Konten dari Pengguna

Kehidupan setelah Kematian: Imajinasi?

Fatihah Jihan
post-graduate student KWTTI SKSG - University of Indonesia
24 Oktober 2024 9:18 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatihah Jihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Akhirat, Pandangan Islam, Hisab, Kehidupan, Kematian

ADVERTISEMENT
Kematian terkadang dipandang sebagai akhir. Bahkan ungkapan Life after life acap kali dipandang sebagai imajinasi sastrawan saja. Sedangkan bagi umat islam, kehidupan setelah kematian ialah bagian dari keimanan.
ADVERTISEMENT
Dalam Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, Ibnu Utsaimin menguraikan lima tahapan kehidupan manusia yang bermula dari tidak ada, dalam kandungan, kehidupan di dunia, kemudian kematian yang memasuki alam kubur, hingga kehidupan akhirat. Akhirat inilah yang dipandang dalam perspektif Islam sebagai tahapan akhir kehidupan manusia. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam karya Al Aqidah Wasithiyah menyatakan bahwa keimanan kepada hari akhir mencakup keyakinan terhadap hal-hal yang terjadi setelah kematian, seperti yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keyakinan ini meliputi alam kubur, azab dan nikmat kubur, hari kebangkitan, pengumpulan manusia di padang mahsyar, penimbangan amal, pembukaan catatan amal, perhitungan (hisab), Al Haudh (telaga), Shiroth (jembatan), syafa’at, serta surga dan neraka.
ADVERTISEMENT
Setelah tiupan pertama sangkakala, semua makhluk yang ada di langit dan di bumi akan mati, kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian, tiupan kedua akan membangkitkan manusia untuk menunggu keputusan masing-masing. Inilah yang disebut hari kebangkitan. Kebangkitan merupakan suatu kebenaran yang pasti, yang ditegaskan dalam Al-Kitab, As-Sunnah, dan disepakati oleh umat Islam. Allah Ta’ala berfirman, “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 15-16). Orang-orang yang bertakwa, yang mentauhidkan dan mentaati Allah serta Rasul-Nya, akan dikumpulkan sebagai tamu terhormat, sementara orang-orang yang durhaka karena berbuat syirik dan maksiat akan digiring dalam keadaan kehausan, layaknya hewan ternak. Allah Ta’ala berfirman, “(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai utusan terhormat dan Kami akan menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam [19]: 85-86).
Life after Life / Sumber: Pribadi
Akhirat dalam perspektif Islam bukan hanya sekedar keyakinan, tetapi juga merupakan panduan bagi umat Islam dalam menjalani hidup. Dengan memahami konsep kebangkitan, hari penghisaban, surga, neraka, dan syafaat, setiap Muslim diharapkan dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Akhirat mengajarkan bahwa setiap amal perbuatan di dunia akan ada balasannya, yang mendorong umat Islam untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi kejahatan demi meraih keridhaan Allah dan kebahagiaan di akhirat.
ADVERTISEMENT
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash: 77).
Qurthubi dalam Al Jaami’ li Ahkamil Qur’an menyatakan, “Seorang hamba seharusnya memanfaatkan nikmat dunia yang diberikan Allah untuk meraih kehidupan akhirat, yaitu surga. Sebab, seorang mukmin harus menggunakan segala yang ada di dunia untuk kepentingan akhiratnya. Dengan demikian, ia tidak boleh mengejar dunia hanya untuk menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.”
Kehidupan setelah kematian adalah salah satu ajaran fundamental dalam Islam yang memiliki dampak signifikan pada cara seorang Muslim menjalani hidupnya. Keyakinan ini mengharuskan umat Islam untuk memahami dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di akhirat. Proses ini dimulai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil, yang menyebabkan semua makhluk mati. Tiupan kedua akan membangkitkan mereka dari kubur untuk menghadapi hari penghisaban. Setelah dibangkitkan, manusia akan menghadapi hari penghisaban, di mana segala amal perbuatan mereka selama hidup akan dihisab. Pada hari ini, setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakan, baik maupun buruk. Dalam Surah Al-Zalzalah (99:7-8), Allah menyatakan bahwa setiap amal, sekecil apapun, akan terlihat dan dipertanggungjawabkan. Ini mengingatkan umat Islam untuk selalu berbuat baik dan menghindari dosa.
ADVERTISEMENT
Setelah proses penghisaban, manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan amal mereka. Bagi mereka yang beriman dan beramal shalih, Allah menjanjikan surga sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan abadi. Surga digambarkan dalam Al-Qur’an dengan berbagai kenikmatan yang tak terbayangkan. Sebaliknya, bagi mereka yang ingkar dan berbuat dosa, neraka adalah tempat siksaan yang sangat mengerikan. Dalam Surah Al-Baqarah (2:81), Allah menegaskan bahwa orang-orang yang kafir akan mendapatkan azab di neraka Jahanam. Di sisi lain, ada juga syafaat yang menjadi harapan besar bagi setiap umat, karena syafaat ini dapat membantu mereka untuk mendapatkan ampunan dan keselamatan dari azab neraka. Dalam banyak hadis, Rasulullah menjelaskan tentang syafaatnya bagi umat yang beriman.
Kehidupan setelah kematian menekankan pentingnya amal shalih selama di dunia. Umat Islam diajarkan untuk melakukan kebaikan, membantu sesama, dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, bertaubat dari dosa-dosa yang dilakukan juga sangat dianjurkan. Dalam Islam, pintu taubat selalu terbuka bagi hamba-Nya yang ingin kembali kepada jalan yang benar.
ADVERTISEMENT
Kesadaran akan kehidupan setelah kematian seharusnya memengaruhi sikap dan perilaku seorang Muslim. Dengan memahami bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara dan akan diakhiri dengan kematian, seorang Muslim diharapkan untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan. Kehidupan yang penuh kesadaran akan akhirat akan mendorong individu untuk selalu berupaya berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah.
Kehidupan setelah kematian dalam perspektif Islam adalah ajaran yang sangat penting yang mengharuskan setiap Muslim untuk mempersiapkan diri menghadapi akhirat. Dengan keyakinan akan kebangkitan, hari penghisaban, serta balasan di surga dan neraka, umat Islam diajak untuk menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab, melakukan amal shalih, dan bertaubat atas kesalahan. Konsep ini tidak hanya memberikan harapan akan kebahagiaan di akhirat, tetapi juga membentuk karakter dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Referensi
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya dengan transliterasi, Departemen Agama RI, Semarang: PT. Karya Toha Putra,t.t.
Ibnu Utsaimin. Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah.
Qurthubi. Al Jaami’ li Ahkamil Qur’an.
Rumaysho.com