ini cukup besar. Kuncinya adalah mengatur agar pola makan ini diatur. Tidak harus selalu makan di rumah makan mewah.
ADVERTISEMENT
Warung Padang, pecel lele Lamongan, lalu sesekali masuk ke tempat makan kelas resto. Cara seperti ini juga bagus untuk mendidik anak-anak agar terbiasa dengan aneka ragam makanan. Bahkan, salah satu makanan favorit anak saya adalah nasi goreng. Dia tidak peduli nasi goreng dari warung model apa.
Mungkin masih ada cara lain agar Anda dapat bepergian jauh dan menikmati bumi ini. Dalam beberapa kesempatan, saya merasakan berkah rezeki bersilaturahim dengan banyak orang. Saya tidak perlu repot-repot menyewa kendaraan.
Bahkan, di salah satu tempat wisata, karena pemilik mobil sedang keluar kota, dia memarkir mobilnya di parkiran bandara dengan menaruh kuncinya di bagian tersembunyi dari mobil tersebut.
Rezeki memang tidak ke mana. Begitulah pepatah mafhum yang kita ketahui.
ADVERTISEMENT
Catatan penting yang perlu juga difahami, jangan gunakan anggaran jalan-jalan ini dari gaji pokok yang sudah jelas pos-nya. Apalagi dengan cara berhutang.
Sebagai seorang ASN dengan tiga anak yang sekolah swasta dan cicilan rumah yang belum selesai di pinggiran Jakarta, take home pay bulanan sudah otomatis terserap.
Karena itu, saya akan alokasikan pendapatan lain untuk keperluan traveling. Pendapatan tersebut misalnya berupa honor narasumber, honor menulis artikel, hadiah lomba, atau rezeki lain yang tidak terduga. Secara disiplin pemasukan tersebut perlu dialokasikan ke tabungan jalan-jalan.
Jadi, bagi Anda kaum pas-pasan, silakan lakukan siasat-siasat tersebut atau siasat lainnya agar bisa menikmati bumi ciptaan Allah yang indah ini.
Masjid Islamic Center di Mataram. Salah satu destinasi wisata. Foto: koleksi pribadi