Konten dari Pengguna

Realisasi Integrasi Moda Transportasi Umum Bandung Raya

Fatihah Nuritsani
Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Imu Komunikasi Universitas Padjadjaran
14 Juli 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatihah Nuritsani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rute Koridor Khusus BRT di Bandung Raya (Sumber: Humas Kota Bandung)
zoom-in-whitePerbesar
Rute Koridor Khusus BRT di Bandung Raya (Sumber: Humas Kota Bandung)
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik dari dinamika moda transportasi umum di wilayah Bandung Raya. Berdasarkan data dari opendata.bandung.go.id terhitung jumlah penduduk kota Bandung di akhir 2023 sejumlah 5.124.294 jiwa. Mobilitas pergerakan masyarakat semakin tinggi hingga akhirnya menimbulkan kemacetan di berbagai wilayah Bandung Raya. Hal ini terjadi akibat masifnya penggunaan transportasi pribadi baik berupa roda 2 maupun roda 4 oleh masyarakat Bandung Raya.
ADVERTISEMENT
Kemacetan tak hanya berdampak pada tingginya mobilitas suatu daerah, melainkan memunculkan berbagai potensi polusi. Ketersediaan layanan transportasi umum di wilayah Bandung Raya menjadi aspek kebutuhan masyarakat yang perlu diperhatikan. UU Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 158, mengamanatkan kepada Pemerintah untuk menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum di kawasan perkotaan.
Sehingga menurut Budi Setiyadi selaku Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Pemerintah harus dapat menjamin angkutan umum yang sesuai dengan harapan masyarakat seperti headway-nya (waktu interval kedatangan) jangan terlalu lama, selain itu biaya yang murah juga dibarengi dengan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan saat menggunakan transportasi umum.
Sejak tahun 2022, pemerintah Kemenhub Provinsi Jawa Barat telah memberikan fasilitas berupa transportasi umum berbasis angkutan bus. Bus bernama Trans Metro Pasundan alias Teman Bus Bandung hadir sebagai salah satu layanan transportasi umum berbasis Bus. Teman Bus merupakan implementasi program Buy The Service alias BTS dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia (RI) untuk pengembangan angkutan umum di kawasan perkotaan berbasis jalan yang menggunakan teknologi telematika dan berbasis non- tunai.
ADVERTISEMENT
Program BTS merupakan suatu program Kemehub RI yang menghadirkan angkutan perkotaan ramah lingkungan, serta menjamin transportasi yang memprioritaskan kenyaman hingga berkelanjutan. Hingga saat ini, program BTS telah berjalan sekitar 2 tahun. Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum beralih memanfaatkan transportasi umum untuk melakukan mobilisasi.
Berdasarkan data Laporan Kajian Rasio Pengguna Kendaraan Pribadi vs Kendaraan Umum Tahun 2023 yang dihimpun oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung. Menunjukkan bahwa transportasi yang paling banyak digunakan oleh warga Kota Bandung masih didominasi kendaraan pribadi.
Berdasarkan data tersebut diketahui 73,34% penduduk masih menggunakan sepeda motor, 16,825 masih menggunakan mobil pribadi, sedangkan sisanya 8,84% menggunakan kendaraan umum seperti angkutan antar kota, bus, angkutan travel, dan angkutan umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei dan analisis yang dilakukan oleh Dishub kota Bandung, masifnya penggunaan kendaraan pribadi karena beberapa hal. Salah satunya karena tidak ada kepastian waktu datang dan pergi pada sistem transportasi umum.
Tak hanya itu, alasan lainnya hadir karena masyarakat enggan untuk melakukan perpindahan antar moda transportasi umum. Serta pelayanan transportasi umum yang belum optimal secara merata menjangkau seluruh wilayah di Bandung Raya.
Hal ini disebabkan oleh tingginya pergerakan komuter di Bandung Raya, mencakup wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi. Wilayah tersebut belum difasilitasi oleh moda transportasi umum yang terintegrasi.
Sejak pertengahan tahun 2023 hingga saat ini Pemkot Kota Bandung sedang melakukan peninjauan serta pembenahan operasional jalan untuk implementasi BRT. BRT alias Bus Rapid Transit merupakan cikal bakal menuju integrasi transportasi umum di Bandung Raya.
Halte Bus di Bandung (Sumber: Antara)
Rencanan selanjutnya Pemkot Bandung akan menyiapkan infrastruktur BRT seperti jalur khusus, shelter, dan sarana pendukung lainnya. Rencananya, sebanyak 450 bus yang akan beroperasi. Dalam sehari, estimasi penumpang yang bisa ditampung BRT sebanyak 238.277 orang.
ADVERTISEMENT
Rencananya BRT akan beroperasi pada tahun 2026, berikut 20 jalur yang akan melintasi jalanan Bandung Raya;
1. Kebon Kalapa - Cibiru PP
2. Kebon Kalapa - Ledeng PP
3. Leuwipanjang - Dago PP
4. Leuwipanjang- Dago (via Dipatiukur) PP
5. Elang - Riau PP
6. Padjajaran - Antapani PP
7. Cibaduyut - Alun-alun PP
8. Stasiun Padalarang - Alun-alun PP
9. Stasiun Cimahi- Cicaheum PP
10. Ledeng- Terminal Antapani PP
11. Leuwipanjang-Tegalluar PP
12. Stasiun Hall- Tegalluar PP
13. Leuwipanjang-Soreang PP
14. Leuwipanjang - Jatinangor PP
15. Baleendah - Leuwipanjang PP
16. BEC- Baleendah PP
17. Sarijadi -Antapani PP
18. Lembang - Ledeng (Ext) PP
19. KBP - Stasiun Padalarang PP
ADVERTISEMENT
20. Baleendah- Banjaran (Ext) PP
Berbagai moda transportasi yang terintegrasi ini diharapkan bisa membuat masyarakat beralih ke angkutan umum hingga 50 persen. Tidak hanya menekan kemacetan, penggunaan transportasi massal juga mengurangi polusi.
Dengan demikian seharusnya Pemkot dan Dishub Kota Bandung harus terus menggencarkan proyek BRT. Untuk meningkatkan efektifitas proses realisasi integrasi transportasi umum, dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak. Sehingga menciptakan kolaborasi aktif guna meningkatkan proses realisasi integrasi transportasi di Bandung Raya.