Konten dari Pengguna

Adiksi Pornografi: Bahaya Dari Kecanduan Pornografi

fatih syauqi
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
4 Desember 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari fatih syauqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pornografi. Foto : shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pornografi. Foto : shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Pornografi pada umumnya adalah tulisan, gambar, atau produk audio-visual yang dapat merangsang nafsu seksual pada pembaca dan penontonnya (Mohammad, 1998). Pada umumnya belum ada kriteria yang jelas kapan suatu produk atau suatu hal dikategorikan sebagai porno dan kapan dibilang tidak porno. Istilah pornografi berasal dari kata “pornographic” yang berasal dari bahasa Yunani yaitu pornographos (porne= pelacur, dan graphien= tulisan atau lukisan, jadi tulisan atau lukisan tentang pelacur, atau suatu deskripsi dari perbuatan para pelacur).
ADVERTISEMENT
Pornografi telah menjadi isu global. Menurut data dari UNICEF pada tahun 2017 terkait isu pornografi di media sosial mencapai 51,7% pada generasi Z. Data pornografi dari tahun 2022 sudah menangani konten negatif dalam 1,3 juta dan yang tertinggi adalah mengenai pornografi (1.062.558), menurut studi Kesehatan 2017, tiga sumber pornografi teratas adalah internet (57%), diikuti kartun (43%), dan media sosial (34%). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen pornografi cenderung mengalami efek adiksi. Artinya jika seseorang sekali menyukai pornografi maka seseorang itu akan merasakan kebutuhan untuk terus mengkonsumsi pornografi. Orang yang mengalami adiksi pornografi akan mengalami proses peningkatan (eskalasi) kebutuhan (Rumyeni dan Lubis, 2013). Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Roviqoh pada tahun 2007 melaporkan bahwa sebanyak 84,4 responden terangsang setelah menonton pornografi, sebanyak 2,2% berakhir melakukan hubungan seksual, dan sebanyak 31,5% melakukan masturbasi/onani.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup, kontrol orang tua, dan BLAST (Bored, Lonely, Angry-Afraid, Stress, Tired) mempengaruhi pendekatan anak dan remaja terhadap pornografi. Efek pertama dari kecanduan pornografi adalah kerusakan otak. Ketika kita melihat pornografi, tubuh akan melepaskan hormon dopamin. Jadi semakin banyak menonton pornografi, semakin banyak hormon dopamin yang keluar hingga membanjiri korteks prefrontal. Korteks prefrontal merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai pusat kepribadian karena memiliki fungsi eksekutif (Rappler, 2017).
Kecanduan adalah kondisi dimana tubuh dan pikiran dengan parahnya sangat memerlukan sesuatu agar dapat bekerja dengan baik. Kecanduan pornografi dapat menghambat proses berkembangnya otak bagi para pecandu tersebut. Dimana seharusnya otak dapat lebih berkembang dengan segala prosesnya namun harus rusak karena adiksi pornografi tersebut. Jika kecanduan pornografi tidak dapat diatasi pada diri seseorang akan menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmitter, menyebabkan perubahan sistem limbic, melemahkan sistem kontrol, sehingga dapat terjadi perubahan fungsi otak termasuk emosional, konsentrasi, dan perilaku. (Bancroft, J. 2009).
ADVERTISEMENT
Kecanduan pornografi dapat menyerang bagian otak yaitu Prefrontal Korteks (PFC) yang dimana PFC berfungsi sebagai pusat kendali emosi, konsentrasi, pembeda antara baik dan buruk, pengendalian diri, berpikir kritis, perencanaan masa depan, dan membentuk kepribadian sosial. Secara fisik pornografi dapat merusak otak, secara psikologis pornografi dapat menyebabkan gangguan emosi. Beberapa dampak psikologis ketika seseorang sudah kecanduan pornografi adalah merasa bingung karena selalu ingin menonton pornografi, atau mudah marah dan sakit hati apabila kesulitan saat ingin mengakses pornografi.
Kerusakan otak akibat pornografi lebih berat dibanding kecanduan akan hal lainnya. Jika dibandingkan dengan adiksi narkoba maka adiksi pornografi lebih merusak otak. Jika mengonsumsi narkoba dapat merusak 3 bagian otak, maka pornografi dapat merusak 5 bagian otak. Mengkonsumsi pornografi jauh lebih mudah dibandingkan mengkonsumsi narkoba. Menghilangkan bekas kecanduan narkoba bisa dengan melakukan terapi medis dan sejumlah syarat pendukung lainnya. Namun otak yang sudah bertahun-tahun dijejali pornografi akan sulit bersih dari pengaruh pornografi itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kerusakan otak akibat pornografi tidak hanya mempengaruhi fungsi luar otak tetapi juga merangsang tubuh, fisik, dan emosi, serta diikuti dengan perilaku seksual yang ingin dilakukan terus-menerus pada orang yang kecanduan pornografi. Kurangnya perhatian keluarga dan kurangnya pendidikan agama menjadi salah dua faktor dari kecanduan pornografi. Perasaan kesepian di lingkungan dan perasaan tidak diperhatikan menyebabkan seseorang mencoba hal-hal baru yang membuat mereka terhibur. Saat seseorang mengkonsumsi pornografi, maka diproduksi hormon dopamin yang mengeluarkan serotonin dan endorfin sehingga menimbulkan kepuasan dan membuat seseorang itu ingin terus-menerus mengulanginya. Individu yang telah kecanduan pornografi sering kali merasa tertekan untuk terus menonton meskipun mereka tidak puas dan menyesal setelah melakukannya. Penyesalan seorang pecandu pornografi karena telah menonton pornografi hanya bersifat penyesalan sementara karena hal ini akan terus berulang dengan pola yang sama.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun pornografi merupakan hal yang sangat berbahaya bagi kalangan manapun terutama remaja sebagai pondasi masa depan bangsa. Upaya pemerintah dalam memblokir akses-akses pornografi tidak cukup untuk menghentikan para pecandu pornografi tersebut. Banyak cara atau alternatif lain bagi para pecandu pornografi untuk kembali mengakses pornografi, bahkan jika itu berbayar. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan telah mencatat bahwa saat ini masih banyak situs porno yang beredar dan dapat diakses oleh pengguna internet walaupun telah banyak yang diblokir oleh pemerintah karena keberadaan situs porno ini seperti deret ukur dan deret hitung, jika diblokir 10 situs maka akan muncul 100 lainnya, jika diblokir 100 situs maka akan muncul 1000 lainnya. Orang tua harus selalu memperhatikan anak-anaknya agar terhindar dari pornografi. Karena jika seseorang telah masuk atau telah mengkonsumsi pornografi akan sulit baginya untuk berhenti. Mencegah seseorang untuk tidak kecanduan pornografi lebih mudah daripada menyembuhkan orang yang telah kecanduan pornografi. Rutin melakukan olahraga dan tidak sering berada dalam kesendirian merupakan contoh solusi bagi orang yang telah adiksi pornografi. Sembuh dari kecanduan pornografi merupakan hal yang sulit namun bukan berarti hal yang tidak mungkin. Kembali kepada individu masing-masing mengenai motivasi mereka untuk sembuh dari adiksi pornografi ini.
ADVERTISEMENT
Fajri, R. A., Rahmawati, Y., Az-Zahra, R., Hanan, M. A., Triasiana, B., & Harianto, D. D. (2023, October 18). Analisis Adiksi Pornografi Terhadap Kualitas Pendidikan Generasi Z Melalui Metode KIE, 6. https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/semnas/article/viewFile/1475/1479
Sutatminingsih, R., & Tuapattinaja, J. M. (2019). Psikoedukasi pencegahan adiksi pornografi. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Communique, 1(2), 45-51.
https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/view/15